Pemkab Badung Kembali Libatkan Masyarakat dalam Peringatan HUT RI Ke-77
MANGUPURA, NusaBali.com – Peringatan HUT Ke-77 RI yang diadakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung kembali melibatkan masyarakat setelah hanya melibatkan TNI/Polri selama pandemi Covid-19.
Hal ini dipicu oleh kebijakan pemerintah pusat yang menginstruksikan agar upacara peringatan detik-detik proklamasi dilakukan dengan format penuh. Meskipun Pemkab Badung sudah menetapkan kebijakan penganggaran kegiatan tersebut sesuai format pandemi, kebijakan pemerintah pusat tersebut diupayakan untuk diikuti dengan baik.
Selain berakibat terhadap pelibatan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) berkekuatan penuh berjumlah 70 orang, kebijakan tersebut juga mengondisikan upacara peringatan HUT ke-77 RI dilakukan dengan keikutsertaan unsur-unsur masyarakat.
Hal ini pun diakui oleh Enny Tarmiyati, Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial Kabupaten Badung, yang tahun ini memegang keketuaan panitia peringatan HUT RI yang diadakan Pemkab Badung.
Dinas yang bertanggung jawab atas pengelolaan dana perayaan peringatan hari nasional, terutama hari yang bersifat nasionalistis seperti Hari Pahlawan yang sejenisnya tersebut, memastikan upacara peringatan detik-detik proklamasi akan diikuti baik TNI/Polri, OPD, maupun unsur masyarakat dan siswa.
Pelibatan peserta upacara di luar TNI/Polri ini adalah sejak pandemi setelah hingga tahun 2021 peserta upacara sepenuhnya melibatkan dua instansi tersebut.
“Kita mengundang OPD, dinas-dinas, pecalang, sekolah-sekolah, totalnya lima kompi disuruh menyiapkan oleh Kodim (1611/Badung),” kata Enny Tarmiyati kepada NusaBali.com saat ditemui di Kantor Dinas Sosial, di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Jumat (5/8/2022).
Meski demikian, perayaan tahun ini masih belum semeriah pada masa pra-pandemi. Kata Enny Tarmiyati, sebelum pandemi, pihaknya biasanya mengajak anak-anak dari panti asuhan dan difabel untuk menyaksikan upacara penurunan bendera. Kemudian, anak-anak panti asuhan akan diajak mengikuti kegiatan fashion show sedangkan untuk anak-anak difabel diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan menari.
“Di tahun sebelum pandemi, kami melibatkan anak-anak panti asuhan pada upacara penurunan bendera, kita adakan fashion show, kemudian ada tarian untuk anak difabel,” ujar Enny Tarmiyati.
Enny Tarmiyati menyatakan kegiatan tersebut masih belum bisa dilakukan tahun ini dikarenakan perubahan anggaran dan kebijakan oleh pemerintah pusat, serta waktu persiapan yang sangat sedikit. *rat
Komentar