519 Sapi di 5 Desa Divaksin PMK
Edukasi pencegahan PMK juga perlu dilakukan karena virus yang menyerang ternak ini bisa ditularkan melalui orang, barang, hingga alat transportasi ternak.
NEGARA, NusaBali
Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Jembrana, melaksanakan disinfeksi berupa penyemprotan disinfektan dan vaksinasi PMK serentak di lima desa/kelurahan, Senin (11/7). Dalam kegiatan vaksinasi secara jemput bola ke kandang-kandang peternak tersebut, sebanyak 519 ekor sapi menjalani vaksinasi PMK.
Lima desa/kelurahan sasaran disinfeksi dan vaksinasi PMK itu tersebar di tiga kecamatan. Di antaranya Desa Pergung dan Kelurahan Tegal Cangkring di Kecamatan Mendoyo. Kemudian Desa Banyubiru di Kecamatan Negara. Dan dua desa lainnya, adalah Desa Manistutu dan Desa Nusasari di Kecamatan Melaya.
Sebelum pelaksanaan vaksinasi PMK, dilaksankan apel yang dipimpin oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) di areal parkir Kebun Raya Jagatnatha, Jalan Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Jembrana. Turut hadir dalam apel tersebut, Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana, Sekda Jembrana I Made Budiasa, Kasdim 1617/Jembrana Mayor Inf I Gusti Made Seputra, dan sejumlah Kepala OPD Pemkab Jembrana.
Adapun petugas yang terlibat dalam tim gabungan disinfeksi dan vaksinasi PMK itu, di antaranya jajaran dari Dinas Pertanian dan Pangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satpol PP Jembrana. Begitu juga hadir perwakilan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jembrana, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perwakilan aparat dari lima desa/kelurahan sasaran vaksiansi.
Wabup Ipat mengatakan, Kabupaten Jembrana saat ini dikategorikan zona hijau dalam penyebaran PMK. Kendati demikian, dirinya meminta kepada jajaran Satgas Penanganan PMK Jembrana untuk mengintensifkan pencegahan PMK pada ternak yang dapat merugikan peternak. "Meskipun kemarin ditemukan beberapa suspek hewan ternak milik warga yang diindikasi tertular PMK, hal itu sudah direspon cepat oleh Satgas. Di antaranya penjemputan dan dilakukan tindakan pemotongan bersyarat sebagai langkah untuk memusnahkan sumber pathogen (virus). Saya sangat mengapresiasi respons cepat yang dilakukan oleh jajaran Satgas PMK Jembrana," ucap Wabup Ipat yang putra sulung mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa ini.
Wabup Ipat menambahkan, di samping penanganan pada ternak, juga perlu memberikan edukasi kepada peternak terkait pencegahan PMK. Mengingat virus PMK ini bisa ditularkan melalui orang, barang, hingga alat transportasi ternak. "Saya ingin, meskipun saat ini sudah tidak ada lagi ditemukan suspek PMK, tidak menutup kemungkinan penularan bisa terjadi lagi. Maka dari itu intensifkan vaksinasi dan spraying terhadap hewan-hewan ternak milik warga. Di samping itu edukasi juga para peternak, apa yang menjadi kiat-kiat pencegahan dini terhadap virus PMK," ujar Wabup Ipat yang juga sempat turun memantau disinfeksi dan vaksinasi PMK di wilayah Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Sementara berdasar data yang diterima NusaBali, dari gerakan vaksinasi PMK serentak di lima desa kemarin, berhasil memvaksin sebanyak 519 ekor sapi. Sementara dalam vaksinasi PMK yang sempat dilaksanakan di Desa Pergung pada Kamis (7/7) lalu, sudah divaksin 97 ekor sapi. Dengan tambahan 519 ekor sapi yang divaksin, total sudah ada 616 ekor sapi yang telah divaksin PMK di lima desa yang sempat ditemukan kasus suspek PMK tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, untuk disinfeksi dan vaksinasi PMK di lima desa itu, rencananya akan kembali dilanjutkan dalam beberapa hari ke depan.
Disinggung mengenai stok vaksin PMK, kata Sutama, sementara dipastikan cukup aman. Dari total 2.000 dosis vaksin PMK yang diterima beberapa waktu lalu, masih tersisa sekitar 1.300 dosis. Nantinya ketika stok vaksin menipis, akan diajukan permohonan ke Pemprov. "Prioritas kita di lima desa dulu. Sementara kita ambil dulu dalam radius 3 kilometer. Nanti kalau sudah selesai, baru kita perluas menyasar desa lainnya. Kita juga tetap evaluasi agar ke depan disinfeksi dan vaksinasi lebih efektif," ucap Sutama.*ode
Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Jembrana, melaksanakan disinfeksi berupa penyemprotan disinfektan dan vaksinasi PMK serentak di lima desa/kelurahan, Senin (11/7). Dalam kegiatan vaksinasi secara jemput bola ke kandang-kandang peternak tersebut, sebanyak 519 ekor sapi menjalani vaksinasi PMK.
Lima desa/kelurahan sasaran disinfeksi dan vaksinasi PMK itu tersebar di tiga kecamatan. Di antaranya Desa Pergung dan Kelurahan Tegal Cangkring di Kecamatan Mendoyo. Kemudian Desa Banyubiru di Kecamatan Negara. Dan dua desa lainnya, adalah Desa Manistutu dan Desa Nusasari di Kecamatan Melaya.
Sebelum pelaksanaan vaksinasi PMK, dilaksankan apel yang dipimpin oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna (Ipat) di areal parkir Kebun Raya Jagatnatha, Jalan Sudirman, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Jembrana. Turut hadir dalam apel tersebut, Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana, Sekda Jembrana I Made Budiasa, Kasdim 1617/Jembrana Mayor Inf I Gusti Made Seputra, dan sejumlah Kepala OPD Pemkab Jembrana.
Adapun petugas yang terlibat dalam tim gabungan disinfeksi dan vaksinasi PMK itu, di antaranya jajaran dari Dinas Pertanian dan Pangan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satpol PP Jembrana. Begitu juga hadir perwakilan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Jembrana, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan perwakilan aparat dari lima desa/kelurahan sasaran vaksiansi.
Wabup Ipat mengatakan, Kabupaten Jembrana saat ini dikategorikan zona hijau dalam penyebaran PMK. Kendati demikian, dirinya meminta kepada jajaran Satgas Penanganan PMK Jembrana untuk mengintensifkan pencegahan PMK pada ternak yang dapat merugikan peternak. "Meskipun kemarin ditemukan beberapa suspek hewan ternak milik warga yang diindikasi tertular PMK, hal itu sudah direspon cepat oleh Satgas. Di antaranya penjemputan dan dilakukan tindakan pemotongan bersyarat sebagai langkah untuk memusnahkan sumber pathogen (virus). Saya sangat mengapresiasi respons cepat yang dilakukan oleh jajaran Satgas PMK Jembrana," ucap Wabup Ipat yang putra sulung mantan Bupati Jembrana I Gede Winasa ini.
Wabup Ipat menambahkan, di samping penanganan pada ternak, juga perlu memberikan edukasi kepada peternak terkait pencegahan PMK. Mengingat virus PMK ini bisa ditularkan melalui orang, barang, hingga alat transportasi ternak. "Saya ingin, meskipun saat ini sudah tidak ada lagi ditemukan suspek PMK, tidak menutup kemungkinan penularan bisa terjadi lagi. Maka dari itu intensifkan vaksinasi dan spraying terhadap hewan-hewan ternak milik warga. Di samping itu edukasi juga para peternak, apa yang menjadi kiat-kiat pencegahan dini terhadap virus PMK," ujar Wabup Ipat yang juga sempat turun memantau disinfeksi dan vaksinasi PMK di wilayah Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Sementara berdasar data yang diterima NusaBali, dari gerakan vaksinasi PMK serentak di lima desa kemarin, berhasil memvaksin sebanyak 519 ekor sapi. Sementara dalam vaksinasi PMK yang sempat dilaksanakan di Desa Pergung pada Kamis (7/7) lalu, sudah divaksin 97 ekor sapi. Dengan tambahan 519 ekor sapi yang divaksin, total sudah ada 616 ekor sapi yang telah divaksin PMK di lima desa yang sempat ditemukan kasus suspek PMK tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Sutama mengatakan, untuk disinfeksi dan vaksinasi PMK di lima desa itu, rencananya akan kembali dilanjutkan dalam beberapa hari ke depan.
Disinggung mengenai stok vaksin PMK, kata Sutama, sementara dipastikan cukup aman. Dari total 2.000 dosis vaksin PMK yang diterima beberapa waktu lalu, masih tersisa sekitar 1.300 dosis. Nantinya ketika stok vaksin menipis, akan diajukan permohonan ke Pemprov. "Prioritas kita di lima desa dulu. Sementara kita ambil dulu dalam radius 3 kilometer. Nanti kalau sudah selesai, baru kita perluas menyasar desa lainnya. Kita juga tetap evaluasi agar ke depan disinfeksi dan vaksinasi lebih efektif," ucap Sutama.*ode
1
Komentar