Wanagiri Kangin Jadi Kampung Durian
Berbagai jenis durian, mulai dari musang king, duri hitam, bawor, super tembaga, namlung, hingga kane/montong, dibudidayakan.
TABANAN, NusaBali
Potensi pohon durian di Desa Wanagiri Kangin membuat desa di Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan, dinobatkan menjadi kampung durian sejak awal 2022. Bahkan Desa Wanagiri dirancang menjadi agrowisata durian.
Kampung durian ini sudah diperkuat dengan adanya dua kelompok tani yang sudah membudidayakan tanaman durian berbagai varian. Mereka adalah Kelompok Tani Tunas Merta dan Kelompok Tani Merta Harum.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia menjelaskan, terhadap Desa Wanagiri Kangin sudah menjadi kampung durian ini mereka juga sudah mendapat dukungan Direktorat Jendral Hortikultura dengan pemberian bibit dan pupuk organik. Sehingga dengan kondisi tersebut kelompok tani di Desa Wanagiri Kangin akan didampingi terus untuk pembudidayaan,” jelas Subagia, Kamis (11/8).
Saat ini dua kelompok tersebut sudah menanam, ataupun telah memiliki pohon yang siap produksi tiap musim panen. Seperti di Kelompok Tani Tunas Merta tersedia lahan 57,13 hektare. Dari lahan ini sudah ditanam durian lokal dan premium. Mulai dari musang king, duri hitam, bawor, super tembaga, namlung, hingga kane/montong.
Saat ini jumlah pohon durian yang sudah produksi sebanyak 711 pohon, yang belum produksi 974 pohon, pohon premium yang baru ditanam 1.362, dan jumlah pohon premium yang sudah diproduksi 97 pohon. Pengembangan ini sudah dilakukan sejak dulu oleh kelompok tani yang memang warga lokal asli,” jelasnya.
Sedangkan di Kelompok Tani Merta Harum, tersedia lahan 63,9 hektare. Dari luasan itu jenis durian yang ditanam sama dengan di Kelompok Tunas Merta. Kemudian jumlah pohon yang sudah diproduksi 476 pohon, belum produksi jenis local 808 pohon, yang baru ditanam jenis premium 2.352, dan pohon premium yang sudah diproduksi 97 pohon. “Produksi mereka sudah banyak, sementara mereka dalam hal pemasaran tidak masalah untuk penuhi pasar lokal. Sebab bila ada durian yang sudah matang tetapi belum bisa dimakan, dibuka kemudian di-packing lalu dimasukkan dalam freezer,” beber Subagia.
Dengan kondisi ini pun pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan. Apalagi kelompok ini sudah menerapkan pararem tidak boleh mengambil durian orang. Kalau tidak punya durian, boleh memungut namun harus dibawa ke pengepul, si pemungut ini akan mendapat upah bawa.
Kemudian pararem lainnya, masyarakat bisa memungut durian yang jatuh asalkan makan ditempat sampai puas. Namun kalau untuk dijual akan dikenakan sanksi. “Sanksinya ini lupa saya, yang melanggar dikenakan sanksi sama kelompok,” kata Subagia.
Ia pun berharap dengan adanya kampung durian ini bisa menginspirasi desa lain. Sebab Desa Wanagiri Kangin juga akan dirancang menjadi agrowisata. “Kami tidak kalah dengan daerah lain, potensi durian kami bagus. Mudah-mudahan dengan hal ini Tabanan bisa semakin berkembang,” tandas mantan Kadis DLH ini. *des
Kampung durian ini sudah diperkuat dengan adanya dua kelompok tani yang sudah membudidayakan tanaman durian berbagai varian. Mereka adalah Kelompok Tani Tunas Merta dan Kelompok Tani Merta Harum.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia menjelaskan, terhadap Desa Wanagiri Kangin sudah menjadi kampung durian ini mereka juga sudah mendapat dukungan Direktorat Jendral Hortikultura dengan pemberian bibit dan pupuk organik. Sehingga dengan kondisi tersebut kelompok tani di Desa Wanagiri Kangin akan didampingi terus untuk pembudidayaan,” jelas Subagia, Kamis (11/8).
Saat ini dua kelompok tersebut sudah menanam, ataupun telah memiliki pohon yang siap produksi tiap musim panen. Seperti di Kelompok Tani Tunas Merta tersedia lahan 57,13 hektare. Dari lahan ini sudah ditanam durian lokal dan premium. Mulai dari musang king, duri hitam, bawor, super tembaga, namlung, hingga kane/montong.
Saat ini jumlah pohon durian yang sudah produksi sebanyak 711 pohon, yang belum produksi 974 pohon, pohon premium yang baru ditanam 1.362, dan jumlah pohon premium yang sudah diproduksi 97 pohon. Pengembangan ini sudah dilakukan sejak dulu oleh kelompok tani yang memang warga lokal asli,” jelasnya.
Sedangkan di Kelompok Tani Merta Harum, tersedia lahan 63,9 hektare. Dari luasan itu jenis durian yang ditanam sama dengan di Kelompok Tunas Merta. Kemudian jumlah pohon yang sudah diproduksi 476 pohon, belum produksi jenis local 808 pohon, yang baru ditanam jenis premium 2.352, dan pohon premium yang sudah diproduksi 97 pohon. “Produksi mereka sudah banyak, sementara mereka dalam hal pemasaran tidak masalah untuk penuhi pasar lokal. Sebab bila ada durian yang sudah matang tetapi belum bisa dimakan, dibuka kemudian di-packing lalu dimasukkan dalam freezer,” beber Subagia.
Dengan kondisi ini pun pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan. Apalagi kelompok ini sudah menerapkan pararem tidak boleh mengambil durian orang. Kalau tidak punya durian, boleh memungut namun harus dibawa ke pengepul, si pemungut ini akan mendapat upah bawa.
Kemudian pararem lainnya, masyarakat bisa memungut durian yang jatuh asalkan makan ditempat sampai puas. Namun kalau untuk dijual akan dikenakan sanksi. “Sanksinya ini lupa saya, yang melanggar dikenakan sanksi sama kelompok,” kata Subagia.
Ia pun berharap dengan adanya kampung durian ini bisa menginspirasi desa lain. Sebab Desa Wanagiri Kangin juga akan dirancang menjadi agrowisata. “Kami tidak kalah dengan daerah lain, potensi durian kami bagus. Mudah-mudahan dengan hal ini Tabanan bisa semakin berkembang,” tandas mantan Kadis DLH ini. *des
Komentar