Sering Diberi Makan di Pinggir Jalan, Monyet di TNBB Kerap Mati Tertabrak
NEGARA, NusaBali
Monyet penghuni hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB), belakangan kerap ditemukan mati tertabrak kendaraan di jalan umum wilayah hutan setempat.
Menurut pihak TNBB, peristiwa monyet yang mati tertabrak kendaraan itu tidak terlepas dari dampak pengguna jalan yang kerap memberi makan monyet di jalan umum setempat. Kepala TNBB Agus Ngurah Krisna, Rabu (3/8), mengatakan untuk mengantisipasi satwa mati karena tertabrak kendaraan, sebenarnya telah memasang papan larangan memberi makan satwa di kawasan TNBB. Selain memasang plang larangan di Jalan Umum Denpasar – Gilimanuk maupun Gilimanuk – Buleleng di kawasan hutan setempat, petugasnya kerap menegur pengguna jalan yang ditemukan memberi makan satwa di TNBB. “Papan larangan sudah ada. Termasuk petugas kita sering menegur kalau ada yang kedapatan memberi makan,” kata Krisna.
Krisna menjelaskan, pelarangan memberi makan itu bertujuan untuk kebaikan satwa maupun pengguna jalan. Kebiasaan memberi makan itu, menjadi pemicu monyet-monyet berkeliaran di jalan sehingga rawan tertabrak kendaraan. Selain membahayakan keselamatan satwa, kebiasaan itu pun rawan memicu kecelakaan lalu lintas yang dapat membahayakan pengguna jalan. “Kalau sudah ada pengendara yang memberi makan, otomatis akan berlarian mencari sumber makanan. Sehingga itu jelas berisiko bagi pengendara menabrak hewan yang lalu-lalang. Selain membahayakan satwa itu sendiri, juga membahayakan pengendara,” ujar Krisna.
Di samping rawan memicu kecelakaan lalu lintas, kata Krisna, kebiasan memberi makan itu pun bisa membuat monyet semakin agresif dan mengganggu kemampuan satwa untuk mencari makan di alam bebas. Di dalam hutan TNBB sendiri, dipastikan sudah tersedia makanan untuk satwa. “Sumber makanan masih aman. Seperti untuk makanan monyet, ada sawo kecik ataupun pohon-pohon buah lainnya,” ucap Krisna.
Krisna menambahkan, ketika sudah terjadi ketergantungan kepada manusia, monyet-monyet pun bisa menjadi agresif. Sehingga ketika menjadi agresif, tentunya akan mengganggu kenyamanan warga dan rawan menularkan penyakit. Terlebih monyet juga termasuk salah satu hewan penular rabies (HPR).
“Untuk saat ini belum sampai terjadi ketergantungan. Tetapi kalau kebiasan memberi makan tidak dihentikan, bisa saja terjadi demikian (monyet menjadi agresif). Maka dari itu, kami mengimbau mari sama-sama menjaga. Jangan sampai niat baik malah menjadi buruk,” tandas Krisna.
Disinggung mengenai apakah ada data jumlah satwa liar ataupun monyet yang mati tertabrak kendaraan, Krisna menyampaikan belum ada. Jumlah monyet yang mati karena tertabrak kendaraan pun sulit diprediksi karena tidak pernah ada warga yang melapor. “Namun untuk jumlah hewan yang terdata pada tahun 2015 lalu, ada rusa jumlahnya sekitar 900 – 1.200 ekor. Untuk monyet belum didata,” tuturnya. *ode
Komentar