Luas Daratan Terus Bertambah, Diusulkan Jadi Destinasi Wisata
Saat air laut pasang, perjalanan menuju daratan berpasir putih itu harus ditempuh dengan naik perahu. Warga menanam pohon untuk perindang.
Muncul ‘Pulau Putih’ di Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Sebuah daratan muncul tidak jauh dari pantai Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Oleh warga Sumberkima, daratan ini dinamai Pulau Putih karena permukaan daratan penuh dengan pasir putih. Luas daratan ini diperkirakan sudah mencapai hektaran, dan akan terlihat jelas ketika air laut surut. Tim dari Panitia Pembakuan Nama Rupabumi pun sudah turun meninjau keberadaan daratan tersebut. Saat air laut pasang, permukaan daratan masih terlihat jelas dengan luas sekitar 600 meter persegi.
Daratan ini sejatinya sudah ada sejak lama. Namun seiring perjalanan waktu, luas daratan ini diperkirakan terus bertambah hingga hektaran. Seluruh permukaan daratan tertutup pasir putih. Saat air laut surut, daratan ini akan terlihat jelas. Bahkan, daratan itu bisa dicapai dengan jalan kaki dari bibir pantai. Jarak bibir pantai dengan daratan ini diperkirakan 1,5 kilometer, tepatnya dari Pantai Penggambetan, Sumberkima. Namun saat air laut pasang, perjalanan menuju daratan berpasir putih itu harus ditempuh dengan naik perahu. Kini, warga setempat menanam pohon Waru sebagai perindang di daratan tersebut.
Perbekel Desa Sumberkima Nengah Wirta yang dikonfirmasi NusaBali, Sabtu (8/4), menerangkan, daratan yang dinamai Pulau Putih sudah ada sejak lama. Dulunya hanya tumpukan pasir putih yang lama kelamaan semakin meluas hingga terbentuk daratan. Daratan berpasir putih itu sering dijadikan lokasi mancing bagi nelayan maupun warga, termasuk mencari kerang. “Daratan itu sudah ada sejak lama, cuma sekarang luasnya terus bertambah dari tumpukan pasir putih,” tuturnya.
Dikatakannya, dulunya para nelayan sempat menanam mangrove di areal Pulau Putih itu, namun tidak bisa tumbuh akibat berpasir. Nah, sebagai perindang nelayan dan warga mencoba menanam pohon Waru. Karena keberadaan Pulau Putih itu dipandang sebagai potensi wisata, para nelayan dan warga pun membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mempromosikan Pulau Putih.
“Sekarang sudah ada Pokdarwis di desa, jadi pulau itu sudah mulai dipromosikan. Karena setiap ada tamu yang mau ke Pulau Menjangan, kadang diantar ke Pulau Putih. Dan kami sudah lama memang mengusulkan agar itu bisa dikelola oleh desa,” kata Wirta.
Menurut Wirta, dulunya warga hanya menyebut daratan itu pasir putih. Nah sejak ada Pokdarwis, daratan itu dinamai Pulau Putih hingga daratan itu dikenal sebagai Pulau Putih, karena terlihat putih oleh pasir putih. “Memang ada keinginan Pulau Putih bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Tetapi kami dari pihak desa belum berani memberikan bantuan dana, karena asetnya belum jelas. Dan pernah juga diusulkan ke kabupaten, pihak kabupaten juga belum memberi jawaban, karena lokasinya berada di tengah laut,” ungkapnya.
Sementara munculnya daratan berpasir putih di Desa Semberkima, tim dari Panitia Pembakuan Nama Rupabumi terdiri dari Dinas Kelautan Kabupaten Buleleng, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Hukum Pemkab Buleleng sudah turun ke lokasi. Kasubag Pemerintahan dan Administrasi Wilayah Bagian Tata Pemerintahan Pemkab Buleleng Made Juartawa yang sudah meninjau lokasi menyebut, daratan berpasir putih di Desa Sumberkima bisa dikategorikan sebagai pulau. Karena saat air pasang, daratan tersebut masih terlihat jelas. “Ketika kami ukur ke lokasi saat air laut pasang, permukaan daratan masih terlihat sampai 6 are,” ujarnya.
Masalah nama daratan itu, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada warga, dan pihak Desa Sumberkima memberi usulan nama. Selanjutnya data-data tersebut akan dikaji sebelum penetapan pulau di Desa Sumberkima. * k19
1
Komentar