Angin Kencang dan Kabut Menghadang Pujawali di Pura Lempuyang
Tiupan angin begitu keras datangnya dari arah utara, sempat mengganggu kelancaran prosesi upacara.
AMLAPURA, NusaBali
Angin kencang, kabut tebal, dan hujan gerimis, mewarnai puncak Pujawali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Bukit Bisbis, Desa Pakraman Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, Wraspati Umanis Dunggulan, Kamis (6/4). Tiupan angin begitu keras datangnya dari arah utara, sempat mengganggu kelancaran prosesi upacara tersebut.
Terlebih lagi kabut tebal menutupi sejumlah palinggih di Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempuyang. Meski demikian, upacara berjalan terus dipuput Ida Pedanda Gede Pasuruan dari Griya Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Pujawali tersebut yang pertama disertai angin kencang, kabut tebal disertai gerimis, hingga daun-daun pepohonan di sekitar Pura Sad Kahyangan Lempuyang beterbangan. Sedangkan pamedek yang datang sebenarnya lebih sepi dari pujawali sebelumnya. Semua kendaraan ditampung di Terminal Banjar Kemuda, Desa Pakraman Purwayu, tidak ada kendaraan yang parkir hingga di bahu jalan. Berbeda dengan pujawali sebelumnya, kendaraan hingga membeludak di tepi jalan.
Kawasan Pura Sad Kahyangan Lempuyang terdiri dari lima pura yang secara serentak dilaksanakan pujawali. Yakni Pura Pasimpenan, Pura Penataran, Pura Telaga Mas, Pura Pasar Agung dan Pura Pucak Luhur. Puncak Pujawali di Pura Penataran berlangsung pukul 15.00 Wita, setelah pratima dan pralingga Ida Bhatara Hyang Gni Jaya kapundut (diusung) dari Pura Pucak Luhur ke Pura Penataran.
Jro Mangku Gede Wangi, pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang mengkoordinasikan pamedek untuk mundut pralingga dan pratima Ida Bhatara Hyang Gni Jaya. Ida Bhatara nyejer tiga hari, dan disineb Redite Wage Kuningan, Minggu (9/4). “Banyak pamedek berdatangan sehari sebelum puncak pujawali, melakukan makemit (bermalam),” jelas Mangku Wangi.
Turunnya gerimis, dan kabut di puncak pujawali, katanya, pertanda umat sedharma yang datang mendapatkan berkah. Minimal, merasakan berkah kesejukan dari Sang Maha Pencipta. Pamedek yang hendak bersembahyang diantar 10 bus dari Terminal Banjar Adat Kemuda, Desa Pakraman Purwayu hingga Terminal Jaba Pura Penataran Lempuyang.
Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugita Yasa turut memantau arus kendaraan, agar bus-bus yang turun naik mampu jaga jarak, sehubungan jalur menuju Pura Sad Kahyangan Lempuyang, merupakan jalan tanjakan, mendaki Bukit Bisbis. “Makanya bus yang hendak naik atau yang akan turun diatur, karena banyak tikungan, sehingga jarak kendaraan bisa terkontrol satu sama lain,” jelas AKP Sugita Yasa. *k16
Angin kencang, kabut tebal, dan hujan gerimis, mewarnai puncak Pujawali di Pura Sad Kahyangan Lempuyang, Bukit Bisbis, Desa Pakraman Purwayu, Kecamatan Abang, Karangasem, Wraspati Umanis Dunggulan, Kamis (6/4). Tiupan angin begitu keras datangnya dari arah utara, sempat mengganggu kelancaran prosesi upacara tersebut.
Terlebih lagi kabut tebal menutupi sejumlah palinggih di Pura Penataran Agung Sad Kahyangan Lempuyang. Meski demikian, upacara berjalan terus dipuput Ida Pedanda Gede Pasuruan dari Griya Kawan, Banjar Brahmana, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Pujawali tersebut yang pertama disertai angin kencang, kabut tebal disertai gerimis, hingga daun-daun pepohonan di sekitar Pura Sad Kahyangan Lempuyang beterbangan. Sedangkan pamedek yang datang sebenarnya lebih sepi dari pujawali sebelumnya. Semua kendaraan ditampung di Terminal Banjar Kemuda, Desa Pakraman Purwayu, tidak ada kendaraan yang parkir hingga di bahu jalan. Berbeda dengan pujawali sebelumnya, kendaraan hingga membeludak di tepi jalan.
Kawasan Pura Sad Kahyangan Lempuyang terdiri dari lima pura yang secara serentak dilaksanakan pujawali. Yakni Pura Pasimpenan, Pura Penataran, Pura Telaga Mas, Pura Pasar Agung dan Pura Pucak Luhur. Puncak Pujawali di Pura Penataran berlangsung pukul 15.00 Wita, setelah pratima dan pralingga Ida Bhatara Hyang Gni Jaya kapundut (diusung) dari Pura Pucak Luhur ke Pura Penataran.
Jro Mangku Gede Wangi, pamangku di Pura Sad Kahyangan Lempuyang mengkoordinasikan pamedek untuk mundut pralingga dan pratima Ida Bhatara Hyang Gni Jaya. Ida Bhatara nyejer tiga hari, dan disineb Redite Wage Kuningan, Minggu (9/4). “Banyak pamedek berdatangan sehari sebelum puncak pujawali, melakukan makemit (bermalam),” jelas Mangku Wangi.
Turunnya gerimis, dan kabut di puncak pujawali, katanya, pertanda umat sedharma yang datang mendapatkan berkah. Minimal, merasakan berkah kesejukan dari Sang Maha Pencipta. Pamedek yang hendak bersembahyang diantar 10 bus dari Terminal Banjar Adat Kemuda, Desa Pakraman Purwayu hingga Terminal Jaba Pura Penataran Lempuyang.
Kapolsek Abang AKP I Nyoman Sugita Yasa turut memantau arus kendaraan, agar bus-bus yang turun naik mampu jaga jarak, sehubungan jalur menuju Pura Sad Kahyangan Lempuyang, merupakan jalan tanjakan, mendaki Bukit Bisbis. “Makanya bus yang hendak naik atau yang akan turun diatur, karena banyak tikungan, sehingga jarak kendaraan bisa terkontrol satu sama lain,” jelas AKP Sugita Yasa. *k16
Komentar