Polemik Terminal LNG, Lolak Usul Ditawarkan ke Kabupaten
DENPASAR, NusaBali.com – Polemik berdirinya Terminal LNG di Sanur Kota Denpasar belum berkesudahan, kini muncul wacana agar pembangunan terminal khusus (tersus) gas alam cair tersebut ditawarkan ke kabupaten-kabupaten lain di Bali.
Usulan ini dikemukakan oleh I Kadek Arimbawa, Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali. “Jika tidak bisa atau terjadi penolakan, sekiranya coba ditawarkan ke Kabupaten Klungkung, Buleleng atau Karangasem, misalnya,” kata politisi kelahiran Desa Kamasan, Klungkung ini.
Anggota DPD RI Dapil Bali periode 2009-2014 dan 2014-2019 ini menyebut bahwa pembangunan Terminal LNG atau liquefied natural gas ini adalah kebutuhan bagi Pulau Dewata, sehingga mau tak mau harus bisa diwujudkan.
“Karena Bali harus mandiri dalam hal penyediaan energi, khususnya energi bersih. Lagi pula kita tak boleh bergantung pada pasokan energi dari Jawa,” kata pria yang akrab disapa Lolak ini.
Tapi Lolak menambahkan kalau dibilang lokasi ideal, maka Kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi sekaligus pusat bisnis dan memiliki jumlah penduduk yang padat, adalah lokasi yang tepat. “Kebutuhan energi listrik relatif lebih tinggi, sekaligus menjadi penyangga bagi Badung dan Gianyar,” ujarnya.
Hanya saja jika lokasi ideal ini mentok, maka Lolak mengajukan kabupaten lain bisa menjadi pengganti. “Memang menjadi tidak efisien terkait lokasi, namun karena menjadi kebutuhan, maka perlu solusi agar tercapai keterwujudan pembangunan terminal LNG dimaksud,” tambah sosok yang pernah menjadi bintang iklan produk sepeda motor ini.
Sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster memaparkan kebutuhan maksimal Bali terhadap energi adalah sebesar 940 megawatt plus cadangan sebesar 30 persen. Adapun faktualnya ketersediaan energi di Bali sebesar 1.150 megawatt.
Dari ketersediaan energi di Bali sebesar 1.150 megawatt, sebanyak 300 megawatt lebih disalurkan dari luar Bali yakni dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berada di Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Energi sebesar 300 megawatt lebih itu disalurkan ke Bali melalui kabel laut.
1
Komentar