Target PAD Naik, Eksekutif Pengeng
TABANAN, NusaBali
Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Tabanan bersama Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) yang digelar Minggu (7/8) berlangsung seperti belanja di pasar.
Bagaimana tidak, dalam menentukan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rancangan perubahan Kebijakan Umum Daerah dan Rancangan Perubahan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022 dan target PAD KUA-PPAS tahun 2023 terjadi proses tawar-menawar.
Disepakati PAD pada perubahan tahun 2022 sebesar Rp 472 miliar dari APBD Induk sebesar Rp 411 miliar. Sedangkan pada rancangan KUA-PPAS tahun 2023 PAD ditarget Rp 480 miliar dari rancangan TAPD Rp 460 miliar atau naik sebesar Rp 50 miliar.
Namun di sisi lain dewan meminta angka target ini tak hanya angka semu. Sebab dari tahun-tahun sebelumnya target yang dipasang selalu defisit. Dewan pun nantinya meminta hasil dari realisasi target bisa digambarkan dalam pencapaiannya, supaya tak terkesan angka menipu.
Rapat yang dipimpin langsung Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga ini sebenarnya molor. Dari rencana awal mulai pukul 10.00 Wita, baru berlangsung mulai pukul 11.15 Wita.
Dirga dalam rapat tersebut mengatakan rapat yang digelar hari libur ini melanjutkan pembahasan rapat KUA-PPAS yang sudah diselenggarakan Jumat (5/8) sebelumnya. “Seperti yang sudah dibahas sebelumnya dari rancangan target PAD Rp 450 miliar, kita minta rancangan PAD di tahun 2023 naik menjadi Rp 500 miliar,” ujarnya.
Menurutnya angka tersebut diminta dipasang, karena melihat dari kondisi sekarang pariwisata yang sudah mulai tumbuh serta banyak potensi pendapatan yang belum digarap maksimal. Angka yang ditentukan ini pun langsung Dirga lempar untuk ditanggapi kepada TAPD yang saat itu dihadiri langsung Ketua TAPD notabane Sekda Tabanan Gede Susila.
Ditegaskan jika ditarget Rp 500 miliar rasanya berat sekali untuk mencapainya. Bahkan target Rp 450 miliar yang sudah dikalkulasi masih terasa berat untuk memenuhinya. Lagi pula arahan dari pimpinan dalam memasang target harus realistis sebelum nanti ditetapkan.
“Kalau berkenan, setelah dilakukan hitung-menghitung, kita hanya mampu menaikkan Rp 15 miliar. Kiranya mohon dipertimbangkan kembali, itu pun sudah cukup berat Rp 15 miliar,” ujarnya.
Tawaran ini pun tak langsung disepakati kalangan Banggar. Dirga meminta penawaran yang disampaikan TAPD tidak terlalu banyak. “Mohon jangan terlalu banyak penawaranya. Ya minimalah Rp 10 miliar. Dari Rp 450 miliar menjadi Rp 490 miliar lah. Tapi jangan Rp 15 miliar. Mohon ya pak,” katanya.
Namun setelah proses tawar-menawar ini, akhirnya PAD rancangan 2023 pada KUA-PPAS disepakati Rp 480 miliar, naik Rp 30 miliar. Tim TPAD pun pasrah terhadap tawaran tersebut.
Gede Susila mengatakan untuk memenuhi target yang dipasang ini akan memaksimalkan seluruh potensi pendapatan. “Ini kan target, jadi ya harus bekerja maksimal. Kita berharap bisa terealisasi,” ujarnya.
Menurutnya potensi pendapatan yang ditekankan adalah dari seluruh komponen. Baik dari pajak, retribusi, maupun dari pendapatan lain-lain yang sah. Dan ada pula dari kerjasama daerah. “Saya berharap, mudah-mudahan dengan ekonomi yang semakin pulih bisa tercapai,” tegasnya.
Bahkan khusus mengejar rancangan PAD yang ditarget naik akan memaksimalkan pendapatan dari Rumah Sakit Nyitdah. “Untuk mengejar kenaikan Rp 30 miliar ini kita akan dapatkan dari Rumah Sakit Nyitdah sebesar Rp 10 miliar, kemudian dari retribusi, kerjasama daerah dan lain-lain,” tegas Gede Susila.
Di sisi lain meskipun target PAD ini sudah disepakati tim anggaran pun memberikan sejumlah catatan. Anggota Banggar I Gusti Nyoman Omardani
minta angka target yang dipasang ini tidak semu atau semacam tipuan. Karena tiap tahunnya dari target yang dipasang selalu defisit.
“Biar tidak asal menyenangkan, atau terkesan penipuan, kami minta target yang disampaikan harus dijelaskan sumber realisasinya dari mana saja. Sehingga ke depan, dalam rapat Banggar dari asumsi yang sudah diberikan, kami minta ada perhitungan secara matematis, dengan tolok ukur yang jelas terhadap upaya-upaya peningkatan. Sehingga dari tim TAPD punya keberanian untuk menyatakan iya. Jangan sekarang iya, tetapi tiap tahun defisit terus. Malu kita,” tandas politisi PDIP asal Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan ini. *des
1
Komentar