Sesak Napas, Siswa Korban Hilang Akhirnya Meninggal
Setelah dirawat selama lima hari sejak ditemukan lemas hutan Bukit Lesung, tak jauh dari Kebun Raya Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, siswa MTS Negeri 2 Sleman, Jogjakarta, Yuda Setya Wardana, 15, akhirnya meninggal dalam perawatan di BRSUD Tabanan, Kamis (6/4) sore.
TABANAN, NusaBali
Siswa setingkat SMP yang ditemukan lemas di tengah hutan pasca menghilang selama 22 jam ini diduga meninggal karena gagal napas akibat cedera paru-paru.
Sebelum akhirnya meninggal, korban Yuda Setya Wardana sempat menjalani operasi otak di BRSUD Tabanan, Sabtu (1/4) malam. Siswa asal Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman ini kemudian dibuat tidak sadarkan diri selama tiga hari pasca operasi.
Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, mengatakan korban Yuda Setya Wardana menghembuskan napas terakhir, Kamis sore pukul 17.10 Wita dalam perawatan di Ruang ICU. Menurut dr Susila, operasi pada otak yang dijalani pasien sebetulnya tidak ada masalah. Kematian korban diduga kuat karena ada cedera di bagian paru-paru yang mengakibatkan gagal napas. “Cedera pada paru-paru mungkin disebabkan karena korban terjatuh,” ungkap dr Susila saat dikonfirmasi NusaBali kemarin petang.
Dia menyebutkan, adanya cedera di paru-paru korban baru diketahui pada hari ketiga dirawat di ICU BRSUD Tabanan. Dicurigai ada kendala pada paru-paru, karena korban mengalami sesak napas. Saat awal masuk ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) BRSUD Tabanan, paru-paru korban sudah difoto.
“Tapi, pada hari pertama tidak kelihatan masalah cedera di paru-paru tersebut. Munculnya mulai hari ketiga dan akhirnya tidak bisa disapih dari mesin” terang dr Susila.
Sebelum dinhyatakan meninggal kemarin sore, korban Yuda Setya Wardana sempat mengalami kondisi gawat sebanyak dua kali. Kondisi terburuk sudah dialaminya sejak Rabu (5/4) malam. Kondisi korban yang memburuk kembali terjadi Kamis sore, sampai akhirnya meninggal.
Menurut dr Susila, tim dokter BRSUD Tabanan sebetulnya sudah berusaha maksimal membantu pasien. Namun, nyawanya tetap tidak terselamatkan lagi. Semasa perawatan di ICU, siswa berusia 15 tahun ini tetap menggunakan ventilator atau mesin napas.
Disebutkan, ayah korban, Jumario, 46, beserta para guru MTS Negeri 2 Sleman yang menungguinya selama berhari-hari di BRSUD Tabanan, telah mengikhlaskan kepergiaan Yuda Setya Wardana. Baik Jumario maupun Kepala Sekolah (Kasek) MTS Negeri 2 Sleman, Haldrilin, 40, menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, yang telah menanggung biaya perawatan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada tim dokter BRSUD Tabanan, kepolisian, dan masyarakat Desa Candikuning yang sebelumnya membantu pencarian korban pasca yang hilang di hutan selama 22 jam.
Sementara itu, jenazah koran Yuda Setya Wardana hingga kemarin petang belum dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Sleman, Jogjakarta. Jenazahnya masih dititip sementara di BRSUD Tabanan.
Menurut dr Susila, setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, jenazah siswa korban hilang ini sebelum dipulangkan nanti akan disholatkan dulu di Masjid Al Huda, Jalan Ahmad Yani Kediri, Tabanan. “Kain kafan dan jenazah disholatkan terlebih dahulu di masjid yang ada di Kediri. Setelah itu, dikirim langsung ke Sleman,” jelas dr Susila.
Korban Yuda Setya Wardana sendiri sebelumnya ditemukan dalam kondisi lemas di Bukit Lesung, Sabtu sore pukul 15.00 Wita. Siswa setingkat SMP ini ditemukan di dekat makam keramat milik umat Muslim di atas Pura Teratai Bang, Desa Pakraman Bukitcatu, Desa Candikuning.
Sebelum ditemukan dalam kondisi lemas dengan luka-luka gores dan lecet, korban Yuda Setya Wardana dilaporkan hilang dari rombongan MTS Negeri 2 Sleman, yang study tour ke DTW Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Jumat (31/3) sore. Korban tercecer dari rombongan usai Sholat Jumat di Masjid Al Hidayah, sebelah barat Danau Beratan, Jumat sore sekitar pukul 17.15 Wita.
Korban diketahui hilang tercecer, setelah guru yang mimpin rombongan dalam bus, Hartono, 43, mengecek para siswanya. Ternyata, Yuda Setya Wardana tidak ada. Mereka pun berupaya melakukan pencarian. Namun, hingga Jumat malam korban tidak ditemukan. Hartono kemudian melaporkan kehilangan siswa atas nama Yuda Setya ini ke Mapolsek Baturiti.
Korban Yuda Setya kemudian ditemukan tanpa sengaja oleh 7 warga Singaraja, Buleleng yang hendak petik anggur di kawasan Bukit Lesung. Saat itu, 7 warga Singaraja ini melihat korban Yuda Setya dalam kondisi lemas dan menggigil kedinginan dekat gegumuk yang diyakini kuburan tokoh Muslim. Korfban pun dievakuasi ke BRSUD Tabanan. * d
Sebelum akhirnya meninggal, korban Yuda Setya Wardana sempat menjalani operasi otak di BRSUD Tabanan, Sabtu (1/4) malam. Siswa asal Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman ini kemudian dibuat tidak sadarkan diri selama tiga hari pasca operasi.
Direktur BRSUD Tabanan, dr Nyoman Susila, mengatakan korban Yuda Setya Wardana menghembuskan napas terakhir, Kamis sore pukul 17.10 Wita dalam perawatan di Ruang ICU. Menurut dr Susila, operasi pada otak yang dijalani pasien sebetulnya tidak ada masalah. Kematian korban diduga kuat karena ada cedera di bagian paru-paru yang mengakibatkan gagal napas. “Cedera pada paru-paru mungkin disebabkan karena korban terjatuh,” ungkap dr Susila saat dikonfirmasi NusaBali kemarin petang.
Dia menyebutkan, adanya cedera di paru-paru korban baru diketahui pada hari ketiga dirawat di ICU BRSUD Tabanan. Dicurigai ada kendala pada paru-paru, karena korban mengalami sesak napas. Saat awal masuk ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) BRSUD Tabanan, paru-paru korban sudah difoto.
“Tapi, pada hari pertama tidak kelihatan masalah cedera di paru-paru tersebut. Munculnya mulai hari ketiga dan akhirnya tidak bisa disapih dari mesin” terang dr Susila.
Sebelum dinhyatakan meninggal kemarin sore, korban Yuda Setya Wardana sempat mengalami kondisi gawat sebanyak dua kali. Kondisi terburuk sudah dialaminya sejak Rabu (5/4) malam. Kondisi korban yang memburuk kembali terjadi Kamis sore, sampai akhirnya meninggal.
Menurut dr Susila, tim dokter BRSUD Tabanan sebetulnya sudah berusaha maksimal membantu pasien. Namun, nyawanya tetap tidak terselamatkan lagi. Semasa perawatan di ICU, siswa berusia 15 tahun ini tetap menggunakan ventilator atau mesin napas.
Disebutkan, ayah korban, Jumario, 46, beserta para guru MTS Negeri 2 Sleman yang menungguinya selama berhari-hari di BRSUD Tabanan, telah mengikhlaskan kepergiaan Yuda Setya Wardana. Baik Jumario maupun Kepala Sekolah (Kasek) MTS Negeri 2 Sleman, Haldrilin, 40, menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, yang telah menanggung biaya perawatan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada tim dokter BRSUD Tabanan, kepolisian, dan masyarakat Desa Candikuning yang sebelumnya membantu pencarian korban pasca yang hilang di hutan selama 22 jam.
Sementara itu, jenazah koran Yuda Setya Wardana hingga kemarin petang belum dipulangkan ke kampung halamannya di Dusun Tanjung, Desa Sumerejo, Kecamatan Tempel, Sleman, Jogjakarta. Jenazahnya masih dititip sementara di BRSUD Tabanan.
Menurut dr Susila, setelah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, jenazah siswa korban hilang ini sebelum dipulangkan nanti akan disholatkan dulu di Masjid Al Huda, Jalan Ahmad Yani Kediri, Tabanan. “Kain kafan dan jenazah disholatkan terlebih dahulu di masjid yang ada di Kediri. Setelah itu, dikirim langsung ke Sleman,” jelas dr Susila.
Korban Yuda Setya Wardana sendiri sebelumnya ditemukan dalam kondisi lemas di Bukit Lesung, Sabtu sore pukul 15.00 Wita. Siswa setingkat SMP ini ditemukan di dekat makam keramat milik umat Muslim di atas Pura Teratai Bang, Desa Pakraman Bukitcatu, Desa Candikuning.
Sebelum ditemukan dalam kondisi lemas dengan luka-luka gores dan lecet, korban Yuda Setya Wardana dilaporkan hilang dari rombongan MTS Negeri 2 Sleman, yang study tour ke DTW Ulun Danu Beratan, Desa Candikuning, Jumat (31/3) sore. Korban tercecer dari rombongan usai Sholat Jumat di Masjid Al Hidayah, sebelah barat Danau Beratan, Jumat sore sekitar pukul 17.15 Wita.
Korban diketahui hilang tercecer, setelah guru yang mimpin rombongan dalam bus, Hartono, 43, mengecek para siswanya. Ternyata, Yuda Setya Wardana tidak ada. Mereka pun berupaya melakukan pencarian. Namun, hingga Jumat malam korban tidak ditemukan. Hartono kemudian melaporkan kehilangan siswa atas nama Yuda Setya ini ke Mapolsek Baturiti.
Korban Yuda Setya kemudian ditemukan tanpa sengaja oleh 7 warga Singaraja, Buleleng yang hendak petik anggur di kawasan Bukit Lesung. Saat itu, 7 warga Singaraja ini melihat korban Yuda Setya dalam kondisi lemas dan menggigil kedinginan dekat gegumuk yang diyakini kuburan tokoh Muslim. Korfban pun dievakuasi ke BRSUD Tabanan. * d
1
Komentar