Narkoba Jenis Baru Terdeteksi Masuk Bali
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali mendeteksi adanya narkoba jenis baru yang masuk Bali.
Berawal dari Tes Urine BNNP Terhadap Seorang Pengunjung Kafe
DENPASAR, NusaBali
Narkoba yang dinamai Zat Psikoaktif Baru atau New Psychoactive Substances (NPS) oleh pihak BNNP Bali terdeteksi setelah berhasil memeriksa urine salah seorang pengujung kafe di seputaran Denpasar, beberapa waktu lalu. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan apakah para pengedar mulai merambah Pulau Dewata ini.
Kepala BNNP Bali, Brigjen Pol Drs Putu Gede Suastawa menerangkan jika narkoba jenis NPS tersebut memang sudah beredar sekitar tahun 2013 lalu di Indonesia. Di Bali sendiri, pihak BNNP baru mendeteksinya sekitar awal Oktober 2015 lalu. Sehingga, pria penyalahguna barang berbahaya tersebut langsung dicokok. "Kita dapat dia (pengguna) usai hasil tes urinenya positif mengandung zat semacam jenis narkoba. Sehingga, kita langsung amankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut," jelas Brigjen Suastawa, Senin (14/12).
Dikatakannya, narkoba jenis NPS tersebut memiliki ciri seperti permen karet. Di mana sang pengguna biasanya menggunakan barang tersebut dengan cara mengecapnya. Hal inilah yang membuat petugas sedikit kesulitan dalam membongkar peredaran narkoba jenis ini.
"Di Bali, memang baru kali ini terdeteksi. Tapi, kalau di Indonesia sendiri, narkoba jenis 'permen karet' ini sudah ada sejak 2 tahun silam," ungkapnya lagi. Untuk dampak terhadap pemakai narkoba jenis NPS itu, Suastawa mengakui sama seperti narkoba jenis lainnya, seperti stimulan, depresi, halusinasi, adiktif dan ketergantungan, serta ingin kembali menggunakannya. Atas dasar itulah, pihak BNN mengkategorikannya ke dalam narkotika.
"Ya, seperti narkoba pada umumnya. Memberikan ketergantungan dan efek secara bertahap kepada penggunanya," ungkapnya. Terkait identitas pengguna tersebut, mantan Karorena Polda Bali ini enggan membeberkannya. Apalagi, saat ini pengguna tersebut sudah menjalani masa rehabilitasi. Ia juga menduga, pengguna barang haram itu mendapatkan narkoba tersebut dari Jakarta.
"Dia saat ini kita sudah proses rehab. Barang itu diduga kuat datang dari Jakarta," beber Brigjen Suastawa. Untuk diketahui, terhitung dari awal Januari hingga saat ini, pihak BNN Provinsi Bali sudah berhasil menangani 935 kasus narkoba yang masuk rehabilitasi. Dari total kasus itu, setidaknya kaum pria yang terjerumus dalam dunia hitam tercatat mencapai 874 orang. Sementara, wanita mencapau 128 orang. "Dibandingkan dengan tahun 2014, data crime total ada 762 kasus. Untuk crime clearence sebanyak 727 kasus," tutup perwira dengan bintang satu di pundak ini. 7 da
1
Komentar