Ubud Folkfest 2022 Satukan Musik, Seni, dan Budaya di Bali
Gelaran Perdana Setelah Pandemi Covid-19 Melandai
Ubud Folkfest
Festival Musik
Festival Seni
Festival Budaya
Robi Navicula
Navicula
Pameran Lukisan
Biji World Ubud
Ubud Folkfest diharapkan bisa memfasilitasi penonton, pelaku, dan seniman dalam berkoneksi di tengah acara yang menyuguhkan musik, seni, dan budaya.
GIANYAR, NusaBali
Satu per satu event budaya dihelat di Bali pasca pandemi Covid-19 melandai tahun ini. Kali ini festival budaya bertajuk Ubud Folkfest digelar untuk kembali membuka ruang kreasi bagi para seniman di Pulau Dewata. Ubud Folkfest yang digelar untuk pertama kalinya berlangsung 15–17 Juli 2022 bertempat di Biji World, Ubud, Gianyar.
Co-Founder Ubud Folkfest sekaligus pemilik Biji World Ida Bagus Oka Genijaya, menuturkan Ubud Folkfest memang dirancang untuk merayakan kembalinya geliat musik, seni, dan budaya di Bali khususnya di Ubud yang bisa menjadi hub global antara musisi dan seniman.
“Seni budaya bukan hanya pemikiran, tapi harus dilaksanakan. Sudah saatnya kita membuka jalan kembali untuk orang-orang berkreasi setelah pandemi. Biji World ingin ‘menanam untuk besok’ untuk seni dan budaya,” ungkap Genijaya yang juga seorang perupa, Sabtu (16/7).
Beragam acara mulai dari live music, live art, kelas seni, pasar seni, pameran seni, kids club and workshop, pertunjukan kebudayaan, hingga vinyl record store, menjadi rangkaian acara yang mengisi festival selama tiga hari.
Genijaya mengemukakan, festival dibuka oleh Parade Budaya dari Biji Seni Budaya, yaitu Tektekan dan Kecak. Panggung musik (folk stage) diisi sejumlah musisi dan grup band seperti Robi Navicula, Jalan Tengah, Galiju, Anda Perdana, Unb’roken, Excira, The Munchies, Robokids, Kai Mata, Rhythm Rebels, Athron, The Neo and Yude Experience, dan OraSare.
Sementara panggung budaya (world stage) menampilkan sejumlah kesenian tradisional dari Biji Seni Budaya, Adam Alydrus, Yadi Tarawangsa, Miyoshi Masato, Nick Wallaki, Celtic Room Bali, Brown Sugar, Agustian Supriatna, I Made Subandi, Kerta Art, dan Aris Savitri.
Penonton juga dihibur penampilan DJ seperti Jumatan, Wiwanto Purnawan, Westside Spinn3rz, Ubuddub, Ho Mystica, Video Mapping: JNS, Macula, dan Alana Yana dari Ruang Asah Tukad Abu. Pameran seni rupa yang dipersembahkan Ida Bagus Oka Genijaya, Fajar Kadafi, Djunaidi Kenyut, Bunny Bone, Ni Putu Eni Astiarini, I Gusti Made Wisatawan, Linkan Palenewen, Nyoman Wijaya, Made Bayak, Andri Nur Oesman, Kuncir Sathya Viku, Beta, Imacullata, Emy Triani, dan Geed Saputra.
Pengunjung dapat menyaksikan live art dari Fajar Kadafi dan Nyoman Wijaya (live painting). Sementara workshop seni mengetengahkan Biji Seni Budaya (wayang kulit dan pahat patung), Black Hand Gang (linocut art), Made Bayak (plasticology), dan Anoera (cat air). Workshop tari untuk anak-anak dipandu Kancil Art.
Tujuan dari Ubud Folkfest adalah untuk memberikan platform kepada seniman baik di dalam negeri maupun internasional dalam rangka merayakan keragaman musik, seni, dan budaya di Ubud.
Meski baru dilaksanakan untuk pertama kalinya, Rizal Hadi yang juga selaku co-founder Ubud Folkfest yakin Ubud Folkfest akan mendapat antusiasme dari masyarakat. Festival diharapkan mampu menyedot 1.500 pengunjung, baik dari masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara.
“Kami mengakui kekuatan yang dimiliki festival untuk menyatukan orang-orang di bawah kepentingan bersama. Dengan menyediakan serangkaian acara berkualitas tinggi, kami memfasilitasi koneksi bermakna yang berpusat di sekitar praktik dan pertunjukan kreatif, antara penonton, pelaku, dan seniman,” ujar Rizal Hadi.
Pemilihan Ubud menjadi lokasi kegiatan, disadari penyelenggara sebagai wilayah di Bali yang paling aktif menyelenggarakan festival dan paling banyak memiliki komunitas kreatif mulai dari musik, spiritualitas, kesenian hingga kebudayaan.
Informasi terkait jadwal penampilan setiap harinya dapat disimak pada media sosial Instagram @ubudfolkfest dan tiket bisa dibeli di ubudfolkfest.com. 7 cr78
1
Komentar