Warga Prihatin Revitalisasi Pasar Ubud
GIANYAR, NusaBali
Warga di Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, kini prihatin dengan pusat wisata di Ubud.
Karena destinasi wisata yang dinobatkan sebagai kota terbaik dunia ketiga di dunia, mengalahkan Tokyo dan Seoul, kenyataannya tampak kumuh. Kondisi itu tampak di area Catus Pata Ubud akibat ada proyek revitalisasi Pasar Ubud.
Keprihatinan warga tersebut karena masalah kian menumpuk. Antara lain, pedagang eks Pasar Ubud meluber berjualan ke pinggir-pinggir jalan, gang-gang, dan di banyak sudut. Di lain sisi, revitalisasi Pasar Ubud bermasalah terkait putus kontrak kerja kontraktor. Akibatnya, masyarakat Ubud tidak dapat kepastian kapan proyek yang didanai pemerintah pusat ini akan kelar. Warga Ubud pun kian gerah dan berharap tindakan tegas Pemkab Gianyar.
Salah seorang warga di Kelurahan Ubud, I Wayan Roja,66, Kamis (4/8), mengatakan sejak ada revitalisasi pasar itu, Ubud makin kumuh. Karena relokasi para pedagang pasar ini belum ada kejelasan. Pedagang menyebar ke lokasi-lokasi sembarangan. "Anehnya, banyak muncul pedagang liar di depan lokasi pasar. Mereka kebanyakan bukan eks pedagang Pasar Ubud. Ada juga pedagang yang bawa mobil. Maka kemacetan arus lalulitas makin parah, dan tak terurus," ungkapnya.
Sementara itu, pedagang yang asli sebelumnya berjualan di Pasar Ubud, kini berjualan menyebar di gang-gang sekitar Ubud. Ada di Jalan Kajeng, Jalan Suweta, dan beberapa gang lain. "Tidak ada yang berani jualan di sekitar pasar yang direvitalisasi. Yang berani justru pedagang luar Ubud, dari Denpasar jualan di mobil. Ini juga menimbulkan kemacetan arus lalulintas," sesalnya.
Wayan Roja yang pedagang acung sejak tahun 1979 ini berharap pedagang luar tersebut ditertibkan. Dia juga berharap agar proyek revitalisasi Pasar Ubud selesai tepat waktu, sehingga berpengaruh positif terhadap pariwisata Ubud. "Kami dengar sempat terjadi putus kontrak kerja. Kami khawatir, gimana sebenarnya kelanjutan proyek pasar ini," ujarnya.
Atas kondisi itu, Roja mengatakan warga Ubud tidak bisa berbuat banyak. Karena penataan atau pun penertiban pedagang ini adalah kewenangan Pemkab Gianyar. Untuk itu, sembari proyek revitalisasi Pasar Ubud ini berproses, ketertiban, keasrian serta kenyamanan kawasan Ubud mesti tetap dijaga. "Aktivitas wisata kini mulai berdenyut. Namun jika para pedagang di Ubud dalam kondisi sekarang, apakah Ubud akan masih menjadi salah satu kota terbaik dunia?," ujarnya heran.
Kesemrautan wisata Ubud karena ketakjelasan penanganan pedagang Pasar Ubud, juga disayangkan Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra. Dia mengaku prihatin karena revitalisasi Pasar Ubud ini makin berbuah runyam. Satu sisi, ratusan pedagang tidak direloaksi dengan baik. Di sisi lain, tidak ada kepastian tentang progres kelanjutan revitalisasi pasar ini. Karena dalam penanganan proyek ini muncul masalah yakni pemutusan kontrak kerja antara Disperindag dengan pemborong.
"Saya tidak dalam posisi menyalahkan pihak mana pun. Tapi, kondisi ini menandakan ada hal yang tidak beres. Ini patut menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar kedepan kasus serupa tidak terjadi lagi," sorot tokoh Griya Kawan, Kelurahan/Kecamatan Gianyar ini.
Mantan Sekda Gianyar ini berharap masalah tersebut agar segera dicarikan win win solution, sehingga revitalisasi Pasar Ubud ini bisa selesai sesuai batas waktu yang ditentukan. Karena, jika masalah ini berlarut-larut, maka berlarut-larut pula kekumuhan di kawasan Ubud. Para pedagang pasar yang kini harus berpencar menjadi pihak paling dirugikan jika revitalisasi pasar itu tidak selesai sebagaimana mesti. "Ubud ini penyumbang PHR tertinggi di Kabupaten Gianyar. Ubud terkenal di dunia. Maka, sangat tidak elok di Ubud ada proyek bermasalah seperti ini," ujar pria yang akbrab disapa Gus Gaga ini.
Tak kalah penting, jelas dia, jangan sampai DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembiayaan proyek ini sia-sia karena penanganan proyek yang salah. Kondisinya akan tambah parah jika kepercayaan pemerintah pusat kepada Gianyar kedepan kian pudar. Oleh karena itu, Pemkab Gianyar agar segera mencari win win solution, agar proyek Revitalisasi Pasar Ubud ini bisa kelar sesuai rencana.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar Luh Gede Eka Suary, belum memberikan tanggapan terkait kondisi Ubud terkini karena ada proyak pasar itu. Saat dikonfirmasi, teleponnya tidak diangkat. Begitu pula pesan yang dikirimi via WhatsApp, hanya muncul centang dua biru, namun tidak dibalas. Sebagaimana diketahui. *nvi
Keprihatinan warga tersebut karena masalah kian menumpuk. Antara lain, pedagang eks Pasar Ubud meluber berjualan ke pinggir-pinggir jalan, gang-gang, dan di banyak sudut. Di lain sisi, revitalisasi Pasar Ubud bermasalah terkait putus kontrak kerja kontraktor. Akibatnya, masyarakat Ubud tidak dapat kepastian kapan proyek yang didanai pemerintah pusat ini akan kelar. Warga Ubud pun kian gerah dan berharap tindakan tegas Pemkab Gianyar.
Salah seorang warga di Kelurahan Ubud, I Wayan Roja,66, Kamis (4/8), mengatakan sejak ada revitalisasi pasar itu, Ubud makin kumuh. Karena relokasi para pedagang pasar ini belum ada kejelasan. Pedagang menyebar ke lokasi-lokasi sembarangan. "Anehnya, banyak muncul pedagang liar di depan lokasi pasar. Mereka kebanyakan bukan eks pedagang Pasar Ubud. Ada juga pedagang yang bawa mobil. Maka kemacetan arus lalulitas makin parah, dan tak terurus," ungkapnya.
Sementara itu, pedagang yang asli sebelumnya berjualan di Pasar Ubud, kini berjualan menyebar di gang-gang sekitar Ubud. Ada di Jalan Kajeng, Jalan Suweta, dan beberapa gang lain. "Tidak ada yang berani jualan di sekitar pasar yang direvitalisasi. Yang berani justru pedagang luar Ubud, dari Denpasar jualan di mobil. Ini juga menimbulkan kemacetan arus lalulintas," sesalnya.
Wayan Roja yang pedagang acung sejak tahun 1979 ini berharap pedagang luar tersebut ditertibkan. Dia juga berharap agar proyek revitalisasi Pasar Ubud selesai tepat waktu, sehingga berpengaruh positif terhadap pariwisata Ubud. "Kami dengar sempat terjadi putus kontrak kerja. Kami khawatir, gimana sebenarnya kelanjutan proyek pasar ini," ujarnya.
Atas kondisi itu, Roja mengatakan warga Ubud tidak bisa berbuat banyak. Karena penataan atau pun penertiban pedagang ini adalah kewenangan Pemkab Gianyar. Untuk itu, sembari proyek revitalisasi Pasar Ubud ini berproses, ketertiban, keasrian serta kenyamanan kawasan Ubud mesti tetap dijaga. "Aktivitas wisata kini mulai berdenyut. Namun jika para pedagang di Ubud dalam kondisi sekarang, apakah Ubud akan masih menjadi salah satu kota terbaik dunia?," ujarnya heran.
Kesemrautan wisata Ubud karena ketakjelasan penanganan pedagang Pasar Ubud, juga disayangkan Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra. Dia mengaku prihatin karena revitalisasi Pasar Ubud ini makin berbuah runyam. Satu sisi, ratusan pedagang tidak direloaksi dengan baik. Di sisi lain, tidak ada kepastian tentang progres kelanjutan revitalisasi pasar ini. Karena dalam penanganan proyek ini muncul masalah yakni pemutusan kontrak kerja antara Disperindag dengan pemborong.
"Saya tidak dalam posisi menyalahkan pihak mana pun. Tapi, kondisi ini menandakan ada hal yang tidak beres. Ini patut menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar kedepan kasus serupa tidak terjadi lagi," sorot tokoh Griya Kawan, Kelurahan/Kecamatan Gianyar ini.
Mantan Sekda Gianyar ini berharap masalah tersebut agar segera dicarikan win win solution, sehingga revitalisasi Pasar Ubud ini bisa selesai sesuai batas waktu yang ditentukan. Karena, jika masalah ini berlarut-larut, maka berlarut-larut pula kekumuhan di kawasan Ubud. Para pedagang pasar yang kini harus berpencar menjadi pihak paling dirugikan jika revitalisasi pasar itu tidak selesai sebagaimana mesti. "Ubud ini penyumbang PHR tertinggi di Kabupaten Gianyar. Ubud terkenal di dunia. Maka, sangat tidak elok di Ubud ada proyek bermasalah seperti ini," ujar pria yang akbrab disapa Gus Gaga ini.
Tak kalah penting, jelas dia, jangan sampai DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk pembiayaan proyek ini sia-sia karena penanganan proyek yang salah. Kondisinya akan tambah parah jika kepercayaan pemerintah pusat kepada Gianyar kedepan kian pudar. Oleh karena itu, Pemkab Gianyar agar segera mencari win win solution, agar proyek Revitalisasi Pasar Ubud ini bisa kelar sesuai rencana.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar Luh Gede Eka Suary, belum memberikan tanggapan terkait kondisi Ubud terkini karena ada proyak pasar itu. Saat dikonfirmasi, teleponnya tidak diangkat. Begitu pula pesan yang dikirimi via WhatsApp, hanya muncul centang dua biru, namun tidak dibalas. Sebagaimana diketahui. *nvi
Komentar