BPBD Bangun Dua Sirine Peringatan Dini Erupsi
AMLAPURA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karangasem membangun dua repeater dan sirine untuk alat peringatan dini erupsi Gunung Agung di KRB (Kawasan Rawan Bencana) III, Banjar Pucang, Desa Ban, Kecamatan Kubu dan Banjar Temukus, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Jumat (12/8).
Peletakan batu pertama telah dilakukan pada Rabu (10/8) di dua lokasi. Pemasangan repeater telah mendapat persetujuan dari Perbekel Desa Ban I Wayan Tamu Sugiantara dan Perbekel Desa Besakih I Wayan Benya.
Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan, pemasangan dua repeater dan sirine atas instruksi dari BNPB. Sebelumnya telah melakukan survei untuk mendeteksi cepat jika terjadi bencana erupsi Gunung Agung. Pemasangan alat peringatan dini erupsi Gunung Agung atau early warning sistem agar masyarakat dapat segera melakukan penyelamatan setelah sirine dibunyikan dalam kondisi darurat.
Di setiap wilayah KRB III telah dilakukan mitigasi bencana. Jalur-jalur evakuasi telah disiagakan, jika terjadi bencana lebih mudah melakukan penyelamatan. Masyarakat juga telah diedukasi agar mampu melakukan evakuasi mandiri. Pemasangan alat deteksi dini mengacu UU Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan, serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Walau sebelum gunung api erupsi, telah ada tanda-tandanya. Jika gunung api status awas, dan akan terjadi erupsi besar ditandai muntahan lahar panas. “Hanya saja kelemahannya, saat terjadi letusan awan panas dengan kecepatan 100 km per jam, dalam waktu 3 menit mampu mencapai 5 kilometer, itu yang sangat diwaspadai,” jelas Arimbawa. Paling tidak caranya dengan memahami peta dari letusan gunung api, ada jalur-jalur lahar panas, awan panas, dan aliran lahar dingin yang perlu dihindari. *k16
Komentar