Buleleng Belum Punya Rumah Aman
Korban Kekerasan Seksual Dititip di Panti Asuhan
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Sosial Kabupaten Buleleng merencanakan pembangunan rumah aman dan rumah singgah. Gedung itu akan dimanfaatkan untuk menampung warga terlantar, gepeng, disabilitas, serta korban kekerasan seksual, untuk memberi rasa aman pada mereka.
Kepala Dinas Sosial Buleleng Putu Kariaman mengatakan, bangunan rumah aman dan rumah singgah tersebut direncanakan dibangun berlantai dua di tanah seluas delapan are yang ada di belakang kantor Dinsos Buleleng. Nantinya, gedung tersebut juga digunakan sebagai tempat pelatihan bagi masyarakat penyandang disabilitas.
Rumah itu juga akan diisi petugas pelayanan bagi pemerlu kesejahteraan sosial, serta dirancang sebagai tempat pameran produk bagi penyandang disabilitas yang mempunyai hasil karya.
Kariaman menyebutkan, pembangunan gedung tersebut direncanakan akan menelan dana sebesar Rp 4 miliar. Namun, dengan dana yang cukup besar itu, pembangunan itu pun belum bisa dilakukan. "Karena situasi, Pemkab Buleleng keterbatasan anggaran lebih diupayakan untuk pemulihan ekonomi. Sehingga di program di tahun berikutnya," ujar Kariaman, Jumat (12/8).
Kata Kariaman, untuk memberikan rumah aman dan rumah singgah, saat ini pihaknya bekerjasama dengan yayasan, komunitas, hingga Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKSA) dan panti asuhan. Korban kekerasan seksual akan dititip di panti asuhan dan Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dititip di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli.
Meski belum bisa dilakukan pembangunan gedung, pihaknya tengah melakukan penjajakan untuk mencari aset milik Pemkab Buleleng, yang bisa digunakan untuk rumah aman dan rumah singgah. "Kami sedang berproses menjajaki sekolah yang regrouping yang tidak digunakan. Sehingga mengefisiensi anggaran, cukup untuk pemeliharaan gedung saja," katanya. *mzk
1
Komentar