Peringati Dua Dekade, ITB STIKOM Bali Hadirkan Tulus di Pantai Pandawa
Terkuak Kisah dan Lika-Liku Kampus TI Pertama di Bali Ini
DENPASAR, NusaBali.com – Tepat pada Rabu (10/8/2022), ITB STIKOM Bali menapak dua dekade perjalanan. Untuk merayakan perjalanan panjang tersebut, penyanyi yang sedang digandrungi para milenial, Tulus, akan dihadirkan ke Pulau Dewata.
Sukses dan berkembangnya lembaga pendidikan ini tak
lepas dari kejelian para pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS)
Denpasar yakni Prof Dr I Made Bandem MA, Drs Dharmadiaksa MSi Ak, Drs
Satria Dharma dan Lilis Yuningsih SH MMKom serta Dr Dadang Hermawan
sebagai Ketua STMIK STIKOM Bali.
lepas dari kejelian para pendiri Yayasan Widya Dharma Shanti (WDS)
Denpasar yakni Prof Dr I Made Bandem MA, Drs Dharmadiaksa MSi Ak, Drs
Satria Dharma dan Lilis Yuningsih SH MMKom serta Dr Dadang Hermawan
sebagai Ketua STMIK STIKOM Bali.
Nama
STIKOM di belakang STMIK itulah yang membawa hoki sampai sekarang.
Sebab orang tidak perlu repot-repot menyebut STMIK STIKOM Bali, tapi
cukup menyebut STIKOM saja. Karena memang STIKOM sendiri adalah
singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer.
STIKOM di belakang STMIK itulah yang membawa hoki sampai sekarang.
Sebab orang tidak perlu repot-repot menyebut STMIK STIKOM Bali, tapi
cukup menyebut STIKOM saja. Karena memang STIKOM sendiri adalah
singkatan dari Sekolah Tinggi Ilmu Komputer.
Dadang
Hermawan, Ni Luh Putu Putri Srinadi, Ni Made Astiti, dan Putu Anita
Diastuti adalah sosok kuartet di balik sukses STMIK STIKOM Bali. Mereka
mengawalinya di dua buah ruko berlantai dua di Jalan Pulau Kawe,
Denpasar Barat. Setelah izin operasional keluar pada 10 Agustus 2002,
mereka segera berpromosi mencari calon mahasiswa baru.
Hermawan, Ni Luh Putu Putri Srinadi, Ni Made Astiti, dan Putu Anita
Diastuti adalah sosok kuartet di balik sukses STMIK STIKOM Bali. Mereka
mengawalinya di dua buah ruko berlantai dua di Jalan Pulau Kawe,
Denpasar Barat. Setelah izin operasional keluar pada 10 Agustus 2002,
mereka segera berpromosi mencari calon mahasiswa baru.
Tantangannya
luar biasa. Di tengah gencar promosi, beberapa kali STMIK STIKOM Bali
diberitakan miring oleh sebuah media lokal. “Kok belum punya izin tapi
berani buka pendaftaran mahasiswa baru. Para orang tua yang sudah
mendaftarkan anaknya jadi galau. Mereka telepon menanyakan kebenaran
berita tersebut. Tapi kami jawab, ada kok izinnya, kalau tidak percaya
silakan datang cek. Mereka datang, kami perlihatkan izinnya barulah
mereka percaya,” cerita Putri Srinadi sambil tertawa.
luar biasa. Di tengah gencar promosi, beberapa kali STMIK STIKOM Bali
diberitakan miring oleh sebuah media lokal. “Kok belum punya izin tapi
berani buka pendaftaran mahasiswa baru. Para orang tua yang sudah
mendaftarkan anaknya jadi galau. Mereka telepon menanyakan kebenaran
berita tersebut. Tapi kami jawab, ada kok izinnya, kalau tidak percaya
silakan datang cek. Mereka datang, kami perlihatkan izinnya barulah
mereka percaya,” cerita Putri Srinadi sambil tertawa.
Apalagi
saat itu, Dadang Hermawan sebagai Ketua STMIK STIKOM Bali, tinggal di
Malang. Komunikasi hanya lewat telepon. Menghadapii pemberitaan miring
tadi, Putri Srinadi sempat curhat ke Dadang. “Pak kita diberitakan
miring terus, apa kita tidak jawab. Tapi Pak Dadang bilang tidak usah,
hitung-hitung promosi gratis,” kenang Putri Srinadi.
saat itu, Dadang Hermawan sebagai Ketua STMIK STIKOM Bali, tinggal di
Malang. Komunikasi hanya lewat telepon. Menghadapii pemberitaan miring
tadi, Putri Srinadi sempat curhat ke Dadang. “Pak kita diberitakan
miring terus, apa kita tidak jawab. Tapi Pak Dadang bilang tidak usah,
hitung-hitung promosi gratis,” kenang Putri Srinadi.
Hanya dalam waktu sebulan, 42 mahasiswa mendaftar, 40 yang diterima dan memulai perkuliahan perdana pada September 2002.
Komentar