Festival Anak Denpasar: Kenalkan Sketsa Lingkungan kepada Siswa SD se-Kota Denpasar
DENPASAR, NusaBali.com – Lomba menggambar, mewarnai, dan melukis mungkin sudah menjadi hal yang biasa untuk anak-anak dalam mengikuti kompetisi seni rupa, tetapi bagaimana dengan sketsa yang harus menggambar objek langsung tanpa menggunakan imajinasi sebagaimana anak-anak sering lakukan?
Itulah yang dihelat oleh Forum Anak Daerah (FAD) Kota Denpasar dalam Festival Anak Denpasar tahun 2022, serangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Kota Denpasar, Rabu (20/7/2022) pagi, di Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) Taman Janggan, di Jalan Puputan, Renon, Denpasar.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi FAD Kota Denpasar di bawah naungan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar dengan Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Kota Denpasar. Selain itu, APSAI selaku mitra kegiatan memfasilitasi penuh kegiatan tersebut dengan mengundang komunitas Urban Sketcher Bali.
“Hari ini (anak-anak) dikenalkan dengan sketsa yang juga merupakan salah satu profesi yaitu sketcher, berkolaborasi dengan Urban Sketcher Bali untuk memberikan workshop dan lomba, dan yang terbaik akan diapresiasi, mendapat penghargaan dari Walikota Denpasar,” terang Ismurtono Santoso, Sekretaris Jenderal APSAI Kota Denpasar.
Selain kegiatan lomba yang diapresiasi dengan piala Walikota Denpasar, kegiatan tersebut juga diawali dengan mengedukasi 33 peserta lomba yang terdiri dari siswa SD kelas 4-6 dari perwakilan SD berstandar sekolah ramah anak se-Kota Denpasar tentang RBRA Taman Janggan, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan seni sketsa oleh komunitas Urban Sketcher Bali, dan diakhiri dengan lomba menggambar sketsa lingkungan dengan objek di sekitar RBRA Taman Janggan.
“Kegiatan hari ini sepenuhnya difasilitasi oleh APSAI Kota Denpasar, di mana FAD Kota Denpasar berperan untuk memberikan wadah kepada anak-anak untuk mengasah bakat mereka, berkreativitas, dan beraspirasi, sehingga waktu luang mereka dapat dipergunakan dengan baik,” jelas Chintya Pradnya, Sekretaris Umum FAD Kota Denpasar saat ditemui sedang memimpin acara sebagai MC, Rabu pagi.
Menurut salah satu dewan juri dari Urban Sketcher Bali, Andri Anuroe, pihak juri tidak mematok kriteria khusus karena peserta yang masih duduk di bangku SD. “Karena masih SD, kami hanya ingin melihat objek apa yang mereka tangkap dan apa yang ingin mereka ceritakan melalui sketsa tersebut,” tutur illustrator yang sudah bergabung dengan Urban Sketcher Bali sejak 2015 itu.
Salah satu orangtua yang mendampingi anaknya mengikuti kegiatan, Indah Wahyuni, mengaku anaknya, Ari Santi, siswa kelas 4 SD 1 Bumi, Glogor Carik, tertarik mengikuti lomba setelah ada tawaran dari sekolah meskipun tidak ada persiapan khusus yang dilakukan.
“Anak saya kan masih tahap belajar, sebagai kesempatan untuk berkreativitas, dan ini untuk pertama kalinya menggambar objek secara langsung bukan mengkhayal; kalau anak saya sama sekali tidak ada persiapan karena di rumah dia hanya menggambar dengan contoh saja,” ungkap Wahyuni.
Salah satu peserta lomba sketsa lingkungan dari SD Saraswati 6 Denpasar, Kirana Putri, mengaku senang mengikuti lomba karena ia bisa keluar melihat lingkungan setelah sekian lama semenjak pandemi.
“Senang sih bisa lihat-lihat sekitar, soalnya sudah jarang keluar,” ujar siswa kelas 6 SD itu. Ia pun mengaku menggambar sketsa lebih mudah dan perlu sedikit peralatan.
Sang guru sekaligus pendamping Kirana Putri, I Nyoman Suatama, mengungkapkan cukup kesulitan untuk mempersiapkan anak didiknya karena minim pengetahuan perihal sketsa.
“Kalau persiapan memang ada sedikit kesulitan, kami cari melalui internet tentang sketsa, tetapi setelah ada masukan dari peserta dan panitia mengenai sketsa, sekarang sudah mulai paham, dan dapat mengikuti lomba dengan baik,” ungkap Suatama.
Suatama pun tidak mementingkan anak didiknya menang atau tidak, baginya sudah bisa ikut saja merupakan sebuah prestasi. Selain itu, ia juga berharap kegiatan seperti ini bisa ditingkatkan dan diperluas penyelenggaraannya serta mengambil tempat yang lebih menarik lagi untuk anak-anak.
Di kesempatan yang sama, Indah Sari Putri, Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak, Dinas P3AP2KB Kota Denpasar menjelaskan latar belakang pemilihan lokasi di RBRA Taman Janggan.
“Taman ini adalah salah satu taman di Denpasar yang terstandardisasi memenuhi kriteria layak untuk anak; kami ingin mengenalkan kembali taman ini kepada masyarakat setelah pandemi, sehingga masyarakat tahu taman ini sudah siap kembali digunakan,” jelas Sari.
Pada kompetisi ini, Aurellya Syacha Tsabitah, dari SD Muhammadiyah 4 Denpasar keluar sebagai pemenang. Menurut dewan juri, Adhitya Gunawan, yang juga anggota inti Urban Sketcher Bali, hasil karya Aurellya sudah menyerupai karya para sketcher, di mana ia menerapkan unsur perspektif dan fokus ruang pada gambar. *rat
Komentar