DLH Tanam 5.000 Mangrove di Lahan Kritis
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng menanam 5.000 bibit pohon mangrove pada lahan kritis di kawasan Bukit Ser, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Rabu (10/8).
Penanaman ini melibatkan relawan lingkungan, para guru di Kecamatan Gerokgak, sejumlah pejabat Pemkab Buleleng, dan unsur PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Penanaman mangrove ini bagian dari upaya peningkatan blue carbon.
Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat menjelaskan, 5.000 pohon mangrove disediakan oleh PT Pelabuhan Persero melalui program sosil perusahaan. Mangrove ini ditanam pada lahan 5 hektare lahan kritis di laut Pemuteran. Penanaman ini merupakan salah satu upaya mengelola ekosistem. Tanaman mangrove merupakan salah satu tanaman yang tak dapat terpisahkan untuk menjaga ekosistem bawah laut.
“Beberapa tanaman di daratan hingga bawah laut, merupakan sebuah kesatuan yang seharusnya tidak dapat dipisahkan. Misalnya, tanaman waru dan ketapang di darat, berkaitan erat dengan mangrove di pantai. Sementara di bawah laut ada padang lamun dan terumbu karang. Ketika semua lestari itu yang dimaksud blue carbon,” ucap Melandrat.
Dia yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng ini juga menambahkan seraban karbon di muka bumi tidak semata-mata hanya dilakukan pohon di daratan, tetapi juga bisa dilakukan tumbuhan bawah laut. Melandrat mengaku merasa tertantang menanam mangrove pada lahan kritis. Sebab tingkat keberhasilannya kecil. Namun dia tidak mau ber patah semangat, untuk menjamin pertumbuhan tanaman mangrove, Melandrat menggandeng pemerintah desa untuk melakukan pengawasan dan pemeliharaan kedepannya. Pemerintah Desa Pemuteran salah satu desa wisata terkenal di dunia karena konservasi bawah lautnya pun sudah merancang kawasan itu menjadi tujuan edukasi pelestarian mangrove.
Sekda Buleleng Gede Suyasa hadir dalam penanaman mangrove itu, Dia mengapresiasi keterlibatan pihak ketiga yang ikut serta dalam kegiatan konservasi. Namun yang lebih penting selanjutnya bagaimana menjamin keberlangsungan dan kelestarian pohon mangrove yang ditanam saat ini.
“Tentu penanaman mangrove ini tidak bisa berhenti pada acar simbolis sama, yang paling penting bagaimana tanaman ini bisa tumbuh dan lestari sehingga bisa dirasakan generasi mendatang dna bisa menjadi destinasi wisata baru,” ungkap Suyasa.
Sekda minta DLH untuk mencari lahan-lahan lain yang kondisinya sama dengan Bukit Ser untuk penanaman mangrove. Selain bisa menjaga ekosistem dan mengupayakan blue carbon, mangrove juga sangat efektif sebagai solusi penahan abrasi. *k23
Komentar