Dewan Usulkan Penataan Sungai Beririt
MANGUPURA, NusaBali
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung angkat bicara terkait dugaan pencemaran yang terjadi di Sungai Beririt yang terletak di Jalan Pantai Geger, kawasan Banjar Peminge, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan.
Dewan mendesak instansi terkait menata Sungai Beririt agar tidak lagi muncul permasalahan dikemudian hari. “Kami mendorong perbaikan kondisi sungai tersebut agar menjadi optimal sesuai fungsinya. Kami dari Komisi II akan mengusulkan agar kondisi sungai bisa ditata agar masalah seperti ini menjadi tuntas dan tidak terulang ke depannya. Apalagi di sana merupakan daerah pariwisata internasional. Kita maunya makin cepat makin bagus, tapi itu tentu harus dilakukan ketika kondisi keuangan daerah sudah membaik,” kata Ketua Komisi II DPRD Badung, I Gusti Lanang Umbara, Rabu (20/7).
Lanang Umbara melanjutkan bila hasil uji laboratorium menunjukan benar air tersebut tercemar limbah, tindakan tegas harus diambil sesuai dengan peraturan perundang-undangan. “Pelaku juga dicari tahu dan diminta untuk memperbaiki pengolahan limbahnya agar tidak membahayakan bagi lingkungan,” tegasnya.
Lebih lanjut dikatakan, dari informasi yang telah dikumpulkan Komisi II, aliran Sungai Beririt pernah terkontaminasi cairan limbah. Hal itu dikarenakan adanya kebocoran pipa usaha dari hulu yang kemudian terbawa air ke hilir. Nah karena di lokasi Sungai Beririt ada cekungan, ditambah kondisi muara tertutup pasir, sehingga air menggenang.
“Jadi nanti juga akan kita cek, apakah dugaan pencemaran yang kali kedua terjadi ini karena limbah dari hulu atau tidak. Semua usaha di sepanjang sungai akan kita cek agar jelas,” tegas Lanang Umbara.
Turut serta meninjau kondisi Sungai Beririt yakni Ketua Komisi I DPRD Badung Made Ponda Wirawan dan salah satu anggota Komisi I Wayan Loka Astika.
Sebelumnya diberitakan, dugaan Sungai Beririt terkontaminasi limbah berawal dari laporan keluhan masyarakat karena air sungai bewarna kecoklatan dan mengeluarkan aroma tak sedap. Hal ini juga diperkuat dengan adanya sejumlah ikan yang mati.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung telah mengambil sampel air sungai untuk diuji di laboratorium untuk memastikan sungai tercemar limbah atau tidak.
Kadis Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung I Wayan Puja sebelumnya menegaskan belum bisa memastikan apakah Sungai Beririt tercemar limbah atau tidak. Makanya, pihak telah mengambil sampel untuk diuji di laboratorium. Terkait adanya ikan mati dan aroma tak sedap, Puja menjelaskan bisa saja karena faktor lain, bukan sebab limbah. *dar
1
Komentar