SMP Swasta di Blahbatuh Dapat 4 Siswa
Kedepan, pihak yayasan berencana akan menutup sekolah tersebut. Saat ini hanya tinggal kelas 8 dan kelas 9.
GIANYAR, NusaBali
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi membuat sekolah swasta merana. Calon peserta didik cenderung menyerbu sekolah negeri karena yakin bisa lolos jalur zonasi.
Salah satunya dialami SMP Blahbatuh di Jalan Udayana, Kecamatan Blahbatuh. Kepala SMP Blahbatuh Gede Basura mengungkapkan PPDB di sekolahnya tahun ini hanya dilamar oleh 4 calon peserta didik. Sekolah swasta ini pun terancam gulung tikar. Karena hanya mendapatkan 4 siswa, maka otomatis SMP ini tidak akan memenuhi syarat rombongan belajar (rombel). Karena itu pihak sekolah mengarahkan calon siswa untuk mencari sekolah negeri terdekat. "Untuk siswa yang mendaftar kemarin bukan kami tidak menerima. Tapi karena tidak memenuhi rombel, terpaksa kami suruh pindah saja," terangnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/7).
Kedepan, pihak yayasan berencana akan menutup sekolah tersebut. Saat ini hanya tinggal kelas 8 dan kelas 9. "Hanya ada klas 8 dan 9 saja," ujarnya. Kemungkinan akan dialihkan menjadi SMK. "Dua tahun lagi sudah tutup. Nanti terserah yayasan, Kemungkinan SMK," jelasnya.
Sistem zonasi ini diakui tak berpihak pada sekolah swasta. Sebab sebelum adanya PPDB sistem zonasi dan masih menggunakan nilai ujian akhir, SMP tersebut mengalami masa kejayaannya. Tiap tahunnya mendapat kurang lebih 8 rombel. Saat ini, Gede Basura fokus menyelesaikan siswa yang masih ada.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya mengatakan ada sekitar 14 SMP Swasta di Gianyar. Namun hingga kini pihaknya belum menerima laporan adanya sekolah SMP yang berhenti beroprasi. "Belum ada laporan, yang ada dan jalan laporannya ada 14 sekolah," ujarnya.
Menurutnya SMP Swasta maupun negeri harus memiliki inovasi karena tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi pilihan masyarakat. "Dalam setiap pertemuan kami dinas Pendidikan, selalu menekankan baik sekolah negeri maupun swasta harus membuat inovasi. Karena tuntutan jaman dan Merdeka belajar. Sekolah swasta harus punya unggulan inovasi. Kalau ingin menjadi pilihan masyarakat," terangnya. *nvi
Salah satunya dialami SMP Blahbatuh di Jalan Udayana, Kecamatan Blahbatuh. Kepala SMP Blahbatuh Gede Basura mengungkapkan PPDB di sekolahnya tahun ini hanya dilamar oleh 4 calon peserta didik. Sekolah swasta ini pun terancam gulung tikar. Karena hanya mendapatkan 4 siswa, maka otomatis SMP ini tidak akan memenuhi syarat rombongan belajar (rombel). Karena itu pihak sekolah mengarahkan calon siswa untuk mencari sekolah negeri terdekat. "Untuk siswa yang mendaftar kemarin bukan kami tidak menerima. Tapi karena tidak memenuhi rombel, terpaksa kami suruh pindah saja," terangnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/7).
Kedepan, pihak yayasan berencana akan menutup sekolah tersebut. Saat ini hanya tinggal kelas 8 dan kelas 9. "Hanya ada klas 8 dan 9 saja," ujarnya. Kemungkinan akan dialihkan menjadi SMK. "Dua tahun lagi sudah tutup. Nanti terserah yayasan, Kemungkinan SMK," jelasnya.
Sistem zonasi ini diakui tak berpihak pada sekolah swasta. Sebab sebelum adanya PPDB sistem zonasi dan masih menggunakan nilai ujian akhir, SMP tersebut mengalami masa kejayaannya. Tiap tahunnya mendapat kurang lebih 8 rombel. Saat ini, Gede Basura fokus menyelesaikan siswa yang masih ada.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya mengatakan ada sekitar 14 SMP Swasta di Gianyar. Namun hingga kini pihaknya belum menerima laporan adanya sekolah SMP yang berhenti beroprasi. "Belum ada laporan, yang ada dan jalan laporannya ada 14 sekolah," ujarnya.
Menurutnya SMP Swasta maupun negeri harus memiliki inovasi karena tuntutan zaman, sehingga bisa menjadi pilihan masyarakat. "Dalam setiap pertemuan kami dinas Pendidikan, selalu menekankan baik sekolah negeri maupun swasta harus membuat inovasi. Karena tuntutan jaman dan Merdeka belajar. Sekolah swasta harus punya unggulan inovasi. Kalau ingin menjadi pilihan masyarakat," terangnya. *nvi
Komentar