Menguak Unsur Mistis dalam Tribal Tattoo Regalambo
MANGUPURA, NusaBali.com – Bali Tattoo Expo 2022 menjadi ajang unjuk kepiawaian seniman atau artis tato dari Bali, nasional dan mancanegara. Salah satunya adalah Erwin Yonathan, 28, yang mengangkat konsep tribal tato di dalam pengaplikasiannya.
“Konsep tribal tato ini lebih signifikan di detail daripada konsep tato yang ornamental ataupun geometri, selain itu dari susunannya juga berbeda,” terang Erwin Yonathan yang hadir di event ini dengan nama booth Erwin Primitif.
Konsep tribal tato di dalam pengaplikasiannya ini diklaim Erwin sebagai kategori tribal pertama di Bali. Dan salah satu desain tribal tato terbaik yang ia miliki adalah motif ‘Regalombo’ yang ada unsur mistisnya.
“Motif ini aku observasi saat melakukan perjalanan ke daerah Ende, Flores, NTT, tepatnya di Desa Adat Watugana, Moni, yang berada di bawah lereng Danau Kelimutu,” ungkap pria yang menjadi seniman tato di studio Private Atelier Bali.
Filosofi motif ‘Regalombo’ ini, merupakan motif yang hanya terdapat pada peti yang digunakan bagi pemimpin atau penguasa Desa Watugana. Simbol ini bermakna sebagai tanda kepemimpinan atau juga simbol seseorang yang dituakan dan memiliki hak atas tanahnya.
“Mengingat ada nilai kesakralannya di sana jadi tidak sepenuhnya aku aplikasikan ke kulit klien yang berminat, tetapi dari spirit motif dan simbol tersebut aku dapatkan inspirasinya,” tutur pria yang menekuni dunia tato sejak tahun 2012 ini.
Selain Regalombo, ia juga mengusung konsep motif tato yang kaya akan budaya etnik Nusantara, mulai dari inspirasi motif menyerupai tenun ikat gringsing yang merupakan motif dari Desa Adat Tenganan, Pegringsingan, Karangasem, Bali, hingga inspirasi dari senjata tikam tradisional khas Aceh, yaitu rencong, yang dikemas dengan beberapa motif sebagai penguat identitas dan masih banyak filosofi etnik lainnya.
“Biarpun ini inspirasinya dari kekayaan etnik Nusantara, tetapi peminatnya malahan lebih banyak orang luar ketimbang orang Indonesia sendiri, padahal nenek moyang kita adalah pemilik tato tertua di dunia yaitu dari suku Mentawai yang menempati Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat,” kata Erwin Yonathan.
Dengan tato yang sebenarnya sudah menjadi budaya dan tradisi turun-temurun di beberapa daerah di Nusantara, Erwin berharap hal tersebut dapat mengubah stigma negatif beberapa kalangan masyarakat di Indonesia terhadap orang yang memiliki tato di tubuhnya yang masih dianggap lekat dengan tindakan kriminal.
“Kita berharap orang mulai melihat tato itu ke arah yang positif dan memandangnya sebagai sebuah karya seni,” pungkasnya.*aps
Komentar