Morula Indonesia Siap Buka Klinik Bayi Tabung di Bali
Dukung Wisata Medis di Pulau Dewata
DENPASAR, NusaBali.com – Morula IVF Indonesia akan membuka klinik fertilitas in-vitro atau klinik bayi tabung di kawasan Nusa Dua, Bali, pada bulan Oktober mendatang.
Persiapan operasional klinik yang diberi nama Bunda Morula Nusa Dua tersebut sudah mencapai 80 persen. Klinik ini akan menjadi cabang kesebelas perusahaan yang berdiri pada tahun 1997 tersebut.
“Bunda Morula Nusa Dua akan menjadi salah satu andalan kami selain Surabaya untuk Indonesia Timur,” kata Marketing Communication Manager Morula Indonesia, Rully Johan, Sabtu (6/8/2022).
Selain alasan bisnis, kata Rully, juga merupakan bentuk dukungan Morula Indonesia dalam menyongsong Pulau Dewata sebagai tujuan wisata medis seperti yang sudah dicanangkan pemerintah, serta persiapan menghadapi G20.
Klinik yang diharapkan sudah bisa diluncurkan pada Oktober mendatang, menargetkan 3.000 pasien setiap tahunnya, di mana segmen pasarnya akan diperluas ke pasar Asia seperti Tiongkok.
“Selain menggarap lokal, kami mengejar market dari Asia. Kami lagi lirik-lirik pasar Tiongkok, sepertinya menarik untuk dibawa ke sini,” ujar Rully ditemui di sela-sela Indonesia Wellness and Health Tourism Expo Bali 2022 di Trans Studio Mall di Jalan Imam Bonjol 440, Pemecutan Klod, Denpasar.
Saat ini, Morula IVF Indonesia menguasai 50 persen pasar fertilitas in-vitro di tanah air bermodalkan sertifikasi RTAC (Reproductive Technology Accreditation Certification) pada tahun 2015 yang setara secara teknologi dengan klinik fertilitas in-vitro di Australia.
“Kami satu-satunya di Indonesia yang memiliki sertifikat RTAC yang setara dengan klinik bayi tabung secara teknologi dari Australia. Ini sama saja kalau mereka datang ke sini sama seperti ke Australia,” pungkas Rully.
Sementara itu Dr dr I Gede Deni Surasandi SpOG Subsp FER, yang bertanggung jawab menangani pasien di klinik tersebut, mengatakan pasien tidak serta-merta langsung menjalani program bayi tabung.
Namun pasien akan diperiksa terlebih dahulu kondisi fertilitas atau kesuburannya. Jika setelah diperiksa dan diobati mampu sembuh dan hamil, maka program akan berhenti sampai di sana.
“Tidak semua pasangan infertil harus dilakukan bayi tabung, kita harus cari tahu penyebabnya dulu. Kalau penyebabnya diketahui kemudian kita obati, kita tangani, dan kemudian berhasil hamil, tidak perlu bayi tabung,” jelas dr Deni di kesempatan yang sama, Sabtu sore.
Pasangan infertil atau mandul, biasanya ditandai dengan pasangan berusia di bawah 30 tahun sudah melakukan hubungan intim tanpa kontrasepsi selama 12 bulan namun belum memiliki keturunan, atau pasangan di atas 35 tahun sudah berhubungan intim selama 6 bulan tanpa kontrasepsi dan belum hamil.
Ketika pasangan tersebut diperiksa terdapat indikasi penyumbatan saluran telur pada pasien wanita maupun hal lain yang tidak memungkinkan pasien hamil secara alami maka disarankan melanjutkan ke program bayi tabung.
“Misalnya, wanitanya saluran telurnya buntu, nah ini dengan proses apa pun tidak bisa kecuali bayi tabung,” tutur dr Deni.
Klinik dengan 53 tenaga klinik dan 40 ahli embriologi tersebut telah melakukan 125.000 total prosedur bayi tabung pada tahun 2022 dengan tingkat keberhasilan bulanan tertinggi pada tahun 2020 yaitu 73 persen dengan wanita berusia 35 tahun ke bawah berpronogsis baik.
Keberadaan klinik ini diharapkan bisa melayani masyarakat Indonesia dengan lebih baik sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri, sebab tanah air pun sudah memiliki klinik bayi tabung dengan standar teknologi kelas dunia. *rat
1
Komentar