Empat Siswa SLB A Semangat Ikut UN
Pantauan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali, masih ditemukan adanya pengawas yang bermain HP dan siswa membawa HP saat masih berada di ruangan.
Secara Umum Pelaksanaan Berlangsung Lancar
DENPASAR, NusaBali
Ujian Nasional (UN) tingkat SMA dan SMK digelar serentak di Pulau Dewata mulai Senin (10/4) kemarin. Tidak hanya siswa dengan kondisi normal, pelajar dengan keterbatasan (disabilitas) juga turut menjalani rangkaian UN. Pada hari pertama, empat siswa tuna netra SMA Luar Biasa (LB) di SLB A Negeri Denpasar mengikuti UN yang dikategorikan UN Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Keempat peserta tersebut yakni Pande Putu Rivan, Dicky Sugiartha, Ni Nyoman Wiswandari, dan Ni Komang Apriyani Yuki. Mereka menjawab dengan cara yang berbeda, tidak seperti siswa dengan keadaan normal. Mereka mesti menyentuh tulisan braille dan meraba kata demi kata.
Dalam proses pelaksanaan UN kemarin, Wiswandari terlihat cekatan saat meraba tulisan. Sedangkan Yuki meraba sambil komat-kamit tanpa suara, seolah sedang mengartikan soal yang hendak dijawabnya. Sementara dua pelajar laki-laki yang duduk di belakang peserta wanita itu terlihat tenang sambil terus membaca soal hingga dimengerti. Setelahnya, mereka mulai menuliskan jawaban dengan reglet.
“Untuk ujian kali ini kami sudah try out beberapa kali, latihan membaca dan menulis tulisan braille. Anak-anak juga sudah siap secara mental,” ujar ketua panitia UN di SLB A Negeri Denpasar, I Wayan Sukada.
Ditambahkan, Plt Kepala SLB A Negeri Denpasar, I Made Warsawan, sejatinya terdapat lima orang siswa yang sudah naik ke kelas tiga SMA. Namun, hanya emapat yang dinyatakan bisa mengikuti UN karena dinilai mampu dan bisa memahami pelajaran dengan baik. Sedangkan satu orang lagi hanya mampu pada tingkat ujian sekolah. “Satu peserta lagi, itu memiliki keterbatasan ganda. Jadi, selain dia tuna netra, dia juga tuna grahita (tingkat IQ rendah). Sehingga dia hanya bisa sampai tingkat ujian sekolah saja,” ungkapnya.
Selanjutnya, setelah para peserta UN SMA LB ini menuliskan jawaban pada kertas braille, para pengawas nantinya akan menyalin jawaban-jawaban tersebut ke dalan LJK. Nantinya, baik jawaban di kertas braille dan LJK, keduanya akan disetor ke pusat.
Sementara pantauan di sejumlah sekolah SMA dan SMK di Kota Denpasar sejauh ini belum menemui kendala yang berarti. Hanya saja, berdasarkan pantauan Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali, masih ditemukan adanya pengawas yang bermain HP saat pelaksanaan UNKP di SMA (SLUA) Saraswati Denpasar. Juga salah seorang siswa laki-laki ditemukan membawa HP saat masih berada di ruangan. “Ya, kami sayangkan masih ada yang main HP. Ini berarti Prosedur Operasional Standar (POS) UN tidak sepenuhnya dijalankan. Kami sudah bicarakan langsung dengan pihak sekolah,” ungkap Kepala Perwakilan ORI Bali, Umar Ibnu Alkhatab, ditemui usai pemantauan di sekolah setempat.
Terkait hal tersebut, Kepala SMA (SLUA) Saraswati Denpasar, I Made Budiadnyana mengaku sudah berkali-kali melakukan imbauan kepada para siswa dan koordinasi dengan pengawas yang lebih intens untuk melaksanakan POS UN. “Tadi memang pihak Ombudsman ke sini. Ya mungkin siswa yang ditemukan membawa HP ini kurang memperhatikan arahan kami yang sudah selalu menekankan untuk tidak membawa HP saat UN. Kami akan perbaiki untuk pelaksanaan UN hari-hari berikutnya. Begitu juga untuk pengawas sudah kami mohonkan untuk pengawasan lebih efektif,” katanya.
Sementara untuk pelaksanaan UNBK sejauh ini belum mengalami kendala teknis maupun kendala lainnya. Seperti UNBK di dua sekolah favorit di Denpasar, yakni SMKN 1 Denpasar dan SMAN 1 Denpasar terpantau aman terkendali. Keduanya telah melakukan beberapa kali simulasi untuk melatih siswa ‘bersahabat’ dengan komputer. Di samping itu, koneksi serta kerjasama dengan PLN sudah dimantapkan.
SMKN 1 Denpasar misalnya menyediakan 280 komputer untuk 730 peserta UN. Para peserta terbagi menjadi 3 sesi, yaitu mulai pukul 07.30 – 09.30 wita, 10.30 – 12.30 wita, dan 14.00-16.00 wita. “Kami baru pertama kali melaksanakan UNBK, dan sejauh ini masih aman-aman saja. Namun kita juga sudah antisipasi dengan penyediaan genset,” ujar Wakasek Kurikulum SMKN 1 Denpasar, I Nyoman Sukarya.
Pun dengan SMAN 1 Denpasar, juga melakukan 3 sesi untuk pelaksanaan UNBK di sekolah setempat. Berkaca dari pengalaman tahun lalu, beberapa kendala sudah dilakukan perbaikan tahun ini. Kepala SMAN 1 Denpasar, I Nyoman Purnajaya mengungkapkan, tahun lalu sempat mengalami beberapa hambatan teknis, seperti koneksi komputer sempat menggunakan Wifi, lalu akhirnya memakai kabel. Berikutnya menggunakan genset dengan kapasitas, namun kali ini meningkatkan efisiensinya. Sempat pula komputer tidak sinkron pada saat simulasi. “95 persen kendala sudah kita inventarisir tahun lalu, sehingga tahun ini bisa dikatakan belum ada kendala,” ungkapnya. Peserta UNBK di SMAN 1 Denpasar sebanyak 465 orang dari program IPA dan IPS, dengan media 170 komputer dan 6 server yang tersebar dalam lima ruangan. * in
1
Komentar