Seriusi Denpasar Clean and Green, DLHK Kota Denpasar dan Delterra Jalin MoU
DENPASAR, NusaBali.com – Masalah sampah terus menjadi persoalan bagi warga Kota Denpasar. Acapkali ditemui di berbagai sudut kota, tumpukan sampah yang tidak terangkut selama berhari-hari. Apalagi TPA Suwung yang menjadi titik akhir pembuangan sampah dikabarkan segera ditutup.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar pun mentransformasi pengelolaan sampah berbasis daur ulang. Optimalisasi pengelolaan sampah menuju Denpasar ‘clean and green’ diseriusi dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara DLHK Kota Denpasar dengan Yayasan Delterra Sosial Indonesia (Delterra), pada Kamis (14/7/2022) siang, di Griya Santrian, Sanur, Denpasar.
“Ke depannya melalui penandatanganan kerjasama ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah berbasis sumber,” ungkap Kepala UPTD Pengelolaan Sampah DLHK Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede Budhita, mewakili Kepala Dinas DLHK, kepada NusaBali.com.
Bentuk perjanjian ini adalah upaya untuk memperkuat kerjasama yang sudah terjalin antara DLHK Denpasar dengan Delterra pada enam desa, yakni Desa Pemogan, Desa Pemecutan Kaja, Desa Kesiman Kertalangu, Desa Tegal Kertha, Desa Sanur Kauh, dan Desa Ubung Kaja dalam program ‘Rethinking Recycling Academy’.
Hal ini menjadi bukti nyata kehadiran pemerintah dalam upaya memberikan solusi permasalahan sampah pada warganya, dengan mentransformasi sistem angkut buang menjadi berbasis daur ulang melalui intervensi kelembagaan, edukasi, dan operasional.
Sementara itu Senior Project Lead, Delterra Indonesia, Dhia Fani mengatakan program ‘Rethinking Recycling Academy’ yang telah dilakukan bertujuan membentuk sistem persampahan yang dikelola oleh komunitas atau warga desa yang secara mandiri dan berkelanjutan.
“ Program Delterra dalam mentransformasi tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) tidak hanya berfokus pada aktivitas atau edukasi dalam perubahan perilaku saja, namun program ini juga mendukung pendirian institusional dan badan hukum, membantu memastikan keberlanjutan finansial, meningkatkan kualitas manajemen dan tingkat pengumpulan sampah melalui intervensi digital,” kata Dhia Fani.
Hal ini telah menunjukkan dampak positif pada tata kelola sampah di Kota Denpasar, dimana Ibukota Provinsi Bali ini memiliki tingkat konsumsi pembuangan sampah yang tinggi.
“Desa Kesiman Kertalangu bergabung ke dalam program dan telah dibantu baik dari segi investasi operasional, pelatihan tenaga kerja dan edukasi serta memberikan pendampingan menyeluruh pada masyarakat,” ujar I Wayan Temaja, Direktur BUMDes Kesiman Kertalangu, salah satu desa yang menjadi peserta program.
Dengan adanya kerjasama kedua belah pihak diharapkan terjalin sinergitas yang lebih kuat, serta ke depannya akan berdiri 6 TPS3R secara optimal, mandiri. Dan yang terpenting permasalahan isu sampah dapat tertangani, berkat solusi pengelolaan yang baik.*aps
Komentar