nusabali

Walikota Paparkan Mitigasi dan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana

Jadi Pembicara pada Sharing Experiences Kemendes PDTT

  • www.nusabali.com-walikota-paparkan-mitigasi-dan-pemulihan-ekonomi-pasca-bencana

DENPASAR, NusaBali
Walikota I Gusti Ngurah Jaya Negara didapuk menjadi narasumber pada Workshop on Sharing Experiences in Disaster Management at Community and Rural/Poor Household Level yang digagas Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, di Teba Majelangu, Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Selasa (19/7).

Pada kesempatan tersebut Walikota Jaya Negara memaparkan Mitigasi Bencana dan Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana.  Hadir di acara tersebut Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan Kemendes PDTT Sugito, perwakilan dari ASEAN, delegasi negara-negara ASEAN, serta OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar.

Dalam paparannya, Walikota Jaya Negara menjelaskan, indeks desa membangun Kota Denpasar pada 2020 dan 2021 berhasil memperoleh peringkat 2 sebagai kabupaten/kota dengan status mandiri. Sedangkan tahun 2022 memperoleh peringkat 1 dengan status mandiri.

Terkait penyiapan desa/kelurahan tangguh bencana, saat ini telah terbentuk 8 desa/kelurahan. Hal tersebut sejalan dengan misi kedua Kota Denpasar, yaitu menjaga stabilitas keamanan dengan terkendalinya kamtibmas, ketahanan pangan, dan kesiapsiagaan bencana.

“Kota Denpasar telah memiliki layanan terintegrasi kegawatdaruratan melalui call center pusat pengendalian operasional penanggulangan bencana dengan saluran telepon 0361-223333 atau 112. Kami juga memiliki pelayanan antar jemput jenazah gratis,” ujar Walikota Jaya Negara.

Dijelaskannya, dalam hal mitigasi bencana, selain dengan penyusunan kebijakan serta membangun pos-pos pengamanan dan pos pengawasan, juga dilakukan pemetaan daerah rawan bencana hingga level desa/kelurahan. Mitigasi bencana juga dilaksanakan dengan pemasangan tanda-tanda bahaya/larangan dan jalur evakuasi, warning receiver system (WRS) gempa bumi, early warning system (EWS) tsunami, serta alat monitor ketinggian air sungai.

“Secara berkala, juga dilaksanakan pelatihan kebencanaan dan juga telah dibangun gedung tempat evakuasi sementara. Sebagai bentuk kearifan lokal Bali, peringatan kebencanaan juga dapat menggunakan alat tradisional bale kulkul/kentongan, yang digunakan untuk memberikan informasi kepada masyarakat, termasuk informasi kebencanaan,” kata Walikota Jaya Negara.

Walikota Jaya Negara menambahkan, pandemi Covid-19 selain memberikan pengaruh pada kesehatan, juga berdampak pada sisi ekonomi yang sebagian besar bergantung pada sektor pariwisata. Kondisi ini juga menjadi penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi di Kota Denpasar.

“Berbagai strategi pengendalian Covid-19 telah dilaksanakan, antara lain adalah dengan program ‘Jagabaya’, yaitu kolaborasi antara Forkopimda bersama satgas pencegahan Covid-19 Kota Denpasar hingga level desa/kelurahan/desa adat/dusun/lingkungan. Selain itu upaya peningkatan vaksinasi dalam rangka pembentukan herd immunity terus kami laksanakan,” jelasnya.

Terkait inovasi penanganan kesehatan di masa pandemi, Pemkot Denpasar memiliki aplikasi Denpasar Siaga Covid-19 (Desac), yang merupakan layanan berbasis chat booth WhatsApp yang digunakan untuk menghubungkan langsung antara pemerintah dengan warga terkonfirmasi positif.

“Dalam upaya pemulihan ekonomi, kami melaksanakan program pandemic incubation program (PIP), yang merupakan program pelatihan, pemberian stimulus, dan pendampingan mulai usaha bagi warga terdampak pandemi,” tutur Walikota Jaya Negara.

Kebijakan pemulihan ekonomi pasca bencana, salah satunya adalah penyaluran bantuan langsung tunai dana desa sekitar 47 persen dari total dana desa. Kegiatan pengendalian Covid-19 juga dialokasikan dalam dana desa sekitar 10 persen. Serta dalam rangka mendukung pengelolaan ketahanan pangan termasuk program padat karya tunai desa, dialokasikan sebesar 20 persen.

“Kegiatan pemulihan ekonomi lainnya yang dilaksanakan adalah dengan pengelolaan desa wisata serta pengelolaan badan usaha milik desa. Sinergi ini dilaksanakan dengan semangat vasudhaiva khutumbakam, yang memiliki makna menyama braya,” kata Walikota Jaya Negara.

Sugito menjelaskan, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan dalam penanggulangan bencana karena masyarakat menjadi orang-orang pertama yang terkena dampak. Masyarakat juga menjadi orang yang pertama kali memberikan respons terhadap bencana yang mereka hadapi.

“Kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan partisipasi masyarakat salah satunya melalui desa siaga bencana. Desa siaga bencana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan jika terkena bencana,” ujar Sugito. *mis

Komentar