Gianyar Bangun SMPN Unggulan
Pemkab Gianyar berencana membangun SMPN unggulan di Banjar Patas, Desa Taro Kaja, Kecamatan Tegallalang, yang ditargetkan sudah beroperasi tahun 2018 mendatang.
Adopsi Pola SMAN Bali Mandara, Namanya SMPN ‘Segara-Gunung’
GIANYAR, NusaBali
Disebut unggulan, karena model pendidikan sekolah ini mengadopsi pola SMAN/SMKN Bali Mandara milik Pemprov Bali di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Informasi yang dihimpun NusaBali di Gianyar, Minggu (2/4), adopsi model pendidikan SMAN/SMKN Bali Mandara ini akan diterapkan mulai sistem penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2017/2018. Persyaratan peserta didik yang diterima pun khusus bagi anak berprestasi dari kalangan keluarga miskin.
Nantinya, pihak sekolah akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah calon peserta diri, untuk verifikasi dan memastikan kondisi kemiskinan anak tersebut. Seluruh peserta dirik akan diasramakan di sekolah unggulan ini, sama seperti SMAN/SMKN Bali Mandara.
Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, I Made Suradnya, menyatakan pihaknya semula berencana membangun SMA unggulan seperti SMAN Bali Mandara milik Pemprov Bali. Namun, rencana itu batal karena sesuai ketentuan baru, kesenangan pengelolaan SMAN-/SMKN beralih dari kabupaten/kota ke provinsi.
“Rencananya nanti, Bupati Gianyar akan memberi nama SMPN unggulan di Desa Taro Kaja ini dengan tajuk ‘Segara Gunung’. Karena nantinya akan dibangun dua SMPN yang sama. Satu di wilayah pegunungan (Desa Taro Kaja) dan satu lagi di wilayah pantai (dekat segara),” ungkap Made Suradnya kepada NusaBali di Gianyar, Minggu kemarin.
Menurut Suradnya, lokasi SMPN unggulan di wilayah pesisir belum dipastikan hingga saat ini, karena Pemkab Gianyar kesulitan lahan. Sedangkan untuk SMPN unggulan di Desa Taro Kaja, telah dianggarkan Rp 3,5 miliar. Bangunan SMPN unggulan di Desa Taro Kaja ini terdiri dari ruang kelas, dapur, sarana olahraga, kamar tidur, dan kamar MCK.
Seperti halnya SMAN/SMKN Bali Mandara, seluruh siswa SMP Segara Gunung bersi Pemkab Gianyar ini akan diasramakan. “Karena seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan akan diasramakan di areal sekolah ini, makanya perlu dibuat kamar tidur’’ jelas birokrat yang mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Gianyar ini.
Suradnya menjelaskan, lawaswan Banjar Taro Kaja, Desa Taro dipilih sebagai lokasi SMPN unggulan ala Bali Mandara, karena tempat ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang cenderung bising. SMPN unggulan ini akan dibangun di atas lahan seluas 1.5 hektare milik desa adat setempat. “Sekolah unggulan ini bersifat khusus, karena tidak menerima siswa dari luar Kabupaten Gianyar,” jelas Suradnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Gianyar, I Wayan Sadra, lokasi SMPN unggulan tepat berada di sebelah barat SMKN 2 Tegallalang di Desa Kaja. Menurut Wayan Sadra, SMPN unggulan ini ditargetkan sudah beroperasi tahun 2018 mendatang. Untuk tahun pertama, jumlah pserta diri yang diterima dibatasi hanya 20 orang. Mereka dianggarkan Rp 25 juta tiap orang per tahun.
Ditanya soal kecenderungan mental anak seusia SMP agak sulit diasramakan, menurut Sadra, tidak benar anggapan itu. Sebab, asumsinya anak-anak dari keluarga miskin ini tidak ada yang mengurus di rumahnya.
“Dibandingkan mereka miskin dan tidak ada yang ngurus di rumah, masa dikasi makan enak di asrama menolak? Kan sama, SMAN Bali Mandara juga awalnya coba-coba menerapkan model asrama ini,’’ papar Sadra. Menurut Sadra, anak-anak di SMPN unggulan ini wajib diasramakan. “Jika tidak mau diasramakan, jangan harap diterima masuk SMPN unggulan,” katanya. * lsa
GIANYAR, NusaBali
Disebut unggulan, karena model pendidikan sekolah ini mengadopsi pola SMAN/SMKN Bali Mandara milik Pemprov Bali di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Informasi yang dihimpun NusaBali di Gianyar, Minggu (2/4), adopsi model pendidikan SMAN/SMKN Bali Mandara ini akan diterapkan mulai sistem penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2017/2018. Persyaratan peserta didik yang diterima pun khusus bagi anak berprestasi dari kalangan keluarga miskin.
Nantinya, pihak sekolah akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah calon peserta diri, untuk verifikasi dan memastikan kondisi kemiskinan anak tersebut. Seluruh peserta dirik akan diasramakan di sekolah unggulan ini, sama seperti SMAN/SMKN Bali Mandara.
Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, I Made Suradnya, menyatakan pihaknya semula berencana membangun SMA unggulan seperti SMAN Bali Mandara milik Pemprov Bali. Namun, rencana itu batal karena sesuai ketentuan baru, kesenangan pengelolaan SMAN-/SMKN beralih dari kabupaten/kota ke provinsi.
“Rencananya nanti, Bupati Gianyar akan memberi nama SMPN unggulan di Desa Taro Kaja ini dengan tajuk ‘Segara Gunung’. Karena nantinya akan dibangun dua SMPN yang sama. Satu di wilayah pegunungan (Desa Taro Kaja) dan satu lagi di wilayah pantai (dekat segara),” ungkap Made Suradnya kepada NusaBali di Gianyar, Minggu kemarin.
Menurut Suradnya, lokasi SMPN unggulan di wilayah pesisir belum dipastikan hingga saat ini, karena Pemkab Gianyar kesulitan lahan. Sedangkan untuk SMPN unggulan di Desa Taro Kaja, telah dianggarkan Rp 3,5 miliar. Bangunan SMPN unggulan di Desa Taro Kaja ini terdiri dari ruang kelas, dapur, sarana olahraga, kamar tidur, dan kamar MCK.
Seperti halnya SMAN/SMKN Bali Mandara, seluruh siswa SMP Segara Gunung bersi Pemkab Gianyar ini akan diasramakan. “Karena seluruh anak, baik laki-laki maupun perempuan akan diasramakan di areal sekolah ini, makanya perlu dibuat kamar tidur’’ jelas birokrat yang mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Gianyar ini.
Suradnya menjelaskan, lawaswan Banjar Taro Kaja, Desa Taro dipilih sebagai lokasi SMPN unggulan ala Bali Mandara, karena tempat ini jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang cenderung bising. SMPN unggulan ini akan dibangun di atas lahan seluas 1.5 hektare milik desa adat setempat. “Sekolah unggulan ini bersifat khusus, karena tidak menerima siswa dari luar Kabupaten Gianyar,” jelas Suradnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Gianyar, I Wayan Sadra, lokasi SMPN unggulan tepat berada di sebelah barat SMKN 2 Tegallalang di Desa Kaja. Menurut Wayan Sadra, SMPN unggulan ini ditargetkan sudah beroperasi tahun 2018 mendatang. Untuk tahun pertama, jumlah pserta diri yang diterima dibatasi hanya 20 orang. Mereka dianggarkan Rp 25 juta tiap orang per tahun.
Ditanya soal kecenderungan mental anak seusia SMP agak sulit diasramakan, menurut Sadra, tidak benar anggapan itu. Sebab, asumsinya anak-anak dari keluarga miskin ini tidak ada yang mengurus di rumahnya.
“Dibandingkan mereka miskin dan tidak ada yang ngurus di rumah, masa dikasi makan enak di asrama menolak? Kan sama, SMAN Bali Mandara juga awalnya coba-coba menerapkan model asrama ini,’’ papar Sadra. Menurut Sadra, anak-anak di SMPN unggulan ini wajib diasramakan. “Jika tidak mau diasramakan, jangan harap diterima masuk SMPN unggulan,” katanya. * lsa
Komentar