Puluhan Perajin Bali Ikut 'Pelatihan' Ekspor
Genjot Pemahaman Daya Saing
DENPASAR,NusaBali
Sebanyak 30 perajin yakni perajin handicraft mengikuti pelatihan tentang potensi dan peluang produk handicraft di pasar ekspor.
Materinya antara lain tentang syarat-syarat maupun regulasi terkait ekspor. Kemudian peningkatan mutu produk handcraft berikut dengan trend pasar.
Pengawas Perdagangan Ahli Muda, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) I Gusti Ngurah Nyoman Gde Satrya Wibawa mengatakan hal itu, Rabu (10/8).
“Tujuannya agar para pelaku UMKM, terutama perajin lebih paham lagi tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pemasaran, terutama ekspor,” jelas dia.
Dikatakan hal ini sesuai dengan potensi Bali, yang salah satunya adalah kerajinan atau handicraft. “Handicraft kan memang salah satu potensi kita di Bali,” ujar Ngurah Satrya, sapaan pria asal Tabanan tersebut.
Lewat pelatihan, perajin juga mendapat pemahaman dan lebih termotivasi untuk terus berkreativitas dan berinovasi. “Sehingga tidak menoton dan bisa mengikuti trend pasar,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan bertema Pengembangan dan Strategi Pemasaran Ekspor Produk Handicraft, selama selama 3 hari. Mulai Selasa (9/8) sampai dengan Kamis (11/8).
“Kemendag (Pusat Pelatihan SDM Ekspor dan Jasa Perdagangan/PPEJP, Kementerian Perdagangan RI) bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Bali,” tunjuknya. Kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Puri Ayu, Denpasar dibuka Kepala Pusat PPEJP Sugih Ramansyah.
Kadek Sri Pujiani, salah seorang peserta mengatakan pelatihan yang diterimanya tentu bermanfaat untuk kepentingan pemasaran.
“Misalnya kalau kita ekspor produk kerajinan kayu ke negara tentu ada syaratnya. Jadi kita akhirnya paham tentang regulasi -regulasi bertalian dengan ekspor,” ujar GM salah satu perusahaaan produsen handicraft.
Selain itu lanjutnya, juga dilatih agar selalu inovatif, sehingga produk handicraft tetap menarik dan sesuai dengan trend pasar.
Menurut Sri Pujiani, geliat ekspor sudah meningkat sejak mereda pandemi Covid-19. “Bisa dua kali seminggu,” ungkap dia.
Demikian juga ritel juga sudah mulai ada pergerakan. Namun dominan ekspor. Negara tujuan diantaranya Amerika Serikat. Sekali kirim bisa untuk 15 shipment. Volumenya sampai ratusan kilogram. “Mix (produk campuran). Tergantung permintaan,” jelasnya. *k17
Komentar