Askot PSSI Denpasar Siap Putar Kompertisi Penuh, Exco Harapkan Anggaran Rp 2 Miliar
Anggaran Rp 1 miliar yang diterima tahun ini juga telah digunakan Rp 528 juga untuk backup Liga 3 putaran nasional 2021, sehingga sisa anggaran yang dimaksimalkan tahun 2022 tinggal Rp 472 juta.
DENPASAR, NusaBali
Asosiasi Kota (Askot) PSSI Denpasar berharap anggarannya pada 2023 dikembalikan menjadi Rp 2 miliar. Pasalnya, anggaran Askot PSSI Denpasar hanya Rp 1 miliar. Akibat anggaran minim, kompetisi yang diterapkan tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya.
Menurut eksekutif comitte (Exco) PSSI Denpasar, I Gusti Lanang Rai Buyana, Senin (18/7), harapan pada kompetisi tahun depan kompetisi dapat berputar secara penuh. Artinya kompetisi kembali pada konsep awal, dimana divisi utama delapan tim dengan sistem setengah kompetisi tidak dibagi grup seperti sekarang. Begitu juga divisi di bawahnya semua diputar dalam kompetisi penuh. Bahkan kompetisi usia muda U-13, U-15, dan U-17 nantinya hanya boleh diikuti klub anggota.
"Tambahan anggaran sangat kami perlukan untuk menjalankan kompetisi secara penuh, kompetisi tahun depan juga akan kita coba untuk melaksanakan pertandingan sesuai standar, wasit empat , ada MC dan perangkat pendukung lainnya," kata Gusti Lanang Rai, yang juga anggota kepolisian RI itu.
Menurutnya, anggaran Rp 1 miliar yang diterima tahun ini juga telah digunakan Rp 528 juga untuk memback up Liga 3 putaran nasional 2021, sehingga sisa anggaran dapat yang dimaksimalkan tahun 2022 tinggal Rp 472 juta. Anggaran itupun, katanya, masih harus dibagi untuk persiapan tiga tim Porprov, yakni sepakbola, futsal dan bola pantai.
"Dengan begitu anggaran tahun depan harus dikembalikan saja ke Rp 2 miliar," kata Gusti Lanang Rai. Pada Porprov nanti, kata Gusti Lanang, pihaknya menargetkan tiga medali emas sekaligus. Pertama di cabor sepakbola, karena sebelumnya hanya dapat medali perak. Lalu mempertahankan medali emas di futsal dan bola pantai yang baru dipertandingkan pertama kalinya. Tim bola pantai Denpasar pun memiliki catatan bagu setelah juara regional Bali.
Gusti Lanang Rai juga menyoroti gelaran bola pantai yang pada tahun ini tidak hanya kejar tayang. Hal itu membuat kecewa tim peserta yang ikut. Contohnya, sepak bola pantai tahun 2021. Walaupun Asprov PSSI Bali memiliki alibi dan alasan pembenar, tapi menurutnya gelaran bola pantai itu terkesan dipaksakan karena hanya diikuti empat tim, dengan tiga tim dari Bali, yakni Tim Bali 1, Tim Bali 2, dan tim Denpasar. Sedangkan satu tim dari NTT, pemainnya sebagai besar warga NTT yang menetap di Bali yang kebetulan hobi main bola, tapi tajuknya putaran nasional.
"Denpasar juara di Bali waktu itu, tapi tidak mewakili Bali di putaran nasional. , untuk itu jangan hanya mengejar kuantitas dengan mengesampingkan kualitas dari kegiatan yang dilaksanakan," kata Gusti Lanang Rai. *dek
Menurut eksekutif comitte (Exco) PSSI Denpasar, I Gusti Lanang Rai Buyana, Senin (18/7), harapan pada kompetisi tahun depan kompetisi dapat berputar secara penuh. Artinya kompetisi kembali pada konsep awal, dimana divisi utama delapan tim dengan sistem setengah kompetisi tidak dibagi grup seperti sekarang. Begitu juga divisi di bawahnya semua diputar dalam kompetisi penuh. Bahkan kompetisi usia muda U-13, U-15, dan U-17 nantinya hanya boleh diikuti klub anggota.
"Tambahan anggaran sangat kami perlukan untuk menjalankan kompetisi secara penuh, kompetisi tahun depan juga akan kita coba untuk melaksanakan pertandingan sesuai standar, wasit empat , ada MC dan perangkat pendukung lainnya," kata Gusti Lanang Rai, yang juga anggota kepolisian RI itu.
Menurutnya, anggaran Rp 1 miliar yang diterima tahun ini juga telah digunakan Rp 528 juga untuk memback up Liga 3 putaran nasional 2021, sehingga sisa anggaran dapat yang dimaksimalkan tahun 2022 tinggal Rp 472 juta. Anggaran itupun, katanya, masih harus dibagi untuk persiapan tiga tim Porprov, yakni sepakbola, futsal dan bola pantai.
"Dengan begitu anggaran tahun depan harus dikembalikan saja ke Rp 2 miliar," kata Gusti Lanang Rai. Pada Porprov nanti, kata Gusti Lanang, pihaknya menargetkan tiga medali emas sekaligus. Pertama di cabor sepakbola, karena sebelumnya hanya dapat medali perak. Lalu mempertahankan medali emas di futsal dan bola pantai yang baru dipertandingkan pertama kalinya. Tim bola pantai Denpasar pun memiliki catatan bagu setelah juara regional Bali.
Gusti Lanang Rai juga menyoroti gelaran bola pantai yang pada tahun ini tidak hanya kejar tayang. Hal itu membuat kecewa tim peserta yang ikut. Contohnya, sepak bola pantai tahun 2021. Walaupun Asprov PSSI Bali memiliki alibi dan alasan pembenar, tapi menurutnya gelaran bola pantai itu terkesan dipaksakan karena hanya diikuti empat tim, dengan tiga tim dari Bali, yakni Tim Bali 1, Tim Bali 2, dan tim Denpasar. Sedangkan satu tim dari NTT, pemainnya sebagai besar warga NTT yang menetap di Bali yang kebetulan hobi main bola, tapi tajuknya putaran nasional.
"Denpasar juara di Bali waktu itu, tapi tidak mewakili Bali di putaran nasional. , untuk itu jangan hanya mengejar kuantitas dengan mengesampingkan kualitas dari kegiatan yang dilaksanakan," kata Gusti Lanang Rai. *dek
Komentar