Satpol PP Dorong Air Sungai Beririt Diuji di Laboratorium
MANGUPURA, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung mendorong dilakukan pengujian terhadap air Sungai Beririt untuk memastikan terkontaminasi limbah atau tidak.
Ini sebagai upaya agar pihaknya segera mengambil sikap atas kondisi tersebut. Namun, saat ini Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung masih menunggu proses pengerukan yang dilakukan oleh sejumlah akomodasi di kawasan tersebut.
Kasatpol PP Badung I Gusti Agung Ketut Suryanegara, mengatakan setelah adanya indikasi limbah di Sungai Beririt, di Jalan Pantai Geger, kawasan Banjar Peminge, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, pihaknya langsung turun ke lokasi pada Selasa (19/7) sore. Pemantauan langsung di lokasi itu untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan, sehingga memiliki gambaran terkait indikasi limbah yang ada di sana. “Temuan ini sudah beberapa hari lalu, namun kita harus cek langsung kondisi di lapangan. Makanya kita tutun bersama tim dari Dinas LHK, Camat Kuta Selatan dan stakeholder lainnya,” kata Suryanegara, Selasa (19/7).
Setelah memantau dan melihat langsung kondisi air sungai itu, Suryanegara langsung mendorong Dinas LHK Badung untuk mengambil sampel air untuk diuji. Kata Suryanegara agar pihaknya memiliki gambaran dalam memberikan sikap atau sanksi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab. “Rekomendasi dari Dinas LHK ini lah yang menjadi dasar dalam memberi sanksi nantinya. Jadi, saat ini kita mendorong Dinas LHK untuk segera mengambil sampel air,” tegas Suryanegara.
Sementara, salah satu petugas Dinas LHK Badung yang turun melakukan pemantauan mengaku belum bisa mengambil sampel air Sungai Beririt. Pasalnya, saat ini masih menunggu proses pengerukan yang dilakukan oleh sejumlah akomodasi yang ada di sekitar lokasi tersebut. “Kalau sampel air belum diambil. Nanti setelah pengerukan alur sungai itu akan kita ambil airnya untuk diuji,” kata petugas tadi.
Sementara, Kadis LHK Badung I Wayan Puja mengaku belum mengambil sampel air Sungai Beririt, karena sedang ada pengerukan pasir. Rencana setelah nanti proses pengerukan selesai, tim dari Dinas LHK akan langsung mengambil sampel air sekaligus mengecek gorong-gorong di kawasan tersebut.
Terkait adanya ikan mati dan aroma tak sedap, Puja menjelaskan tidak hanya karena disebabkan limbah, namun ada berbagai faktor. “Nanti kita cek semuanya setelah ada pengerukan. Termasuk apakah ada kebocoran pembuangan limbah,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, dugaan Sungai Beririt terkontaminasi limbah berawal dari laporan keluhan masyarakat karena air sungai bewarna kecoklatan dan mengeluarkan aroma tak sedap. Hal ini juga diperkuat dengan adanya sejumlah ikan yang mati di sana. *dar
Komentar