Temuan Gua Dijadikan Restoran di Desa Pecatu, Usia Gua Diperkirakan Ribuan Tahun
Tim sudah mengambil sampel untuk diuji terkait adanya indikasi jejak sejarah atau jejak kehidupan dalam gua itu.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali dan tim arkeolog Indonesia mendatangi gua di kawasan Hotel The Edge, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Kamis (21/7) pagi. Tim gabungan turun untuk mengecek sekaligus mengkaji dan mempelajari lebih dalam terkait jejak sejarah dan jejak kehidupan dalam gua tersebut. Diperkirakan usia gua tersebut ribuan tahun.
Kadisbud Badung Badung I Gde Eka Sudarwitha, Jumat (22/7) mengatakan, tim yang turun ke lapangan meninjau gua yang dijadikan restoran itu bermaksud menelaah, apakah dalam gua itu ada bersifat peninggalan sejarah, pernah dihuni manusia serta apakah ada relief berkaitan dengan sejarah atau kearifan lokal. Dikatakan, tim tersebut sudah mengambil sampel untuk diuji terkait adanya indikasi jejak sejarah atau jejak kehidupan dalam gua itu. Namun untuk sampel masih dikaji dan tim akan menyampaikan secara resmi hasil kajian mereka.
“Untuk sementara kelihatannya tidak ada temuan sesuai indikasi tersebut (peninggalan sejarah, Red). Namun, semuanya masih tunggu hasil resmi dari tim,” kata Sudarwitha.
Disinggung terkait usia gua itu, mantan Camat Petang ini mengaku kalau perkiraan tim pakar Udayana, Balai Pelestarian Cagar Budaya dan ikatan ahli arkeolog Indonesia, gua itu berusia ribuan tahun. Namun, untuk memastkan hal itu masih dilakukan pengujian. Disbud Badung pun belum bisa mengambil langkah selanjutnya terkait adanya gua itu. Hal ini dikarenakan masih menunggu kajian Balai Kelestarian Cagar Budaya. “Pada prinsipnya kita bekerja atas perundang-undangan dan kajian teknis oleh instansi terkait. Rencana rilis resmi akan disampaikan Senin (25/7), baru ada rekomendasi selanjutnya,” tegas Sudarwitha.
Sementara, Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, mengakui belum mengetahui adanya gua yang dirubah menjadi restoran, sebelum kemudian viral di media sosial (medsos). Hal itu terjadi lantaran berada di area privat yakni milik Hotel The Edge. “Kebetulan lokasinya berada di area privat dan tidak banyak yang tahu,” ucapnya.
Meski demikian, Sumerta mengaku dari informasi yang dikumpulkan bahwa gua yang menjadi retoran tersebut dulunya adalah tempat orang mencari batu permata. Bahkan dia menjelaskan dalam gua tersebut banyak tertinggal batu-batu kristal. “Saya juga berharap dinas terkait melakukan kajian dan tidak terburu-buru memberikan rekomendasi,” harap Sumerta.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan adanya restoran yang dibangun di dalam gua viral di medsos. Usut punya usut, ternyata restoran tersebut berada di sebuah gua yang ada di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Walhasil, petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Badung dan Trantib Kecamatan Kuta Selatan langsung turun melakukan pengecekan di lokasi pada Kamis (14/7) siang.
Terungkapnya ada restoran dalam gua itu setelah adanya video viral di Twitter yang diunggah oleh account bernama @BacangSpesial. Dalam unggahan itu, terdapat seorang wanita yang mengaku sedang berada di restoran The Cave yang berada di bawah hotel The Edge, Desa Pecatu, Kutsel. Dari narasi sang wanita, bahwa gua tersebut sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu dan setiap satu centimeter segmentasi yang ada dalam gua itu terbentuk selama 300 tahun. Dalam restoran tersebut, terdapat setidaknya 7 kali penampilan live show. Pada akhir video itu, terdapat pula list harga yakni Rp 1.500.000 lebih per orang dengan rincian sudah mendapatkan 7 menu makanan. Selain itu, terdapat juga harga Cocktail Rp 200.000 -300.000. “Kalau kalian mau ke sini (restoran The Cave), aku saranin kalian untuk datang lebih pagi. Jadi kalian bisa eksplor tempatnya, masuk-masuk guanya dan foto-foto,” ajak wanita tersebut dalam video itu. *dar, asa
Kadisbud Badung Badung I Gde Eka Sudarwitha, Jumat (22/7) mengatakan, tim yang turun ke lapangan meninjau gua yang dijadikan restoran itu bermaksud menelaah, apakah dalam gua itu ada bersifat peninggalan sejarah, pernah dihuni manusia serta apakah ada relief berkaitan dengan sejarah atau kearifan lokal. Dikatakan, tim tersebut sudah mengambil sampel untuk diuji terkait adanya indikasi jejak sejarah atau jejak kehidupan dalam gua itu. Namun untuk sampel masih dikaji dan tim akan menyampaikan secara resmi hasil kajian mereka.
“Untuk sementara kelihatannya tidak ada temuan sesuai indikasi tersebut (peninggalan sejarah, Red). Namun, semuanya masih tunggu hasil resmi dari tim,” kata Sudarwitha.
Disinggung terkait usia gua itu, mantan Camat Petang ini mengaku kalau perkiraan tim pakar Udayana, Balai Pelestarian Cagar Budaya dan ikatan ahli arkeolog Indonesia, gua itu berusia ribuan tahun. Namun, untuk memastkan hal itu masih dilakukan pengujian. Disbud Badung pun belum bisa mengambil langkah selanjutnya terkait adanya gua itu. Hal ini dikarenakan masih menunggu kajian Balai Kelestarian Cagar Budaya. “Pada prinsipnya kita bekerja atas perundang-undangan dan kajian teknis oleh instansi terkait. Rencana rilis resmi akan disampaikan Senin (25/7), baru ada rekomendasi selanjutnya,” tegas Sudarwitha.
Sementara, Bendesa Adat Pecatu Made Sumerta, mengakui belum mengetahui adanya gua yang dirubah menjadi restoran, sebelum kemudian viral di media sosial (medsos). Hal itu terjadi lantaran berada di area privat yakni milik Hotel The Edge. “Kebetulan lokasinya berada di area privat dan tidak banyak yang tahu,” ucapnya.
Meski demikian, Sumerta mengaku dari informasi yang dikumpulkan bahwa gua yang menjadi retoran tersebut dulunya adalah tempat orang mencari batu permata. Bahkan dia menjelaskan dalam gua tersebut banyak tertinggal batu-batu kristal. “Saya juga berharap dinas terkait melakukan kajian dan tidak terburu-buru memberikan rekomendasi,” harap Sumerta.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan adanya restoran yang dibangun di dalam gua viral di medsos. Usut punya usut, ternyata restoran tersebut berada di sebuah gua yang ada di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Walhasil, petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Badung dan Trantib Kecamatan Kuta Selatan langsung turun melakukan pengecekan di lokasi pada Kamis (14/7) siang.
Terungkapnya ada restoran dalam gua itu setelah adanya video viral di Twitter yang diunggah oleh account bernama @BacangSpesial. Dalam unggahan itu, terdapat seorang wanita yang mengaku sedang berada di restoran The Cave yang berada di bawah hotel The Edge, Desa Pecatu, Kutsel. Dari narasi sang wanita, bahwa gua tersebut sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu dan setiap satu centimeter segmentasi yang ada dalam gua itu terbentuk selama 300 tahun. Dalam restoran tersebut, terdapat setidaknya 7 kali penampilan live show. Pada akhir video itu, terdapat pula list harga yakni Rp 1.500.000 lebih per orang dengan rincian sudah mendapatkan 7 menu makanan. Selain itu, terdapat juga harga Cocktail Rp 200.000 -300.000. “Kalau kalian mau ke sini (restoran The Cave), aku saranin kalian untuk datang lebih pagi. Jadi kalian bisa eksplor tempatnya, masuk-masuk guanya dan foto-foto,” ajak wanita tersebut dalam video itu. *dar, asa
1
Komentar