Belasan Rumah Warga Trunyan Terendam Air
Air Danau Batur naik sekitar 1 meter dan menggenangi perkampungan sejak bulan Februari 2017.
BANGLI, NusaBali
Belasan rumah warga di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli, terendam air Danau Batur. Dampak air Danau Batur yang meluap juga menggenangi jalan desa dan areal pertanian. Akibatnya, tanaman holtikultura berupa cabe, kol, bawang, dan bawang busuk. Kunjungan wisatawan ke Desa Trunyan juga menurun. Krama Desa Trunyan berharap pemerintah naikkan tanggul dan badan jalan desa agar terbebas dari genangan air kala air Danau Batur meluap.
Warga Desa Trunyan, I Nengah Sudara, 47, mengatakan, saat air Danau Batur meluap, belasan rumah warga di pinggir danau dan jalan menuju perkampungan langganan terendam air. Sehingga solusi yang diyakini ampuh atasi kondisi ini dengan menaikkan tanggul dan menaikkan badan jalan. “Jika tidak dinaikkan, akan selalu tergenangi air saat air Danau Batur meluap,” ungkap Sudara, Selasa (11/4). Selama air danau genangi perkampungan, ia pun meyakini kunjungan wisatawan terus menurun.
Dikatakan, dalam kondisi air Danau Batur normal, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa Trunyan rata-rata 30 orang. Namun sejak bulan Februari lalu ketika air Danau Batur genangi perkampungan jumlah kunjungan harian terus menyusut. Demikian pula kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan lokal turun drastis. Saat Hari Raya Galungan, kunjungan wisatawan lokal ke Desa Trunyan biasanya ramai, tapi kali ini sepi. “Mungkin wisatawan mancanegara hingga wisatawan lokal dapat informasi jika air Danau Batur meluap dan menggenangi desa kami,” duga Sudara.
Warga berkeyakinan penyebab sepinya kunjungan wisatawan karena akses jalan dan pemukiman di tepi Danau Batur di kawasan Desa Trunyan yang terendam. Sepinya kunjungan wisatawan ke Desa Trunyan menyebabkan pendapatan krama menurun. Hal ini diperparah dengan hasil kebun yang rusak terendam air. Dikatakan, krama kebanyakan tanam jenis sayur-sayuran seperti cabe, kol, dan kacang tanah. “Harapan kami tanggul dan badan jalan dinaikkan,” imbuhnya.
Pantauan di lapangan, tanggul tepi Danau Batur dan jalanan utama Desa Trunyan kurang lebih sepanjang 400 meter sudah ‘lenyap’ digenangi air. Diperkirakan air Danau Batur naik sekitar 1 meter sejak bulan Februari lalu. Selain menenggelamkan tanggul dan jalan desa, luapan air danau juga menggenangi belasan rumah warga yang berada di pinggiran danau Batur.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bangli, I Wayan Lawe saat dikonfirmasi mengaku belum mendapat laporan air Danau Batur meluap. Ia juga mengaku belum menerima keluhan dan harapan warga Trunyan terkait dampak kenaikkan air Danau Batur itu. Dia berjanji akan segera mengecek ke lapangan untuk memastikan kondisi riil di Desa Trunyan. * k17
Warga Desa Trunyan, I Nengah Sudara, 47, mengatakan, saat air Danau Batur meluap, belasan rumah warga di pinggir danau dan jalan menuju perkampungan langganan terendam air. Sehingga solusi yang diyakini ampuh atasi kondisi ini dengan menaikkan tanggul dan menaikkan badan jalan. “Jika tidak dinaikkan, akan selalu tergenangi air saat air Danau Batur meluap,” ungkap Sudara, Selasa (11/4). Selama air danau genangi perkampungan, ia pun meyakini kunjungan wisatawan terus menurun.
Dikatakan, dalam kondisi air Danau Batur normal, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Desa Trunyan rata-rata 30 orang. Namun sejak bulan Februari lalu ketika air Danau Batur genangi perkampungan jumlah kunjungan harian terus menyusut. Demikian pula kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan lokal turun drastis. Saat Hari Raya Galungan, kunjungan wisatawan lokal ke Desa Trunyan biasanya ramai, tapi kali ini sepi. “Mungkin wisatawan mancanegara hingga wisatawan lokal dapat informasi jika air Danau Batur meluap dan menggenangi desa kami,” duga Sudara.
Warga berkeyakinan penyebab sepinya kunjungan wisatawan karena akses jalan dan pemukiman di tepi Danau Batur di kawasan Desa Trunyan yang terendam. Sepinya kunjungan wisatawan ke Desa Trunyan menyebabkan pendapatan krama menurun. Hal ini diperparah dengan hasil kebun yang rusak terendam air. Dikatakan, krama kebanyakan tanam jenis sayur-sayuran seperti cabe, kol, dan kacang tanah. “Harapan kami tanggul dan badan jalan dinaikkan,” imbuhnya.
Pantauan di lapangan, tanggul tepi Danau Batur dan jalanan utama Desa Trunyan kurang lebih sepanjang 400 meter sudah ‘lenyap’ digenangi air. Diperkirakan air Danau Batur naik sekitar 1 meter sejak bulan Februari lalu. Selain menenggelamkan tanggul dan jalan desa, luapan air danau juga menggenangi belasan rumah warga yang berada di pinggiran danau Batur.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bangli, I Wayan Lawe saat dikonfirmasi mengaku belum mendapat laporan air Danau Batur meluap. Ia juga mengaku belum menerima keluhan dan harapan warga Trunyan terkait dampak kenaikkan air Danau Batur itu. Dia berjanji akan segera mengecek ke lapangan untuk memastikan kondisi riil di Desa Trunyan. * k17
Komentar