Warga Desa Bengkel Bikin Mobil Kayu
Seorang warga Desa Bengkel, Kecamatan Banjar, Gede Sation punya hobi unik. Alumnus Universitas Merdeka Malang, Jawa Timur ini gemar mengumpulkan kayu bekas.
Satu Mobil Habiskan 1 Kubik Kayu Jati
SINGARAJA, NusaBali
Seiring perjalanan waktu, kreativitasnya dituangkan dengan memodifikasi mobil berbahan kayu. Kini tercatat sudah ada dua unit mobil dan dua unit sepeda motor dimodif berbahan kayu jati. Satu unit roda empat bisa menghabiskan 1 kubik kayu jati, tetapi tergantung jenis kendaraan. Kini sepeda motor dan mobil yang dimodif itu sudah sering dikendarainya.
Begitu mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada 1986, Gede berkerja di Lembaga Pembina LPD Provinsi. Setelah pensiun, kakek satu cucu ini pulang kampung ke Desun Bukit Telu, Desa Bengkel. Di sinilah awal hobi kreatifnya muncul; membuat mobil kayu.
Gede Sation yang ditemui di rumahnya Jumat (14/4) menuturkan pembuatan mobil kayu dimulai 5 tahun lalu. Namun sebelum mobil, ia sudah merombak sepeda motor miliknya jenis Yamaha RK Spesial. Seluruh body sepeda motor diganti dengan potongan kayu, yang ditempel dengan lem Foxy dan baut. “Saya beli RK Spesial dan karena hobi mengolah kayu bodinya saya ganti dengan potongan kayu. Karena penuh kayu, motor itu saya namai motor kayu,” katanya.
Sukses memodif Yamaha RK Spesial, pria 56 tahun ini kembali memodif kedaraan yang tergolong uzur. Kali ini mobil Zebra seluruh bodinya dirombak. Dalam waktu dua bulan, seluruh body mobil tersebut diganti dengan papan kayu jati. Untuk memodif mobil tersebut, Sation mengaku menghabiskan kayu hingga satu kubik senilai Rp 8 juta. Biaya itu belum termasuk lem, baut ulir dan ongkos tenaga. “Hobi tidak hitung biaya lagi, yang jelas ada kepuasan,” ujarnya.
Obsesi memodifikasi kendaran tidak terhenti. Sation yang berlatar belakang keluarga dokter ini memodifikasi kendaraan Suzuki Jimny dengan menutup seluruh body termasuk interior dalam mobil dari kayu jati. Ia juga sudah memodif dua sepeda motor matic dari bahan kayu dan batok kelapa. Kemudian motor matic itu diberi nama BIKA alias Beat Kayu.
Ditanya target selanjutnya, suami dr Sri Laksminisngsih ini belum memikirkan untuk menambah hasil karya modifikasinya. Meski demikian, dia tetap berkarya untuk memodifikasi kendaraan dengan kayu atau bahan lokal yang didapat di desanya. Kelak, dari karyanya itu, paling tidak bisa mengundang wisatawan tertarik mencoba mengendari atau sekadar selfi dengan gambar latar hasil karyanya.
“Maunya saya modif kendaraan roda tiga, mobilnya belum dapat. Ke depan kalau semakin banyak karya dan mudah-mudahan ada tamu yang berlibur dan bisa menikmati hasil karya saya ini,” imbuhnya. *k19
Komentar