Tujuh TPS3R di Karangasem Dinilai Mubazir
AMLAPURA, NusaBali
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memanggil pengelola 7 pengelola TPS3R (tempat pengolahan sampah reduce reuse recycle) di Karangasem.
Para pengelola TPS3R ini dikumpulkan di aula Kantor Dinas Informasi dan Informatika Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Jumat (22/7). Warga menilai tujuh unit TPS3R yang dibangun sejak tahun 2010 dengan dana APBN itu mubazir.
Fasilitator Provinsi Bali I Dewa Gede Alit Setiarsa memberikan motivasi kepada tujuh pengelola TPS3R agar memaksimalkan alat yang ada. Pembinaan kepada pengelola TPS3R juga dihadiri Kadis Lingkungan Hidup I Nyoman Tari. “Kami memotivasi kembali para pengelola TPS3R agar pengelolaan sampah berjalan, jangan sampai vakum,” ungkap Dewa Alit Setiarsa. Nantinya ada pendampingan teknis, pendampingan dan managemen melalui pelatihan.
Kadis Lingkungan Hidup I Nyoman Tari mengakui program TPS3R tidak berjalan karena terbentur biaya operasional. “Fasilitas telah lengkap namun nihil dana operasional. Keseriusan pengelola TPS3R juga kurang,” ungkap Nyoman Tari. Penentunya adalah peran serta masyarakat agar memilah sampah dari sumbernya. “Jika sampah dipisah sejak awal akan memudahkan mengelolanya. Mengubah kebiasaan masyarakat untuk memilah sampah berbasis sumber cukup berat,” kata Nyoman Tari.
TPS3R di Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang dibangun pada tahun 2010 dengan anggaran Rp 744,17 juta. TPS3R Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis dibangun dengan biaya Rp 600 juta pada tahun 2011, TPS3R Desa Culik Kecamatan Abang dibangun dengan biaya Rp 544,36 juta tahun 2013, TPS3R Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem dibangun dengan biaya Rp 600 juta tahun 2014.
TPS3R Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem dengan biaya Rp 12,45 miliar tahun 2016. TPS3R Banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri dengan biaya Rp 4,68 miliar tahun 2017 dan TPS3R banjar Linggasana, Desa Bhuana Giri dengan biaya Rp 1,54 miliar tahun 2018. “TPS3R di Banjar Linggasana dikelola Pemkab Karangasem telah overload, belum ada pengelolaannya,” ungkap Nyoman Tari. *k16
Komentar