Reuni Agung Istakari 2022, Ajang Temu Kangen Sekaligus Gelar Diskusi Seni
DENPASAR, NusaBali
Reuni Agung Ikatan Siswa Tamatan Kokar Bali (Istakari) Sanggraha Budaya Bali bakal digelar 16 Juli 2022 mendatang.
Konservatori Karawitan (Kokar) Bali yang kini menjadi SMKN 3 Sukawati sudah mempunyai ‘nama’, dan lulusannya sangat banyak berkiprah di berbagai negara.
“Ajang reuni agung ini merupakan kegiatan temu kangen para lulusan Kokar yang kini banyak berkiprah di berbagai bidang,” kata Ketua Umum Yayasan Istakari Sanggraha Budaya Bali Drs I Wayan Madra Aryasa MA saat keterangan pers, di Taman Budaya (Art Centre), Denpasar, Selasa (12/7).
Hadir dalam kesempatan tersebut budayawan Prof I Made Bandem, Prof I Wayan Dibia, serta para pengurus Yayasan Istakari yang juga alumni Kokar.
Wayan Madra Aryasa mengatakan, sejak Kokar didirikan 60 tahun silam, ada rasa kerinduan dari para alumni untuk bertegur sapa, berkomunikasi menyampaikan ide dan gagasan bagi pemajuan kebudayaan Bali terutama regenerasi mendatang yang tetap melestarikan serta mengharumkan budaya Bali di mata dunia. “Kegiatan akan diisi di antaranya diskusi, pagelaran atau hiburan dan akan berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali,” ucap mantan Kepada Sekolah SMKI 1986-1998 itu.
Sedangkan selaku alumni Kokar, budayawan Prof I Wayan Dibia menjelaskan, momen reuni ini sekaligus memberikan informasi keberadaan Kokar Bali hingga kini menjelma menjadi SMKN 3 Sukawati adalah tonggak perubahan pendidikan seni tradisional menjadi pendidikan seni modern dalam bidang seni pertunjukan hingga sekarang.
“Jadi Kokar cukup banyak melahirkan pemikir-pemikir seni yang melahirkan doktor seni. Jadi para generasi muda yang ingin melanjutkan sekolah menengah tidak usah minder menimba ilmu seni di sekolah seni,” ungkap Prof Dibia.
Adanya pandangan masyarakat jika masuk Kokar siap melarat, menurut Prof Dibia, memang benar dan masih bergema hingga sekarang. “Nah kesempatan inilah kita akan sampaikan kepada masyarakat khususnya adik-adik siswa, di mana lulusan seni jelas memberi kesempatan tampil di berbagai bidang, entah menjadi pendidik, membuat sanggar, atau bergelut di bidang kostum, peluangnya sangat terbuka, buktinya sudah banyak lulusan Kokar sukses meniti kariernya,” tandasnya.
Prof Made Bandem menuturkan, bicara awal Kokar berdiri hingga sekarang memberi kontribusi luar biasa bagi kebudayaan Bali. Pertama, Kokar merupakan pelopor lahirnya sekaa gong wanita di Bali. Kedua, Kokar mempelopori dalang wanita di Bali. Kokar mempelopori lahirnya sendratari Bali dan masih banyak prestasi yang ditorehkannya.
“Sebagai sekolah kesenian, sebagaimana diharapkan oleh pendirinya, menjalankan program seni pertunjukan terintegrasi dengan menyatukan seni tari, karawitan, dan pedalangan, semua siswa di Kokar diwajibkan untuk belajar menari, menabuh, termasuk menembang, sehingga lahirlah seniman-seniman muda yang hebat memiliki pengetahuan ganda,” kata Prof Bandem.
Baik Prof Bandem maupun Prof Dibia, berkat bersekolah di sekolah seni, mereka bisa melanglang buana tampil di berbagai negara. “Cukup banyak teman-teman lulusan Kokar mewakili Bali menampilkan kesenian sebagai duta seni tidak saja di dalam negeri juga di luar negeri,” jelasnya.
Rangkaian kegiatan Reuni Agung Istakari akan diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya, peluncuran Tari Kebesaran, hiburan ringan berupa lawak dari alumni Kokar Bali, gelar diskusi dengan tema ‘Mewangikan Seni Budaya Bali’, Peran Istakari dalam Pembangunan dan Pengembangan Seni Budaya Bali. Dan rencananya kegiatan reuni akan dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster.
Untuk diketahui anggota Istakari Sanggraha Budaya Bali adalah alumnus Kokar dari angkatan pertama tahun 1960 hingga tamatan tahun 2020. Dengan jumlah anggota terdaftar baru 600 orang dari sekitar 5.000-an orang alumnus. *cr78
1
Komentar