Novel Baswedan Diteror dengan Air Keras
Kasus megakorupsi yang ditangani Novel Baswedan dari simulator SIM sampai e-KTP. Presiden Jokowi menyebut teror terhadap Novel adalah kriminal, brutal.
Jokowi langsung memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mencari pelakunya. Jokowi enggan berspekulasi lebih jauh tentang pelaku teror. “Kriminal, ini kriminal! Karena ini kriminal, urusannya Kapolri,” tandas Jokowi.
“Saya perintahkan kepada Kapolri untuk dicari siapa (pelakunya). Jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab,” kata Jokowi.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengecam insiden itu. “Saya mengutuk tindakan barbar dan meminta pelakunya dihukum berat. Komisi III DPR meminta Polri untuk segera turun tangan melakukan olah TKP dan penyelidikan menyeluruh, serta mengungkap motif di balik penyerangan tersebut terkait kasus yang mana,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan saat ini Novel sedang menangani sejumlah kasus besar. Oleh karenanya motif kasus ini harus segera diungkap.
Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mengutuk teror kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan pagi ini. Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian diminta mengusut tuntas insiden ini.
“Karena praktik kekerasan atas personel KPK telah dilakukan berulang kali, ICW menuntut kepada Presiden Jokowi dan Kapolri untuk mengambil sikap tegas dengan mengusut pelakunya serta menyeretnya ke proses hukum,” kata Koordinator ICW Adnan Topan Husodo dalam keterangan tertulis.
“Diduga kuat, aksi serangan terhadap Novel kali ini berkaitan erat dengan kasus korupsi e-KTP yang tengah diusut KPK. Teror terhadap Novel harus dilihat sebagai ancaman terhadap agenda pemberantasan korupsi. Pasalnya, orang atau kelompok yang melakukan teror punya tujuan utama, yakni bagaimana supaya proses hukum atas kasus tertentu berhenti,” imbuh Topan.
Saat ini polisi mendalami kasus penyiraman air keras ke penyidik senior KPK Novel Baswedan. Setidaknya ada 4 saksi yang akan diperiksa.
“Ada. Termasuk pihak pelapor kemudian ada saksi yang dimungkinkan mengetahui peristiwa tersebut. Kurang lebih ada empat saksi,” kata Kapolres Jakut Kombes Dwiyono kepada wartawan usai menjenguk Novel di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Saat ini polisi sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Keterangan saksi-saksi didalami.
Kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut termasuk mencari tahu apakah teror ini berkaitan dengan kasus di KPK atau tidak.
“Kita sangat menyayangkan peristiwa itu dan pastinya kepolisian akan mengusut tuntas kejadian itu. Kita sudah lakukan langkah-langkah penyelidikan seperti olah TKP dan lainnya,” ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Boy belum bisa berkomentar apakah kejadian yang dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan terkait dengan kasus yang ditanganinya. Namun ia memastikan kejadian ini sebuah tindakan penganiayaan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan perang terhadap korupsi tidak akan surut dengan adanya teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Mahfud mendorong polisi segera mengungkap kasus ini.
“Perang terhadap korupsi itu tidak surut hanya karena ini. Saya kira kita patut mendorong polisi mengungkap sejelas-jelasnya agar pemberantasan korupsi tidak surut,” ujar Mahfud setelah menjenguk Novel di JEC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).
Mahfud menduga peristiwa ini terjadi terkait dengan penanganan korupsi yang ada di KPK. Namun dia tidak tahu kasus yang mana yang memang secara pasti terkait dengan insiden teror Novel ini.
“Saya kira dugaan yang paling rasional atas peristiwa ini adalah serangan terhadap para pejuang antikorupsi karena, bagaimanapun, Novel ini reputasinya dikenal sebagai orang yang cekatan, disiplin, dan berani dalam memberantas korupsi dan sekarang terjadi ini pada Novel. Lalu orang awam yang punya logika biasa-biasa saja, ya ini memang terkait penanganan kasus korupsi, cuma memang kasus korupsi yang ditangani kan banyak sekali,” tutur Mahfud.
Mahfud berharap polisi segera mengungkap kasus yang menimpa Novel. Mahfud menilai Polri adalah salah satu kepolisian terbaik di dunia sehingga tidak terlalu sulit mengungkap kejadian seperti ini. *
“Saya perintahkan kepada Kapolri untuk dicari siapa (pelakunya). Jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab,” kata Jokowi.
Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo mengecam insiden itu. “Saya mengutuk tindakan barbar dan meminta pelakunya dihukum berat. Komisi III DPR meminta Polri untuk segera turun tangan melakukan olah TKP dan penyelidikan menyeluruh, serta mengungkap motif di balik penyerangan tersebut terkait kasus yang mana,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan saat ini Novel sedang menangani sejumlah kasus besar. Oleh karenanya motif kasus ini harus segera diungkap.
Indonesia Corruption Watch (ICW) juga mengutuk teror kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan pagi ini. Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian diminta mengusut tuntas insiden ini.
“Karena praktik kekerasan atas personel KPK telah dilakukan berulang kali, ICW menuntut kepada Presiden Jokowi dan Kapolri untuk mengambil sikap tegas dengan mengusut pelakunya serta menyeretnya ke proses hukum,” kata Koordinator ICW Adnan Topan Husodo dalam keterangan tertulis.
“Diduga kuat, aksi serangan terhadap Novel kali ini berkaitan erat dengan kasus korupsi e-KTP yang tengah diusut KPK. Teror terhadap Novel harus dilihat sebagai ancaman terhadap agenda pemberantasan korupsi. Pasalnya, orang atau kelompok yang melakukan teror punya tujuan utama, yakni bagaimana supaya proses hukum atas kasus tertentu berhenti,” imbuh Topan.
Saat ini polisi mendalami kasus penyiraman air keras ke penyidik senior KPK Novel Baswedan. Setidaknya ada 4 saksi yang akan diperiksa.
“Ada. Termasuk pihak pelapor kemudian ada saksi yang dimungkinkan mengetahui peristiwa tersebut. Kurang lebih ada empat saksi,” kata Kapolres Jakut Kombes Dwiyono kepada wartawan usai menjenguk Novel di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading. Saat ini polisi sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Keterangan saksi-saksi didalami.
Kepolisian berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut termasuk mencari tahu apakah teror ini berkaitan dengan kasus di KPK atau tidak.
“Kita sangat menyayangkan peristiwa itu dan pastinya kepolisian akan mengusut tuntas kejadian itu. Kita sudah lakukan langkah-langkah penyelidikan seperti olah TKP dan lainnya,” ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli di kompleks Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Boy belum bisa berkomentar apakah kejadian yang dialami penyidik senior KPK Novel Baswedan terkait dengan kasus yang ditanganinya. Namun ia memastikan kejadian ini sebuah tindakan penganiayaan.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan perang terhadap korupsi tidak akan surut dengan adanya teror terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Mahfud mendorong polisi segera mengungkap kasus ini.
“Perang terhadap korupsi itu tidak surut hanya karena ini. Saya kira kita patut mendorong polisi mengungkap sejelas-jelasnya agar pemberantasan korupsi tidak surut,” ujar Mahfud setelah menjenguk Novel di JEC, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).
Mahfud menduga peristiwa ini terjadi terkait dengan penanganan korupsi yang ada di KPK. Namun dia tidak tahu kasus yang mana yang memang secara pasti terkait dengan insiden teror Novel ini.
“Saya kira dugaan yang paling rasional atas peristiwa ini adalah serangan terhadap para pejuang antikorupsi karena, bagaimanapun, Novel ini reputasinya dikenal sebagai orang yang cekatan, disiplin, dan berani dalam memberantas korupsi dan sekarang terjadi ini pada Novel. Lalu orang awam yang punya logika biasa-biasa saja, ya ini memang terkait penanganan kasus korupsi, cuma memang kasus korupsi yang ditangani kan banyak sekali,” tutur Mahfud.
Mahfud berharap polisi segera mengungkap kasus yang menimpa Novel. Mahfud menilai Polri adalah salah satu kepolisian terbaik di dunia sehingga tidak terlalu sulit mengungkap kejadian seperti ini. *
1
2
Komentar