19 SD Negeri di Bangli Nyaris Tanpa Siswa Baru
BANGLI, NusaBali
Berdasarkan hasil Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun pelajaran 2022/2023 rupanya banyak sekolah dasar (SD) negeri di Kabupaten Bangli yang minim siswa baru.
Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Bangli ada 19 SD negeri yang siswa barunya sedikit di bawah 10 orang. Siswa yang diterima mulai dari 3 orang hingga 9 orang. Saat ini total jumlah SD negeri di Bangli sebanyak 164 sekolah, tersebar di empat kecamatan.
Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kabupaten Bangli, I Wayan Gede Wirajaya saat dikonfirmasi mengaku belum bisa memastikan apa yang melatarbelakangi minimnya jumlah siswa baru di sejumlah SD itu. Namun diperkirakan, minimnya siswa baru karena jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk tidak terlalu besar di wilayah tersebut. "Mungkin dulu pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga perlu fasilitas pendidikan di wilayah tersebut," jelas Wirajaya, Jumat (15/7).
Lebih lanjut dia mengatakan dalam satu kelas memang tidak ada batas minimal jumlah siswa, tetapi hanya ada batas maksimal saja. Untuk di SD satu kelas maksimal berisi 28 siswa. Meski jumlah siswa tidak banyak namun proses pembelajaran tetap berlangsung. "Berapapun jumlah siswa baru, pembelajaran tetap berjalan," tegasnya.
Menurut Wirajaya, jika setiap tahun secara rutin dilakukan analisis sekolah yang minim siswa baru. Selanjutnya pihak dinas akan melakukan regrouping dengan sekolah terdekat. Salah satu contohnya, SDN 1 Abuan dan SDN 4 Abuan, Kecamatan Susut. Dua sekolah tersebut diregrouping tahun 2022 ini karena di SDN 4 jumlah siswanya sedikit, dan SDN 1 lebih banyak. Di samping itu berdasarkan pertimbangan jarak, kedua sekolah tersebut jaraknya sekitar 500 hingga 600 meter.
Kemudian setelah diregrouping, sekolah yang tidak lagi digunakan akan dihapus. "Mengacu pada hasil kajian yang dilakukan, jika tidak ada sekolah terdekat, maka sekolah yang minim siswa tersebut akan tetap berjalan," terangnya. Wirajaya pun membeber 19 SD negeri di Bangli yang tahun ini minim siswa barunya, yakni SDN 4 Tiga, Susut, SDN 3 Demulih, Susut, SDN 2 Bangbang, Tembuku, SDN 4 Bangbang, Tembuku, SDN 6 Peninjoan, Tembuku, SDN Bunutin, Kintamani, SDN Mangguh, Kintamani dengan siswa masing-masing 9 orang.
Berikutnya, SDN 2 Undisan, Tembuku, SDN 5 Batur, Kintamani, SDN 1 Terunyan, Kintamani, SDN Banua, Kintamani masing-masing 8 orang siswa. Ada SDN 3 Tamanbali, Bangli, SDN 2 Demulih, Susut, SDN Gunungbau, Kintamani dengan masing-masing siswa 7 orang. Selanjutnya, SDN 4 Tembuku, Tembuku dan SDN 2 Jehem, Tembuku masing-masing 6 orang. Ada pula SDN 2 Kayubihi, Bangli dengan siswa 5 orang sedangkan SDN 4 Sulahan, Susut menerima 4 orang siswa dan SDN 7 Jehem, Tembuku menerima 3 orang siswa.
Terpisah Kepala SDN 1 Trunyan, Nyoman Siem saat dikonfirmasi soal minimnya jumlah siswa baru mengatakan untuk tahun ajaran baru ini pihaknya hanya menerima 8 orang siswa. Jumlah siswa setiap tahunnya fluktuatif. SDN 1 Trunyan ini banjar pendukungnya hanya 1 banjar saja yakni Banjar Trunyan, maka itu jumlah siswa tergolong sedikit. "Untuk tahun ini anak usia sekolah 6 tahun ke atas hanya 8 orang saja," jelasnya. Tahun sebelumnya siswa baru bisa sampai 20-an orang. Kondisi pasang surut jumlah siswa dipengaruhi pertumbuhan penduduk.
Karena faktor jarak, di Desa Trunyan ada beberapa sekolah yang jaraknya jauh-jauh. Tentu siswa akan bersekolah di sekolah terdekat. "Bukan kami tidak dapat siswa, tapi memang anak usia sekolah di Banjar Trunyan ini sedemikian jumlahnya," terangnya.
Diakui kegiatan pembelajaran bagi siswa baru baru tahap perkenalan. Pihaknya memastikan kegiatan belajar mengajar berlangsung optimal. Saat ini sekolah juga melakukan penyesuaian terhadap kurikulum baru. *esa
Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kabupaten Bangli, I Wayan Gede Wirajaya saat dikonfirmasi mengaku belum bisa memastikan apa yang melatarbelakangi minimnya jumlah siswa baru di sejumlah SD itu. Namun diperkirakan, minimnya siswa baru karena jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan penduduk tidak terlalu besar di wilayah tersebut. "Mungkin dulu pertumbuhan penduduknya tinggi sehingga perlu fasilitas pendidikan di wilayah tersebut," jelas Wirajaya, Jumat (15/7).
Lebih lanjut dia mengatakan dalam satu kelas memang tidak ada batas minimal jumlah siswa, tetapi hanya ada batas maksimal saja. Untuk di SD satu kelas maksimal berisi 28 siswa. Meski jumlah siswa tidak banyak namun proses pembelajaran tetap berlangsung. "Berapapun jumlah siswa baru, pembelajaran tetap berjalan," tegasnya.
Menurut Wirajaya, jika setiap tahun secara rutin dilakukan analisis sekolah yang minim siswa baru. Selanjutnya pihak dinas akan melakukan regrouping dengan sekolah terdekat. Salah satu contohnya, SDN 1 Abuan dan SDN 4 Abuan, Kecamatan Susut. Dua sekolah tersebut diregrouping tahun 2022 ini karena di SDN 4 jumlah siswanya sedikit, dan SDN 1 lebih banyak. Di samping itu berdasarkan pertimbangan jarak, kedua sekolah tersebut jaraknya sekitar 500 hingga 600 meter.
Kemudian setelah diregrouping, sekolah yang tidak lagi digunakan akan dihapus. "Mengacu pada hasil kajian yang dilakukan, jika tidak ada sekolah terdekat, maka sekolah yang minim siswa tersebut akan tetap berjalan," terangnya. Wirajaya pun membeber 19 SD negeri di Bangli yang tahun ini minim siswa barunya, yakni SDN 4 Tiga, Susut, SDN 3 Demulih, Susut, SDN 2 Bangbang, Tembuku, SDN 4 Bangbang, Tembuku, SDN 6 Peninjoan, Tembuku, SDN Bunutin, Kintamani, SDN Mangguh, Kintamani dengan siswa masing-masing 9 orang.
Berikutnya, SDN 2 Undisan, Tembuku, SDN 5 Batur, Kintamani, SDN 1 Terunyan, Kintamani, SDN Banua, Kintamani masing-masing 8 orang siswa. Ada SDN 3 Tamanbali, Bangli, SDN 2 Demulih, Susut, SDN Gunungbau, Kintamani dengan masing-masing siswa 7 orang. Selanjutnya, SDN 4 Tembuku, Tembuku dan SDN 2 Jehem, Tembuku masing-masing 6 orang. Ada pula SDN 2 Kayubihi, Bangli dengan siswa 5 orang sedangkan SDN 4 Sulahan, Susut menerima 4 orang siswa dan SDN 7 Jehem, Tembuku menerima 3 orang siswa.
Terpisah Kepala SDN 1 Trunyan, Nyoman Siem saat dikonfirmasi soal minimnya jumlah siswa baru mengatakan untuk tahun ajaran baru ini pihaknya hanya menerima 8 orang siswa. Jumlah siswa setiap tahunnya fluktuatif. SDN 1 Trunyan ini banjar pendukungnya hanya 1 banjar saja yakni Banjar Trunyan, maka itu jumlah siswa tergolong sedikit. "Untuk tahun ini anak usia sekolah 6 tahun ke atas hanya 8 orang saja," jelasnya. Tahun sebelumnya siswa baru bisa sampai 20-an orang. Kondisi pasang surut jumlah siswa dipengaruhi pertumbuhan penduduk.
Karena faktor jarak, di Desa Trunyan ada beberapa sekolah yang jaraknya jauh-jauh. Tentu siswa akan bersekolah di sekolah terdekat. "Bukan kami tidak dapat siswa, tapi memang anak usia sekolah di Banjar Trunyan ini sedemikian jumlahnya," terangnya.
Diakui kegiatan pembelajaran bagi siswa baru baru tahap perkenalan. Pihaknya memastikan kegiatan belajar mengajar berlangsung optimal. Saat ini sekolah juga melakukan penyesuaian terhadap kurikulum baru. *esa
1
Komentar