Pentas Pamungkas di Pura Samuan Tiga
18 Koreografer Muda di Ajang Temu Seni Tari
GIANYAR, NusaBali
Pementasan pamungkas 18 Koreografer muda ajang Temu Seni Tari berlangsung di Mandala Wisata Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Sabtu (23/7).
Karya tari yang dipentaskan merupakan hasil napak tilas para peserta ke situs Cagar Budaya Gunung Kawi di Desa/Kecamatan Tampaksiring. Pura Samuan Tiga dipilih karena pura ini tempat pertemuan bersejarah penyatuan sekte dan pembentukan konsep Tri Murti dan Kahyangan Tiga di Bali.
Pementasan digelar setelah genap seminggu para koreografer menjalani dan melaksanakan 4 agenda utama Temu Seni yaitu Laboratorium Seni, Diskusi dan Sarasehan, Kunjungan Situs dan Kunjungan Budaya. Dalam arahan dan bimbingan 2 fasilitator, para peserta Temu Seni berkesempatan untuk mempersembahkan karya mereka dalam 3 sesi pertunjukkan. Menghadirkan 13 pementasan karya tari, baik dibawakan secara tunggal maupun kolaborasi dengan sesama peserta.
Fasilitator Temu Seni Tari, Helly Minarti menuturkan ajang temu seni menjadi kolaborasi, pertemanan baru, tumbuhnya sense ‘aku tidak sendirian’, dan membuka kesempatan untuk berjejaring. "Ada permasalahan yang dialami dan rasakan oleh setiap koreografer dari tempat asalnya masing-masing. Di Temu Seni ini, mereka saling berbagi strategi untuk mencari solusi, berteman, berkomunikasi dan membangun rasa bahwa mereka sama sekali tidak sendirian," jelasnya.
13 pementasan yang digelar di Mandala Wisata Pura Samuan Tiga dibagi menjadi 3 sesi. Sesi 1 dihelat siang, Sesi II pada sore dan Sesi III dihelat malam hari. Sesi siang, menampilkan Pementasan 1 Kolaborasi Gede Agus Krisna Dwipayana dan Ayu Anantha Putri dengan komposisi berjudul Nasarin. Pementasan 2 Koreografer dan penari Mekratingrum Hapsari dengan judul A Day to Remember. Pementasan 3 oleh seniman tari Puri Senjani Apriliani dengan Judul karya Fase Tubuh.
Di sesi penampilan berikutnya di sore hari menghadirkan Pementasan 4 Kolaborasi antara Puri Senjani Apriliani, Bathara Swargaloka, Alisa Soelaeman dan Mekratingrum Hapsari dengan komposisi berjudul Tanda Baca. Pementasan 5 juga merupakan sebuah kolaborasi berjudul Secret Coco yang dibawakan oleh Ela Mutiara Jaya Waluya, Pebri Irawan, Krisna Satya Utama dan I Putu Bagus Bang Sada Graha Saputra. Pementasan 6 oleh I Komang Adi Pranata menghadirkan tari berjudul Lampah. Sesi II di sore hari ditutup oleh penampil 7 Razan Wirjosandjojo dengan komposisi tari berjudul Ayam.
Sementara di sesi III di malam hari, digelar Pementasan 8, Kolaborasi antara I Komang Adi Pranata, Eka Wahyuni, Yezyuruni Forinti dan Angelina Ayuni Praise dengan karya berjudul Rooted. Pementasan 9 berupa karya tunggal dari Alisa Soelaeman berjudul Suara yang lebih Pelan. Pementasan 10 berupa kolaborasi antara Ayu Permata dan Priccilia EM Rumbiak berjudul Saling Gema. Sementara, pementasan 11, kolaborasi antara Eka Wahyuni dan Bagus Bang dengan karya berjudul Pesona. Pementasan 12 Kolaborasi Kurniadi Ilham, Gede Agus Krisna Dwipayana, Yezyuruni Forinti dengan komposisi berjudul Sssst! Pementasan 13 sebagai nomor terakhir merupakan kolaborasi Razan Wirjosandjojo, Kurniadi Ilham, Priccilia EM Rumbiak dan Yezyuruni Forinti dengan karya berjudul Sabung.
Salah seorang penampil, Kurniadi Ilham seorang Koreografer muda asal Jambi menjelaskan tentang karya kolaborasinya yang berjudul Sssst! Adalah semacam paradoks dan kontradiksi. "Inspirasinya adalah kepedulian dan kekhawatiran kami berempat terhadap situs cagar budaya dan ekosistem yang ada disekitarnya," ungkapnya.
Direktur Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra menyampaikan, temu seni ini merupakan salah satu rangkaian dari Festival Mega Event Indonesia Bertutur 2022 yang digelar menjadi bagian dari perhelatan akbar Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) dimana akan dilaksanakan di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada bulan September mendatang.
Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo memaparkan, pertunjukan pamungkas di ajang Temu Seni ini adalah momen yang begitu menarik sebagai sebuah pertunjukan karya dari koreografer muda Indonesia dengan proses pengkaryaan melalui pendekatan yang berbeda dan istimewa. Ditambahkannya, pementasan 18 Koreografer ini bukan pertunjukan akhir. Justru akan menjadi awal dari sebuah proses baru. *nvi
Komentar