Siswa hingga Komunitas Perias Ramaikan Lomba Gerak Jalan Kocak Kreatif KONI Buleleng
Peserta Adu Kocak, Kostum, Gerak dan Tema Harus Kompak
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang hadir menyaksikan lomba merasa berbangga dengan kreativitas peserta, dia pun terlihat senyum-senyum dan tertawa.
SINGARAJA, NusaBali
Ribuan masyarakat Buleleng memadati sepanjang Jalan Ngurah Rai, Jalan Pramuka, Jalan Diponegoro hingga kawasan Eks Pelabuhan Buleleng, Kamis (11/8). Mereka sedang menanti regu gerak jalan favoritnya menampilkan kelucuan dalam Lomba Gerak Jalan Kocak Kreatif yang digelar KONI Buleleng, serangkaian HUT ke 77 Kemerdekaan RI.
Sebanyak 15 regu gerak jalan dari SMA/SMK, Perguruan Tinggi, instansi pemerintah, sanggar seni hingga komunitas beradu kreativitas dan kekocakan. Belasan regu peserta lomba ini pun tampil dengan kostum dan kreativitas khas mereka. Masing-masing regu diberikan waktu tampil maksimal 6 menit.
Seperti terlihat saat regu dari SMAS Lab Undiksha Singaraja yang menampilkan tema ‘Bebas Stunting’. Mereka tampil dengan kostum layaknya seorang balita lengkap memakai popok yang dimodifikasi khusus. Wajah mereka yang dilumuri bedak hingga belepotan membuat suasana ceria, ditambah gerakan mereka yang menirukan tingkah seorang balita. Tak kalah kocak adalah regu dari Komunitas Perias Wara Wiri yang tampil dengan dandanan pantat besar dan perut buncit. Mereka tampil kocak dengan gerakan dan nyanyian yang menghibur.
Juri Gerak Jalan Kocak Kreatif, Made Adnyana usai perlombaan menjelaskan poin yang menjadi kriteria penilaian adalah kreativitas dan kekocakan peserta. Namun yang ditekankan adalah kreativitas mengolah gerakan baris berbaris di tengah balutan busana yang kocak, menjadi pertunjukan yang menghibur, lucu dan jenaka.
Kostum, tema dan gerakan yang ditampilkan juga harus menjadi satu kesatuan. Sehingga dapat membuat penonton terhibur. “Walapun tidak bisa membuat penonton ngakak (tertawa terbahak-bahak) minimal bisa membuat senyum di wajah penonton,” kata Adnyana yang akrab disapa Ole ini. Dia juga menekankan, meskipun kostum tidak menjadi penilaian utama dalam penampilan regu, namun tetap harus diperhitungkan. Peserta menurutnya sudah memperhitungkan konsep kostum yang akan mereka pakai dalam lomba.
Kostum menarik yang berkesan lucu, jenaka. Dan terpenting sesuai dengan konsep tema yang dibawakan. “Jangan sampai kostum mewah dan aeng (seram) tetapi tidak berkaitan dengan tema dan tidak membuat dirinya kreatif serta lucu itu akan menjadi tidak berguna,” jelas Adnyana yang juga seorang sastrawan ini. Ketua Panitia Lomba, Putu Nova Anita Putra mengatakan seluruh persiapan lomba gerak jalan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
Masing-masing peserta selain di panggung utama juga diberikan kesempatan untuk tampil kembali di simpang empat Jalan Diponegoro dan di garis finish Eks Pelabuhan Buleleng. “Kami berikan kesempatan mereka tampil 3 kali, selain untuk memecah kerumunan, juga memberikan kesempatan masyarakat Buleleng untuk mendapat hiburan dari peserta,” kata Nova.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang hadir menyaksikan lomba gerak jalan kocak dan kreatif merasa berbangga dengan kreativitas peserta. Dia pun terlihat senyum-senyum dan tertawa menyaksikan aksi kocak para peserta gerak jalan.
Lomba gerak jalan Kocak Kreatif yang diselenggarakan KONI Buleleng beberapa tahun belakangan menjadi ajang sangat tepat untuk mewadahi kreativitas generasi muda dan masyarakat Buleleng pada umumnya. Selain itu gerak jalan kocak kreatif juga menjadi salah satu hiburan yang dapat dinikmati masyarakat Buleleng. “Tahun depan walaupun saya sudah tidak menjabat, diharapkan lebih banyak peserta yang ikut. Saya rasa gerak jalan kocak ini cukup memberikan hiburan bagi masyarakat Buleleng,” harap bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Buleleng pada 27 Agustus 2022 nanti. *k23
Sebanyak 15 regu gerak jalan dari SMA/SMK, Perguruan Tinggi, instansi pemerintah, sanggar seni hingga komunitas beradu kreativitas dan kekocakan. Belasan regu peserta lomba ini pun tampil dengan kostum dan kreativitas khas mereka. Masing-masing regu diberikan waktu tampil maksimal 6 menit.
Seperti terlihat saat regu dari SMAS Lab Undiksha Singaraja yang menampilkan tema ‘Bebas Stunting’. Mereka tampil dengan kostum layaknya seorang balita lengkap memakai popok yang dimodifikasi khusus. Wajah mereka yang dilumuri bedak hingga belepotan membuat suasana ceria, ditambah gerakan mereka yang menirukan tingkah seorang balita. Tak kalah kocak adalah regu dari Komunitas Perias Wara Wiri yang tampil dengan dandanan pantat besar dan perut buncit. Mereka tampil kocak dengan gerakan dan nyanyian yang menghibur.
Juri Gerak Jalan Kocak Kreatif, Made Adnyana usai perlombaan menjelaskan poin yang menjadi kriteria penilaian adalah kreativitas dan kekocakan peserta. Namun yang ditekankan adalah kreativitas mengolah gerakan baris berbaris di tengah balutan busana yang kocak, menjadi pertunjukan yang menghibur, lucu dan jenaka.
Kostum, tema dan gerakan yang ditampilkan juga harus menjadi satu kesatuan. Sehingga dapat membuat penonton terhibur. “Walapun tidak bisa membuat penonton ngakak (tertawa terbahak-bahak) minimal bisa membuat senyum di wajah penonton,” kata Adnyana yang akrab disapa Ole ini. Dia juga menekankan, meskipun kostum tidak menjadi penilaian utama dalam penampilan regu, namun tetap harus diperhitungkan. Peserta menurutnya sudah memperhitungkan konsep kostum yang akan mereka pakai dalam lomba.
Kostum menarik yang berkesan lucu, jenaka. Dan terpenting sesuai dengan konsep tema yang dibawakan. “Jangan sampai kostum mewah dan aeng (seram) tetapi tidak berkaitan dengan tema dan tidak membuat dirinya kreatif serta lucu itu akan menjadi tidak berguna,” jelas Adnyana yang juga seorang sastrawan ini. Ketua Panitia Lomba, Putu Nova Anita Putra mengatakan seluruh persiapan lomba gerak jalan sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
Masing-masing peserta selain di panggung utama juga diberikan kesempatan untuk tampil kembali di simpang empat Jalan Diponegoro dan di garis finish Eks Pelabuhan Buleleng. “Kami berikan kesempatan mereka tampil 3 kali, selain untuk memecah kerumunan, juga memberikan kesempatan masyarakat Buleleng untuk mendapat hiburan dari peserta,” kata Nova.
Sementara itu Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang hadir menyaksikan lomba gerak jalan kocak dan kreatif merasa berbangga dengan kreativitas peserta. Dia pun terlihat senyum-senyum dan tertawa menyaksikan aksi kocak para peserta gerak jalan.
Lomba gerak jalan Kocak Kreatif yang diselenggarakan KONI Buleleng beberapa tahun belakangan menjadi ajang sangat tepat untuk mewadahi kreativitas generasi muda dan masyarakat Buleleng pada umumnya. Selain itu gerak jalan kocak kreatif juga menjadi salah satu hiburan yang dapat dinikmati masyarakat Buleleng. “Tahun depan walaupun saya sudah tidak menjabat, diharapkan lebih banyak peserta yang ikut. Saya rasa gerak jalan kocak ini cukup memberikan hiburan bagi masyarakat Buleleng,” harap bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng yang akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Bupati Buleleng pada 27 Agustus 2022 nanti. *k23
1
Komentar