Pelajar Australia Bangga Bahasa Indonesia
Pemerintah Australia menyiapkan anggaran khusus kepada para pendidik untuk mempelajari minimal 5 bahasa negara lain termasuk Bahasa Indonesia.
Kunjungi Trisma, Uji Kecakapan Berbahasa Indonesia
DENPASAR, NusaBali
Belasan pelajar Rochester College Australia mengunjungi SMAN 3 Denpasar pada, Jumat (31/3). Kedatangan rombongan ini secara khusus untuk belajar Bahasa Indonesia dan berkeliling melihat beragam kreativitas sekolah yang dikenal dengan sebutan Trisma ini. Dalam kunjungan ini, sebanyak 15 pelajar dan dua orang guru Australia ini tampak santai berbincang-bincang menggunakan Bahasa Indonesia. Pelajar Trisma pun tak melewatkan kesempatan ini, mereka dengan antusias menjawab pertanyaan pelajar Australia terkait pendidikan di Trisma.
Begitu pula sebaliknya, pelajar Trisma tak segan-segan untuk menanyakan sistem pendidikan di Australia. Meski tak sepenuhnya para bule tersebut fasih berbahasa Indonesia, tetap menjadi kebanggaan tersendiri bahwa Bahasa Indonesia dianggap penting untuk dipelajari. Lebih-lebih era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) saat ini, untuk bisa meraih kesuksesan setidaknya menguasai bahasa negara lain selain bahasa Inggris.
Hal tersebut diungkapkan Annie, guru pendamping para pelajar Australia ini. "Belajar Bahasa Indonesia itu penting. Selain karena negara kita bertetangga, kebudayaan Indonesia juga sangat menarik untuk dipelajari. Maka itu harus paham bahasa terlebih dahulu sebelum belajar kebudayaannya," ungkapnya yang sejak 19 tahun lalu mulai belajar Bahasa Indonesia.
Dijelaskan Annie, pemerintah Australia bahkan menyiapkan anggaran khusus kepada para pendidik untuk mempelajari minimal 5 bahasa negara lain termasuk Bahasa Indonesia. "Pemerintah membiayai guru untuk belajar bahasa lain, selain Bahasa Inggris. Karena semakin banyak bahasa yang dikuasai semakin bagus. Apalagi di era MEA saat ini," jelasnya.
Sementara itu bagi para pelajar di Australia, khususnya di Rochester College pelajaran Bahasa Indonesia telah masuk dalam kurikulum. "Pelajaran bahasa Indonesia wajib diberikan di kelas 1 dan kelas 2. Kemudian menjadi mata pelajaran pilihan di kelas berikutnya," terangnya yang baru 3 kali menginjakkan kaki di Indonesia ini.
Mengenai pemilihan Trisma sebagai sekolah tujuan, menurut Annie karena sekolah ini prestasinya cukup gemilang. "Ternyata sampai di sini memang sekolahnya indah, siswanya ramah dan banyak peroleh tropi," ujarnya.
Ditambahkan Malia Sayuti, Direktur ATA Travel Services, kegiatan para pelajar Australia ini berlangsung selama 8 hari. "Mereka sudah mengunjungi beberapa sekolah dan tempat wisata di Jogjakarta selama 4 hari. Lanjut di Bali selama 4 hari," jelasnya didampingi tour guide I Nyoman Surata. Selama di Bali, para pelajar ini melakukan kunjungan ke Bedugul, Danau Beratan, Cooking Class di Ubud, serta Short Course Bahasa Indonesia di IALF Sesetan.
Ditemui di sela-sela kunjungan, Wakasek Kehumasan Trisma, Putu Gede Subrata mengatakan studi tour pelajar luar negeri ke sekolah di Bali merupakan potensi wisata yang selama ini belum digarap dengan baik. "Bali selain dikenal dengan wisata budaya dan alamnya, ternyata dunia pendidikan juga menarik dijadikan objek wisata. Nyatanya beberapa sekolah di Denpasar sering mendapat kunjungan sekolah lain termasuk luar negeri," ujarnya.
Maka itu pihaknya meminta pemerintah mulai melek terhadap potensi ini. "Pemerintah biar ada sedikit perhatian untuk pengembangan ke depan. Karena sekolah kontribusi juga pada wisata. Misalnya saja Trisma, dalam setahun bisa menerima 15 kunjungan dari rombongan sekolah dalam negeri maupun luar negeri seperti Korea dan Jepang," jelasnya didampingi Waka Kesiswaan, Made Mertana. * nvi
1
Komentar