Sejumlah Pedagang di Besakih Kian Gencar Dekati Pamedek
Para pedagang di Kawasan Suci Pura Besakih, mulai mendekati para pamedek serangkaian Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih.
AMLAPURA, NusaBali
Terutama para pedagang yang menjunjung barang dagangan, karena mudah berpindah-pindah. Tampak di Bencingah Agung, pedagang yang menjajakan jagung rebus, kacang rebus, dan rujak gencar menawarkan dagangannya kepada pamedek.
Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih I Ketut Sumendra saat dikonfirmasi, Rabu (12/4), mengakui kenyataan itu. Dia berjanji melakukan evaluasi dan menertibkan pedagang.
Sumendra mengatakan, lantaran banyaknya pedagang lokal, pihaknya sempat pusing memikirkan tempat jualan. Maka dikeluarkan kebijakan, pedagang terutama pedagang makanan ringan, sate, jagung bakar, dan sejenisnya, direlokasi ke sudut Bencingah Agung Pura Besakih.
Sedangkan pedagang yang menjajakan dagangannya dengan menjunjung, terkadang sulit dikontrol. Sebab, pedagang demikian ini terus bergerak. “Begitu petugas lengah, pedagang memepet pamedek, menawarkan barang dagangannya. Tetap kami evaluasi, agar tidak semrawut kelihatannya,” ujar Sumendra yang juga Danramil Rendang.
“Memang dilema menertibkan pedagang lokal, mereka cari makan, sementara areal tempat suci agar bersih dari para pedagang. Makanya kami berupaya maksimal melakukan penertiban, terutama di sore dan malam hari,” tandasnya.
Padahal zona yang bersih dari pedagang, mulai dari Bencingah Agung Besakih, jaba Pura Penataran Agung Besakih atau Pura Soring Ambal-Ambal, jalur Pura Pedharman, kemudian melingkar di jalur Pura Penataran Agung Besakih.
Bendesa Pakraman Besakih Jro Mangku Widiarta juga berupaya menjaga kasucian pura dengan menertibkan para pedagang, agar tidak berjualan di areal terlarang. Selama ini telah berkoordinasi dengan Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih, pecalang, dan yang terkait lainnya.
“Secara umum petugas pengelola telah menjalankan tugasnya dengan baik. Ke depan perlu dioptimalkan, di sinilah perluanya berkoordinasi,” jelasnya. * k16
Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih I Ketut Sumendra saat dikonfirmasi, Rabu (12/4), mengakui kenyataan itu. Dia berjanji melakukan evaluasi dan menertibkan pedagang.
Sumendra mengatakan, lantaran banyaknya pedagang lokal, pihaknya sempat pusing memikirkan tempat jualan. Maka dikeluarkan kebijakan, pedagang terutama pedagang makanan ringan, sate, jagung bakar, dan sejenisnya, direlokasi ke sudut Bencingah Agung Pura Besakih.
Sedangkan pedagang yang menjajakan dagangannya dengan menjunjung, terkadang sulit dikontrol. Sebab, pedagang demikian ini terus bergerak. “Begitu petugas lengah, pedagang memepet pamedek, menawarkan barang dagangannya. Tetap kami evaluasi, agar tidak semrawut kelihatannya,” ujar Sumendra yang juga Danramil Rendang.
“Memang dilema menertibkan pedagang lokal, mereka cari makan, sementara areal tempat suci agar bersih dari para pedagang. Makanya kami berupaya maksimal melakukan penertiban, terutama di sore dan malam hari,” tandasnya.
Padahal zona yang bersih dari pedagang, mulai dari Bencingah Agung Besakih, jaba Pura Penataran Agung Besakih atau Pura Soring Ambal-Ambal, jalur Pura Pedharman, kemudian melingkar di jalur Pura Penataran Agung Besakih.
Bendesa Pakraman Besakih Jro Mangku Widiarta juga berupaya menjaga kasucian pura dengan menertibkan para pedagang, agar tidak berjualan di areal terlarang. Selama ini telah berkoordinasi dengan Manajer Operasional Badan Pengelola Pura Besakih, pecalang, dan yang terkait lainnya.
“Secara umum petugas pengelola telah menjalankan tugasnya dengan baik. Ke depan perlu dioptimalkan, di sinilah perluanya berkoordinasi,” jelasnya. * k16
1
Komentar