Dibuat Tak Sadar 3 Hari, Biaya Operasi Ditanggung Bupati Tabanan
Kepala sekolah dan para guru MTS Negeri 2 Sleman, Jogjakarta akan tunggui korban Yuda Setya Wardana di BRSUD Tabanan, sampai siswanya yang sempat hilang ini pulih
Siswa dari Jogjakarta Korban Hilang di Kebun Raya Bedugul Dioperasi Tim Dokter BRSUD Tabanan
TABANAN, NusaBali
Siswa MTS Negeri 2 Sleman, Jogjakarta, Yuda Setya Wardana, 15, yang ditemukan lemas di hutan Bukit Lesung, tak jauh dari Kebun Raya Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan setelah sempat hilang selama 22 jam, sudah menjalani tindakan operasi otak, Sabtu (1/4) malam. Pasca operasi di BRSUD Tabanan, pelajar setingkat SMP ini akan dibuat tidak sadar selama 2-3 hari.
Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, mengatakan korban Yuda Setya Wardana masuk ruang operasi, Sabtu malam sekitar pukul 20.30 Wita. Proses operasi berlangsung selama 3,5 jam dan baru selesai tepat tengah malam pukul 24.00 Wita.
“Usai operasi, siswa ini kami rawat di ruang ICU BRSUD Tabanan. Perkembangan siswa ini kami laporkan ke Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti),” ungkap dr Nyoman Susila saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (2/4).
Menurut dr Susila, korban Yuda Setya Wardana menjalani operasi Craniotomi, yakni proses pembedahan otak yang dilakukan dengan mengangkat sebagian kecil tulang tengkoraknya. Pasca operasi, pasien dibuat tidak sadarkan diri selama 2-3 hari ke depan. Tujuannya, agar tekanan pada kepalanya tidak meningkat.
Hingga kemarin, siswa korban hilang yang ditemukan lemas dan luka-luka di kawasan Kebun Raya Bedugul, Sabtu sore pukul 15.00 Wita ini masih dirawat intensif di Ruang ICU BRSUD Tabanan dan tidak boleh dijenguk. “Pernapasannya kami bantu dengan ventilator atau mesin napas,” jelas dr Susila.
Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti ambil kebijakan membebaskan biaya operasi dan perawatan siswa korban hilang ini. Bantuan biaya operasi dan perawatan dari Bupati Tabanan ini sudah disampaikan kepada para guru MTS Negeri 2 Sleman, yang kemarin menungguinya di BRSUD Tabanan.
Pantauan NusaBali di BRSUD Tabanan, Minggu kemarin,korban Yuda Setya Wardana ditunggui pula kepala sekolah, para guru, dan ayah kandungnya, Jumario, 46. Sang ayahg baru tiba di Bali, Minggu siang pukul 11.00 Wita. Dia datang langsung dari kampung salnya di Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) MTS Negeri 2 Sleman, Haldlirin, 40, mengaku tidak menduga korban Yuda Setya Wardana tercecer dari rombongan study tour dan ditemukan dalam kondisi lemas di tengah hutan kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali (Bedudul). Menurut Haldlirin, rombongan study tour sekolahnya berjumlah 115 orang, dengan nauk 4 bus.
Sebetulnya, kata Haldrlin, rombongan study tour sekolahnya tidak ada tujuan ke Kebun Raya Bedugul. Tujuan mereka hanya ke DTW Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, yang berjarak beberpa kilometer arah timur Kebun Raya Bedugul. Sebelum ke DTW Ulun Danu Beratan, rombongan sempat transit untuk Sholat Jumat di Masjid Masjid Al Hidayah, sebelah barat Danau Beratan, Jumat (31/3) siang.
“Kami tiba Jumat siang pukul 11.30 Wita dan bersiap-siap Sholat Jumat,” terang Haldrilin di BRSUD Tabanan, Minggu kemarin. Disebutkan, seluruh siswa, termasuk korban Yuda Setya Wardana, juga ikut Sholat Jumat. Namun, korban baru diketahui tercecer setelah guru pendamping mengecek di dalam bus.
Menurut Haldrilin, dirinya bersama para guru yang lain berupaya mencari korban. “Kami cari di kawasan Kebun Raya Bedugul dan Danau Beratan, tapi tidak ketemu,” kenangnga. Saat itu, anggota rombongan study tour dipulangkan ke penginapannya di Hotel Puri Dewata Barata, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Haldririn sendiri mengaku heran siswanya bisa tersesat hingga kuburan keramat di Bukit Lesung. Sebagai Kasek, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Polsek Baturiti, warga Desa Candi Kuning dan sekitarnya, yang telah membantu pencarian hingga siswanya yang dinyatakan hilang ini bisa ditemukan.
Haldridin juga menyampaikan terimakasih kepada Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti, yang membantu biaya operasi dan perawatan siswanya “Saya berterimakasih kepada masyarakat Bali di Desa Candi Kuning. Juga terimakasih atas atensi dan perhatian Ibu Bupati Tabanan yang membantu biaya perawatan siswa kami,” katanya.
Pasca musibah yang menimpa korban Yuda Setya Wrdana, para siswa rombongan study tour dari MTS Negeri 2 Sleman sudah dipulangkan ke Jogjakarta, Minggu sore pukul 15.00 Wita. Mereka hanya sempat mampir ke Pasar Seni Sukawati, Gianyar pasca musibah. “Saya dan sejumlah guru bersama orangtua siswa masih tunggu di rumah sakit hingga kondisi siswa kami pulih,” kata Hardrilin.
Salah seorang guru MTS Negeri 2 Sleman, Ida, 35, mengatakan korban Yuda Setya Wardana dikenal pendiam. Dia tidak termasuk siswa yang cerewet. Sebelum Sholat Jumat, Yuda Setya sempat naik bus bersama dengan temanya. “Waktu hilang, dia belum makan, makanya ditemukan dalam kondisi lemas,” cerita Ida.
Sedangkan ayah korban, Jumario, enggan berkomentar terkait musibah yang menimpa putranya. Sebab, dia tidak tahu perjalanan wisata rombongan siswa MTS Negeri 2 Sleman selama di Bali. Jumario mengaku baru tiba di Bali kemarin siang. Dia berangkat ke Bali, setelah mendapat informasi anaknya ditemukan pasca menghilang sehari semalam, sejak Jumat sore pukul 17.15 Wita.
“Saya belum bisa lihat dia (korban Yuda Setya). Saya hanya bisa melihat dari luar Ruang ICU BRSUD Tabanan. Mudah-mudahan anak saya cepat sembuh,” harap Jumario di BRSUD Tabanan kemarin. * d,k21
TABANAN, NusaBali
Siswa MTS Negeri 2 Sleman, Jogjakarta, Yuda Setya Wardana, 15, yang ditemukan lemas di hutan Bukit Lesung, tak jauh dari Kebun Raya Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan setelah sempat hilang selama 22 jam, sudah menjalani tindakan operasi otak, Sabtu (1/4) malam. Pasca operasi di BRSUD Tabanan, pelajar setingkat SMP ini akan dibuat tidak sadar selama 2-3 hari.
Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, mengatakan korban Yuda Setya Wardana masuk ruang operasi, Sabtu malam sekitar pukul 20.30 Wita. Proses operasi berlangsung selama 3,5 jam dan baru selesai tepat tengah malam pukul 24.00 Wita.
“Usai operasi, siswa ini kami rawat di ruang ICU BRSUD Tabanan. Perkembangan siswa ini kami laporkan ke Bupati Tabanan (Ni Putu Eka Wiryastuti),” ungkap dr Nyoman Susila saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu (2/4).
Menurut dr Susila, korban Yuda Setya Wardana menjalani operasi Craniotomi, yakni proses pembedahan otak yang dilakukan dengan mengangkat sebagian kecil tulang tengkoraknya. Pasca operasi, pasien dibuat tidak sadarkan diri selama 2-3 hari ke depan. Tujuannya, agar tekanan pada kepalanya tidak meningkat.
Hingga kemarin, siswa korban hilang yang ditemukan lemas dan luka-luka di kawasan Kebun Raya Bedugul, Sabtu sore pukul 15.00 Wita ini masih dirawat intensif di Ruang ICU BRSUD Tabanan dan tidak boleh dijenguk. “Pernapasannya kami bantu dengan ventilator atau mesin napas,” jelas dr Susila.
Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti ambil kebijakan membebaskan biaya operasi dan perawatan siswa korban hilang ini. Bantuan biaya operasi dan perawatan dari Bupati Tabanan ini sudah disampaikan kepada para guru MTS Negeri 2 Sleman, yang kemarin menungguinya di BRSUD Tabanan.
Pantauan NusaBali di BRSUD Tabanan, Minggu kemarin,korban Yuda Setya Wardana ditunggui pula kepala sekolah, para guru, dan ayah kandungnya, Jumario, 46. Sang ayahg baru tiba di Bali, Minggu siang pukul 11.00 Wita. Dia datang langsung dari kampung salnya di Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) MTS Negeri 2 Sleman, Haldlirin, 40, mengaku tidak menduga korban Yuda Setya Wardana tercecer dari rombongan study tour dan ditemukan dalam kondisi lemas di tengah hutan kawasan Kebun Raya Eka Karya Bali (Bedudul). Menurut Haldlirin, rombongan study tour sekolahnya berjumlah 115 orang, dengan nauk 4 bus.
Sebetulnya, kata Haldrlin, rombongan study tour sekolahnya tidak ada tujuan ke Kebun Raya Bedugul. Tujuan mereka hanya ke DTW Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, yang berjarak beberpa kilometer arah timur Kebun Raya Bedugul. Sebelum ke DTW Ulun Danu Beratan, rombongan sempat transit untuk Sholat Jumat di Masjid Masjid Al Hidayah, sebelah barat Danau Beratan, Jumat (31/3) siang.
“Kami tiba Jumat siang pukul 11.30 Wita dan bersiap-siap Sholat Jumat,” terang Haldrilin di BRSUD Tabanan, Minggu kemarin. Disebutkan, seluruh siswa, termasuk korban Yuda Setya Wardana, juga ikut Sholat Jumat. Namun, korban baru diketahui tercecer setelah guru pendamping mengecek di dalam bus.
Menurut Haldrilin, dirinya bersama para guru yang lain berupaya mencari korban. “Kami cari di kawasan Kebun Raya Bedugul dan Danau Beratan, tapi tidak ketemu,” kenangnga. Saat itu, anggota rombongan study tour dipulangkan ke penginapannya di Hotel Puri Dewata Barata, Desa Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Haldririn sendiri mengaku heran siswanya bisa tersesat hingga kuburan keramat di Bukit Lesung. Sebagai Kasek, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada Polsek Baturiti, warga Desa Candi Kuning dan sekitarnya, yang telah membantu pencarian hingga siswanya yang dinyatakan hilang ini bisa ditemukan.
Haldridin juga menyampaikan terimakasih kepada Bupati Tabanan Putu Eka Wiryastuti, yang membantu biaya operasi dan perawatan siswanya “Saya berterimakasih kepada masyarakat Bali di Desa Candi Kuning. Juga terimakasih atas atensi dan perhatian Ibu Bupati Tabanan yang membantu biaya perawatan siswa kami,” katanya.
Pasca musibah yang menimpa korban Yuda Setya Wrdana, para siswa rombongan study tour dari MTS Negeri 2 Sleman sudah dipulangkan ke Jogjakarta, Minggu sore pukul 15.00 Wita. Mereka hanya sempat mampir ke Pasar Seni Sukawati, Gianyar pasca musibah. “Saya dan sejumlah guru bersama orangtua siswa masih tunggu di rumah sakit hingga kondisi siswa kami pulih,” kata Hardrilin.
Salah seorang guru MTS Negeri 2 Sleman, Ida, 35, mengatakan korban Yuda Setya Wardana dikenal pendiam. Dia tidak termasuk siswa yang cerewet. Sebelum Sholat Jumat, Yuda Setya sempat naik bus bersama dengan temanya. “Waktu hilang, dia belum makan, makanya ditemukan dalam kondisi lemas,” cerita Ida.
Sedangkan ayah korban, Jumario, enggan berkomentar terkait musibah yang menimpa putranya. Sebab, dia tidak tahu perjalanan wisata rombongan siswa MTS Negeri 2 Sleman selama di Bali. Jumario mengaku baru tiba di Bali kemarin siang. Dia berangkat ke Bali, setelah mendapat informasi anaknya ditemukan pasca menghilang sehari semalam, sejak Jumat sore pukul 17.15 Wita.
“Saya belum bisa lihat dia (korban Yuda Setya). Saya hanya bisa melihat dari luar Ruang ICU BRSUD Tabanan. Mudah-mudahan anak saya cepat sembuh,” harap Jumario di BRSUD Tabanan kemarin. * d,k21
1
Komentar