Gubernur Ajak Gelorakan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih Dresta Bali
Perayaan Rahina Tumpek Krulut Pemerintah Provinsi Bali
Gubernur Koster mengajak merawat warisan yaitu Rahina Tresna Asih pada Rahina Tumpek Krulut dengan niat mulia dan sungguh-sungguh, agar menjadi laku hidup dalam mengarungi arus deras dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global.
DENPASAR, NusaBali
Puncak perayaan Rahina Tumpek Krulut Pemerintah Provinsi Bali dilaksanakan di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya (Art Center) Bali di Denpasar pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (23/7) malam. Dalam kesempatan tersebut Gubernur Bali Wayan Koster menggelorakan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih/Hari Kasih Sayang Dresta Bali.
Gubernur Koster hadir didampingi Ny Putri Suastini Koster. Hadir pula Ratu Sri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun, pimpinan DPRD Bali, jajaran Forkopimda Bali, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, serta undangan lainnya.
Perayaan berlangsung meriah dengan pemberian bunga tangan dan tukar menukar kado dari seluruh undangan kepada pasangan (suami/istri), sahabat, teman, dan orang-orang terkasih. Diawali Gubernur Koster dan undangan VVIP memberi bunga kepada istri masing-masing diikuti seluruh undangan di Panggung Terbuka Ardha Candra.
Gubernur Koster juga menyerahkan hadiah sepeda listrik kepada siswa berprestasi SD, SMP, dan SMA/SMK, serta sepeda motor listrik kepada mahasiswa berprestasi. Selain itu gubernur juga memberikan sertifikat kepada 200 sanggar seni yang ada di Bali, diwakili perwakilan dari 9 kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyatakan sebagai implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru, Pemprov Bali menginisiasi Perayaan Rahina Tumpek Krulut yang jatuh pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (23/7), dengan Upacara Jana Kerthi melalui Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2022.
Gubernur mengatakan, Tumpek Krulut merupakan tumpek keempat dalam siklus kalender Bali. Secara filosofis makna perayaan tumpek adalah menstanakan Dewa Keindahan dalam diri manusia agar manusia senantiasa diberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan.
Keindahan atau lango banyak terdapat dalam karya seni seperti gamelan atau musik. Secara psikologis musik memiliki kedayaan estetik untuk mempengaruhi suasana hati menjadi lebih senang.
Selain dengan cara mendengarkan dan memainkan gamelan, rasa senang dan kebahagiaan dalam diri manusia juga dapat dicapai dengan membangun kasih sayang terhadap sesama manusia dan melakukan aktivitas kebersamaan. Dalam kaitan inilah Tumpek Krulut juga identik dengan Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang, tresna asih berarti kasih sayang, berarti pula penyucian dan pemuliaan manusia sebagaimana ajaran kearifan lokal Jana Kerthi.
“Hari ini kita merayakan Tumpek Krulut dengan berbagai aktivitas seperti kebudayaan, sosial, saling mengasihi dan menyayangi, memberi penghargaan, memberi hadiah, serta melakukan aktivitas kebersamaan pada malam ini. Kebersamaan kita pada malam ini merupakan pemuliaan manusia sekaligus penghormatan terhadap kebudayaan sebagai pencapaian budi dan daya cipta manusia,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster mengatakan, kehadiran dan sukacita akan membangun spirit baru. Dikatakan bahwa lelaku kasih sayang terhadap sesama ternyata sejak zaman dahulu kala telah diinisasi oleh leluhur, lelangit, dan guru-guru suci Bali.
“Kita sering kali silau serta terbawa arus pada gaya hidup yang jauh di sana,
sementara justru yang luhur dan mulia dari budaya kearifan lokal Bali yang sangat kaya, unik, dan unggul sering terabaikan,” tutur Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Gubernur Koster menyebut masyarakat Bali meyakini keluhuran dan kemuliaan kearifan lokal Bali, tidak saja menjadi sumber nilai tetapi juga menjadi sumber kehidupan dan kebahagiaan. Tresna asih merupakan itikad dan tetap kuat untuk semakin harmoni dalam membangun tata kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
“Pada kesempatan yang baik ini titiyang ingin menggelorakan sekaligus mengajak seluruh masyarakat Bali, mari kita jadikan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang dresta Bali,” tandas Gubernur Koster.
Gubernur Koster menyebut, leluhur orang Bali telah mewariskan sesuatu yang sangat berharga yaitu Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang pada Rahina Tumpek Krulut. Gubernur mengajak untuk merawat warisan ini dengan niat mulia dan sungguh-sungguh, agar menjadi laku hidup bagi sameton krama Bali sebagai penanda peradaban Bali era baru dalam mengarungi arus deras dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global.
“Kita harus mengejar kemajuan setinggi-tingginya. Namun, saya mengingatkan harus tetap kukuh berpijak pada akar tradisi dan kearifan lokal Bali sebagai karakter dan jati diri orang Bali,” tegas Gubernur Koster.
Perayaan Rahina Tumpek Krulut pada Sabtu malam kemarin dipungkasi dengan kemeriahan Grand Final Lomba Aransemen Lagu Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dan penampilan grup band/musisi Lolot Band, Joni Agung, Nanoe Biru, The Hydrant, dan Navicula. *cr78
Gubernur Koster hadir didampingi Ny Putri Suastini Koster. Hadir pula Ratu Sri Bhagawan Putra Nata Nawa Wangsa Pemayun, pimpinan DPRD Bali, jajaran Forkopimda Bali, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra, serta undangan lainnya.
Perayaan berlangsung meriah dengan pemberian bunga tangan dan tukar menukar kado dari seluruh undangan kepada pasangan (suami/istri), sahabat, teman, dan orang-orang terkasih. Diawali Gubernur Koster dan undangan VVIP memberi bunga kepada istri masing-masing diikuti seluruh undangan di Panggung Terbuka Ardha Candra.
Gubernur Koster juga menyerahkan hadiah sepeda listrik kepada siswa berprestasi SD, SMP, dan SMA/SMK, serta sepeda motor listrik kepada mahasiswa berprestasi. Selain itu gubernur juga memberikan sertifikat kepada 200 sanggar seni yang ada di Bali, diwakili perwakilan dari 9 kabupaten/kota.
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyatakan sebagai implementasi Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 04 Tahun 2022 tentang Tata-Titi Kehidupan Masyarakat Bali Berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru, Pemprov Bali menginisiasi Perayaan Rahina Tumpek Krulut yang jatuh pada Saniscara Kliwon Krulut, Sabtu (23/7), dengan Upacara Jana Kerthi melalui Instruksi Gubernur Bali Nomor 08 Tahun 2022.
Gubernur mengatakan, Tumpek Krulut merupakan tumpek keempat dalam siklus kalender Bali. Secara filosofis makna perayaan tumpek adalah menstanakan Dewa Keindahan dalam diri manusia agar manusia senantiasa diberikan kesenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan.
Keindahan atau lango banyak terdapat dalam karya seni seperti gamelan atau musik. Secara psikologis musik memiliki kedayaan estetik untuk mempengaruhi suasana hati menjadi lebih senang.
Selain dengan cara mendengarkan dan memainkan gamelan, rasa senang dan kebahagiaan dalam diri manusia juga dapat dicapai dengan membangun kasih sayang terhadap sesama manusia dan melakukan aktivitas kebersamaan. Dalam kaitan inilah Tumpek Krulut juga identik dengan Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang, tresna asih berarti kasih sayang, berarti pula penyucian dan pemuliaan manusia sebagaimana ajaran kearifan lokal Jana Kerthi.
“Hari ini kita merayakan Tumpek Krulut dengan berbagai aktivitas seperti kebudayaan, sosial, saling mengasihi dan menyayangi, memberi penghargaan, memberi hadiah, serta melakukan aktivitas kebersamaan pada malam ini. Kebersamaan kita pada malam ini merupakan pemuliaan manusia sekaligus penghormatan terhadap kebudayaan sebagai pencapaian budi dan daya cipta manusia,” ujar Gubernur Koster.
Gubernur Koster mengatakan, kehadiran dan sukacita akan membangun spirit baru. Dikatakan bahwa lelaku kasih sayang terhadap sesama ternyata sejak zaman dahulu kala telah diinisasi oleh leluhur, lelangit, dan guru-guru suci Bali.
“Kita sering kali silau serta terbawa arus pada gaya hidup yang jauh di sana,
sementara justru yang luhur dan mulia dari budaya kearifan lokal Bali yang sangat kaya, unik, dan unggul sering terabaikan,” tutur Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng.
Gubernur Koster menyebut masyarakat Bali meyakini keluhuran dan kemuliaan kearifan lokal Bali, tidak saja menjadi sumber nilai tetapi juga menjadi sumber kehidupan dan kebahagiaan. Tresna asih merupakan itikad dan tetap kuat untuk semakin harmoni dalam membangun tata kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
“Pada kesempatan yang baik ini titiyang ingin menggelorakan sekaligus mengajak seluruh masyarakat Bali, mari kita jadikan Tumpek Krulut sebagai Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang dresta Bali,” tandas Gubernur Koster.
Gubernur Koster menyebut, leluhur orang Bali telah mewariskan sesuatu yang sangat berharga yaitu Rahina Tresna Asih atau hari kasih sayang pada Rahina Tumpek Krulut. Gubernur mengajak untuk merawat warisan ini dengan niat mulia dan sungguh-sungguh, agar menjadi laku hidup bagi sameton krama Bali sebagai penanda peradaban Bali era baru dalam mengarungi arus deras dinamika kehidupan lokal, nasional, dan global.
“Kita harus mengejar kemajuan setinggi-tingginya. Namun, saya mengingatkan harus tetap kukuh berpijak pada akar tradisi dan kearifan lokal Bali sebagai karakter dan jati diri orang Bali,” tegas Gubernur Koster.
Perayaan Rahina Tumpek Krulut pada Sabtu malam kemarin dipungkasi dengan kemeriahan Grand Final Lomba Aransemen Lagu Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dan penampilan grup band/musisi Lolot Band, Joni Agung, Nanoe Biru, The Hydrant, dan Navicula. *cr78
Komentar