Usulan Pengakuan Pulau Putih di Sumberkima Digodok
Hamparan daratan berpasir putih dengan luasan 600 meter persegi bakal diajukan ke pusat untuk mendapatkan pengakuan.
SINGARAJA, NusaBali
Keberadaan daratan di wilayah pantai Desa Sumberkima, Kecamatan Gerogak, segera diusulkan ke Pemerintah Pusat agar dapat pengakuan sebagai pulau. Data menyangkut daratan berpasir putih itu tengah digodok Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten. Rencananya Panitia Rupabumi Provinsi juga turun ikut menggodok data daratan tersebut, sebelum diajukan ke pusat.
Daratan di Desa Sumberkima sudah ada sejak lama. Namun seiring perjalanan waktu, luas daratan ini diperkirakan terus bertambah hingga hektaran. Seluruh permukaan daratan tertutup pasir putih. Saat air laut surut, daratan ini akan terlihat jelas. Bahkan, daratan itu bisa dicapai dengan jalan kaki dari bibir pantai. Jarak bibir pantai dengan daratan ini diperkirakan 1,5 kilometer, tepatnya dari pantai Penggambetan, Sumberkima. Namun saat air laut pasang, perjalanan menuju daratan berpasir putih itu harus ditempuh dengan naik perahu.
Permukaan daratan saat air laut pasang terlihat seluas 600 meter persegi. Oleh warga Sumberkima, daratan itu dinamai Pulau Putih karena permukaan daratan penuh dengan pasir putih. Kepala Bagian Pemerintahan Setkab Buleleng Gusti Ngurah Arimbawa, Selasa (11/4) mengungkapkan, daratan di Desa Sumberkima akan diajukan ke Panitia Rupabumi Pusat sebagai kajian layak tidaknya daratan tersebut ditetapkan sebagai pulau.
Rencananya, data-data daratan itu akan dikaji dulu bersama dengan Panitia Rupabumi Provinsi Bali, sebelum diajukan ke Pusat. “Nanti Tim Rupabumi Provinsi juga turun ikut mengkaji sebelum data daratan itu diajukan ke Rupabumi Pusat,” katanya.
Menurut Gusti Arimbawa, jika daratan itu nanti dianggap layak ditetapkan sebagai pulau oleh Rupabumi Pusat, maka kajiaan dilanjutkan untuk pemberian nama terhadap pulau tersebut. “Memang sekarang sudah ada disebutkan sebagai Pulau Putih, tapi nanti akan ada kajian lebih mendalam lagi, jika Tim Rupabumi Pusat sudah mengakui sebagai pulau,” jelasnya.
Perbekel Desa Sumberkima, Nengah Wirta sebelumnya menyebut, daratan yang dinamai Pulau Putih sudah ada sejak lama. Dulunya, hanya tumpukan pasir putih yang lama kelamaan semakin meluas hingga terbentuk daratan. Daratan berpasir putih itu sering dijadikan lokasi mancing bagi nelayan maupun warga, termasuk mencari kerang. “Daratan itu sudah ada sejak lama, cuma sekarang luasnya terus bertambah dari tumpukan pasir putih,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, dulunya para nelayan sempat menanam mangrove di areal Pulau Putih itu, namun tidak bisa tumbuh akibat berpasir. Nah, sebagai perindang nelayan dan warga mencoba tanam pohon Waru. Karena keberadaan Pulau Putih itu dipandang sebagai potensi wisata. Para nelayan dan warga pun membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mempromosikan Pulau Putih. “Sekarang sudah ada Pokdarwis di Desa, jadi pulau itu sudah mulai dipromosikan. Karena setiap ada tamu yang mau ke Pulau Menjangan, kadang diantar ke Pulau Putih. Dan kami sudah lama memang mengusulkan agar itu bisa dikelola oleh desa,” kata Perbekel Wirta.
Menurut Wirta, dulunya warga hanya menyebut daratan itu pasir putih. Nah sejak ada Pokdarwis, daratan itu dinamai Pulau Putih hingga daratan itu dikenal sebagai Pulau Putih, karena terlihat putih oleh pasir putih. “Memang ada keinginan Pulau Putih bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Tetapi kami dari pihak desa belum berani memberikan bantuan dana, karena asetnya belum jelas. Dan pernah juga diusulkan ke kabupaten, pihak kabupaten juga belum memberijawaban, karena lokasinya berada di tengah laut,” ungkapnya. *k19
Daratan di Desa Sumberkima sudah ada sejak lama. Namun seiring perjalanan waktu, luas daratan ini diperkirakan terus bertambah hingga hektaran. Seluruh permukaan daratan tertutup pasir putih. Saat air laut surut, daratan ini akan terlihat jelas. Bahkan, daratan itu bisa dicapai dengan jalan kaki dari bibir pantai. Jarak bibir pantai dengan daratan ini diperkirakan 1,5 kilometer, tepatnya dari pantai Penggambetan, Sumberkima. Namun saat air laut pasang, perjalanan menuju daratan berpasir putih itu harus ditempuh dengan naik perahu.
Permukaan daratan saat air laut pasang terlihat seluas 600 meter persegi. Oleh warga Sumberkima, daratan itu dinamai Pulau Putih karena permukaan daratan penuh dengan pasir putih. Kepala Bagian Pemerintahan Setkab Buleleng Gusti Ngurah Arimbawa, Selasa (11/4) mengungkapkan, daratan di Desa Sumberkima akan diajukan ke Panitia Rupabumi Pusat sebagai kajian layak tidaknya daratan tersebut ditetapkan sebagai pulau.
Rencananya, data-data daratan itu akan dikaji dulu bersama dengan Panitia Rupabumi Provinsi Bali, sebelum diajukan ke Pusat. “Nanti Tim Rupabumi Provinsi juga turun ikut mengkaji sebelum data daratan itu diajukan ke Rupabumi Pusat,” katanya.
Menurut Gusti Arimbawa, jika daratan itu nanti dianggap layak ditetapkan sebagai pulau oleh Rupabumi Pusat, maka kajiaan dilanjutkan untuk pemberian nama terhadap pulau tersebut. “Memang sekarang sudah ada disebutkan sebagai Pulau Putih, tapi nanti akan ada kajian lebih mendalam lagi, jika Tim Rupabumi Pusat sudah mengakui sebagai pulau,” jelasnya.
Perbekel Desa Sumberkima, Nengah Wirta sebelumnya menyebut, daratan yang dinamai Pulau Putih sudah ada sejak lama. Dulunya, hanya tumpukan pasir putih yang lama kelamaan semakin meluas hingga terbentuk daratan. Daratan berpasir putih itu sering dijadikan lokasi mancing bagi nelayan maupun warga, termasuk mencari kerang. “Daratan itu sudah ada sejak lama, cuma sekarang luasnya terus bertambah dari tumpukan pasir putih,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, dulunya para nelayan sempat menanam mangrove di areal Pulau Putih itu, namun tidak bisa tumbuh akibat berpasir. Nah, sebagai perindang nelayan dan warga mencoba tanam pohon Waru. Karena keberadaan Pulau Putih itu dipandang sebagai potensi wisata. Para nelayan dan warga pun membentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang mempromosikan Pulau Putih. “Sekarang sudah ada Pokdarwis di Desa, jadi pulau itu sudah mulai dipromosikan. Karena setiap ada tamu yang mau ke Pulau Menjangan, kadang diantar ke Pulau Putih. Dan kami sudah lama memang mengusulkan agar itu bisa dikelola oleh desa,” kata Perbekel Wirta.
Menurut Wirta, dulunya warga hanya menyebut daratan itu pasir putih. Nah sejak ada Pokdarwis, daratan itu dinamai Pulau Putih hingga daratan itu dikenal sebagai Pulau Putih, karena terlihat putih oleh pasir putih. “Memang ada keinginan Pulau Putih bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata. Tetapi kami dari pihak desa belum berani memberikan bantuan dana, karena asetnya belum jelas. Dan pernah juga diusulkan ke kabupaten, pihak kabupaten juga belum memberijawaban, karena lokasinya berada di tengah laut,” ungkapnya. *k19
1
Komentar