Aktifkan TPST, Beban Sampah TPA Peh Berkurang 1.588 Ton
Bupati Tamba Berharap Ada Pararem tentang Pengelolaan Sampah
NEGARA, NusaBali
Sinergi antara Pemkab Jembrana dengan pihak ketiga yang mengadakan program Stopping the Tap on Ocean Plastics (STOP), diklaim berkontribusi besar dalam mengurangi beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana.
Sejak diaktifkannya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) yang diadakan melalui kerjasama program tersebut per Januari 2021 hingga kuartal dua 2022, disebut telah berhasil mengurangi sampah yang dikirim ke TPA hingga 1.588 ton.
Hal tersebut disampaikan Ketua Program STOP di Jembrana I Made Yudiarsana saat audiensi dengan Bupati Jembrana I Nengah Tamba, di kantor bupati, Senin (1/8). Menurut Yudiarsana, sebelumnya per hari ada sebanyak 40-50 ton sampah yang dibuang ke TPA. Sementara sejak diaktifkannya TPST Jembrana, setiap harinya ada sebanyak 12 ton sampah yang masuk dan diproses ke TPST, sehingga sampah yang dibuang dan ditumpuk ke TPA makin berkurang.
“Setiap harinya ada sekitar 12 ton sampah masuk dan diproses di TPST Jembrana. Jadi melalui proses itu, sampah tidak langsung dibuang ataupun ditumpuk begitu saja di TPA. Sejak ada TPST Jembrana sejak Januari tahun lalu hingga kuartal kedua tahun ini, kita berhasil mengurangi sebanyak 1.588 ton sampah yang masuk ke TPA,” kata Yudiarsana.
Menurut Yudiarsana, capaian itu sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi. Hal ini karena sampai saat ini, dari sisi jumlah masyarakat yang berlangganan layanan jasa angkut sampah juga belum terlalu signifikan. Artinya, jumlah sampah yang diangkut dan diolah masih bisa ditingkatkan sehingga tumpukan sampai ke TPA bisa makin berkurang.
"Untuk mendorong pola partisipasi masyarakat, kita perkuat dengan kampanye dan sosialisasi. Kita juga siapkan stimulan. Misalnya melalui lomba-lomba atau pemberian door prize. Yang tak kalah penting, sinergi dukungan pemerintah daerah, desa/kelurahan serta tokoh,” ucap Yudiarsana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Gede Ary Candra Wisnawa yang hadir dalam audiensi tersebut, mengakui adanya penurunan volume sampah di TPA Peh. Menurunnya sampah yang masuk ke TPA juga terlihat dari keluhan pemulung yang biasa memilah sampah di TPA.
Menurut Ary Chandra, pemulung mengeluh karena pendapatan mereka berkurang seiring berkurangnya sampah yang dibawa ke TPA. Namun sisi positifnya, sampah sudah terkelola dengan baik. “Kami cek juga pendapatan mereka dari awal (dari sebelum dan sesudah diaktifkan TPST Jembrana), ada penurunan signifikan. Artinya volume sampah yang mereka daur ulang semakin berkurang. Solusinya, sedang kita persiapkan, agar mereka bisa menjadi tenaga pemilah di TPST. Jadi berperan juga agar bisa mengerem tumpukan sampah dan beban TPA,” kata Ary Candra.
Bupati Tamba mengapresiasi progres dari program STOP yang berhasil mengurangi volume sampah. Bupati berharap cakupan layanan pengolahan sampah bisa diperluas. Di samping itu, dia mendorong agar cakupan program diperkuat melalui berbagai langkah. Salah satu sarannya, menggelar lomba Keren Tidak Ada Sampah (Kedas) dengan melibatkan seluruh desa/kelurahan.
“Kita minta gandeng berbagai stakeholder. Baik itu dari desa adat serta tokoh-tokoh organisasi keagamaan, organisasi PKK, dan program sekolah zero waste (nol sampah). Yang perlu menjadi atensi khusus, yaitu sinergi dan dukungan desa/kelurahan dengan perjanjian kerjasama antardesa yang dilayani TPST lebih banyak lagi. Termasuk di dalamnya kita harapkan ada pararem (aturan adat) tentang pengelolaan sampah,” ujar Bupati Tamba. *ode
1
Komentar