Diskes Bali: Belum Ada Instruksi Vaksin Booster Anak 16-18 Tahun
DENPASAR, NusaBali
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis vaksin Covid-19 booster pada anak usia 16 hingga 18 tahun.
Vaksin Covid-19 booster yang lolos uji adalah vaksin jenis Pfizer. Terkait hal tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Bali mendukung anak 16-18 tahun mendapatkan booster namun masih menunggu instruksi lanjutan dari Kemenkes.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom, MKes, mengatakan pihaknya belum mendapatkan instruksi Kemenkes terkait pelaksanaan vaksin booster anak 16-18 tahun. dr Anom mengatakan, booster anak akan kembali meningkatkan antibodi anak terhadap virus Covid-19 yang kini memiliki subvarian BA.4 dan BA.5.
"Namanya vaksinasi pasti tetap ada penurunan antibodi, efektivitas vaksin menurun otomatis imun turun," ujar dr Anom, Kamis (4/8).
Namun, di sisi lain Kadis mengatakan, usia anak dan remaja sebenarnya cukup tangguh menghadapi Covid-19 berbekal dua kali suntik vaksin saja. dr Anom justru menekankan pentingnya nakes dan lansia menjadi prioritas mendapatkan vaksin lanjutan (booster kedua) karena termasuk kelompok rentan.
Booster nakes saat ini sudah berlangsung secara bertahap di Bali. Ada sebanyak 46.555 nakes yang akan mendapatkan suntikan vaksin dengan jenis yang sama dengan vaksin booster pertama. Kadis belum berani menentukan target penyelesaian karena pihaknya akan melakukan evaluasi terlebih dahulu setelah seminggu pelaksanaan vaksin booster kedua nakes.
Terkait persediaan vaksin booster kedua nakes, dr Anom mengatakan tidak ada masalah karena Diskes Bali saat ini masih menyimpan persediaan sebanyak 30.000 dosis vaksin Moderna dan 10.000 dosis vaksin Pfizer. Kedua jenis vaksin tersebut yang digunakan para nakes di Bali untuk vaksin booster kedua.
Lebih lanjut disampaikan selain booster bagi nakes, pihaknya juga menunggu kebijakan booster kedua bagi lansia. "Karena rentan sekali, nanti sehabis nakes booster kedua selanjutnya untuk lansia. Ada wacana seperti itu (dari Kemenkes)," ungkap Kadis dr Anom.
Kadis menuturkan Pemprov Bali memberi perhatian terhadap peningkatan kasus harian Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Namun ia menyebut situasinya masih terkendali. dr Anom menyebut, sebagian dari jumlah kasus harian yang dilaporkan terjadi di Bali sesungguhnya justru terjadi di luar Bali. Pasalnya orang dengan KTP Bali terdeteksi Covid-19 namun ketika berada di luar Bali.
Kadis mengimbau masyarakat yang sudah memenuhi syarat namun belum mengikuti booster (dosis ketiga) untuk segera mendatangi fasyankes terdekat. Semakin banyak warga yang mengikuti booster akan semakin memperkuat herd immunity di Pulau Dewata.
Dikatakan, sebagian besar kasus kematian dengan Covid-19 dialami pasien yang belum melakukan vaksinasi Covid-19 dengan berbagai alasan.
Di masa depan, lanjutnya, manusia akan hidup berdampingan dengan Covid-19 seperti layaknya flu biasa. Kendati demikian, untuk saat ini Kadis mengingatkan semua pihak untuk disiplin protokol kesehatan untuk menekan potensi terkena Covid-19. "Kita yang memperkuat diri sendiri, jadi nanti gejalanya sama seperti flu-flu biasa," ujarnya. *cr78
Komentar