Kasus Covid-19 Meningkat Lagi di Bali
Warga Diminta Disiplin Masker dan Vaksinasi Booster
DENPASAR, NusaBali
Kasus harian Covid-19 di Bali menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
Sepanjang pekan ini angkanya selalu berada di atas 100 kasus baru. Teranyar, data Satgas Covid-19 Provinsi Bali yang dirilis, Selasa (19/7) angka kasus baru mencapai 167 orang terkonfirmasi Covid-19, jumlah pasien sembuh sebanyak 68 orang, sementara korban meninggal dilaporkan berjumlah satu orang.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes, meminta masyarakat Bali kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker ketika berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. "Seperti imbauan Presiden Jokowi, bahwa sekarang wajib pakai masker di dalam dan di luar ruangan," ujar Kadis dr Anom dikonfirmasi NusaBali, Selasa (19/7).
Hal tersebut mengantisipasi semakin bertambahnya angka kasus harian yang dicurigai disebabkan varian BA.4 dan BA.5. Meskipun gejala yang dialami pasien tidak termasuk berat, masyarakat diharapkan tidak menyepelekan, apalagi bagi kelompok rentan seperti lansia atau memiliki penyakit bawaan (komorbid).
Untuk itu pihaknya terus mendorong agar masyarakat yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dua dosis tidak menunda vaksinasi lanjutan (booster). Karena vaksin booster nantinya dapat semakin memperingan gejala yang dialami ketika terkena varian Covid-19 yang ada saat ini. "Untuk mencegah supaya tidak sakit, segera melakukan vaksin booster bagi yang belum," ucap dr Anom.
Dia menyebut target vaksinasi booster di Bali yakni sebanyak 80 persen. Sementara data terakhir yang disampaikan Satgas Covid-19 Bali, capaian vaksinasi booster masih berada di angka 69,80 persen. Sementara itu belum selesai penyebaran varian BA.4 dan BA.5 Kementerian Kesehatan kembali merilis temuan subvarian baru Covid-19, yakni BA.2.75. Ada tiga kasus yang dilaporkan, satu di antaranya ditemukan di Bali.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Mohammad Syahril mengatakan temuan tiga kasus subvarian Omicron BA.2.75 di Indonesia tersebut ditemukan pada, Minggu (17/7). Satu kasus ditemukan di Bali merupakan imported case dari seorang WNA. Sedangkan dua kasus lainnya ditemukan di Jakarta, berdasarkan penyelidikan adalah transmisi lokal.
Syahril juga mengungkapkan gejala yang dikeluhkan ketiga pasien masih ringan. Menurutnya, gejala yang muncul serupa dengan yang ditemukan pada pasien Omicron BA.4 dan BA.5, seperti batuk, demam, pilek, nyeri tenggorokan, sakit kepala, sesak napas, pusing, mual/muntah, hingga anosmia.
Oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), subvarian BA.2.75 ini dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Dalam artian subvarian ini sedang diawasi secara ketat oleh WHO. *cr78
Komentar