Pengamanan VVIP Pasca Bom Bali Jadi Modal
Roda kepemimpinan Kodam IX/Udayana sudah beralih dari tangan Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko ke Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak.
Mayjen Komaruddin Simanjuntak Setelah Jadi Pangdam IX/Udayana
DENPASAR, NusaBali
Selaku Pangdam IX/Udayana yang baru, Komaruddin Simanjuntak opitimis mampu menjaga tiga provinsi (Bali, NTB, NTT) dengan pengalamannya dalam pengamanan VVIP pasca tragedi Bom Bali I, 12 Oktober 2002 silam.
Otimisme tersebut disampaikan Komaruddin Simanjuntak saat acara pisah sambut Pangdam IX/Udayana yang dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Kamis (13/4) malam. Selain berpengalaman dalam pengamanan VVIP pasca Bom Bali I, perwira tinggi TNI asal Pemantangsiantar, Sumatra Utara ini juga punya modal sebagai Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), yang kerap bertugas manakala ada kegiatan penting di Bali.
“Saya dulu masuk pasukan pengamanan VVIP pasca Bom Bali I, ketika Pak Gubernur Bali (Komjen Pol Purnawirawan Made Mangku Pastika, Red) menjadi Ketua Tim Investigasi Bom Bali I,” ujar Komaruddin yang malam itu didampingi sang istri, yang juga Perwira Menengah TNI AD berpangkat Kolonel.
Dalam kata sambutannya di acara malam itu, Komaruddin menyatakan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak dalam menjaga tiga provinsi yang jadi wilayah Kodam IX/Udayana. Menjaga tiga provinsi ini akan menjadi prioritasnya dalam masa kepemimpinannya sebagai Pangdam IX/Udayana. Sebab, tiga provinsi ini sangat strategis bagi Indonesia. Menurut Komaruddin, Provinsi Bali merupakan pintu masuknya wisatawan manca negara ke Indonesia. Karenanya, perkembangan situasi dan keamanan di Bali tidak luput dari perhatian dunia.
“Dengan keberagaman di Bali ini, kita harus bisa menjaga situasi dan kondisi setiap saat, sehingga Pulau Dewata tetap menjadi Bali yang aman dan ramah dengan keberagamannya,” papar Komaruddin dalam acara yang dihadiri pula Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dan utusan Gubernur NTB ini.
Sedangkan Provinsi NTB, kata Komaruddin, akan dapat perhatian khusus karena menjadi model ketahanan pangan. NTB adalah salah satu daerah pemasok beras terbesar di Indonesia, sehingga harus mendapat perhatian serius. Sebaliknya, Provinsi NTT merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan dua nerara lain: Australia dan Timor Leste, sehingga pengamanannya harus ditingkatkan.
“Hal pertama yang saya lakukan dalam masa jabatan sebagai Pangdam IX/Udayana adalah melakukan pendekatan dengan cara turun langsung ke titik-titik yang menjadi prioritas. Semoga dengan kehadiran jajaran di lokasi, sasaran dapat bersinergitas dengan pemimpin didaerah,” urai Jenderal Bintang Dua TNI AD lulusan Akmil 1985 ini.
Komaruddin juga mengucapkan trimakasih kepada pendahulunya, Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, yang sudah membangun hubungan baik dengan tiga provinsi dalam setiap tugas dan kebijakannya. “Yang jelas, saat ini sudah dibukakan jalan oleh pendahulu saya (Kustanto Widiatmoko). Semoga ke depannya silahturami ini terus ditingkatkan dan semakin dipererat agar semuanya sesuai dengan tujuan yakni kesejahteraan dan keamanan ditengah masyarakat,” ungkap perwira tinggi yang pernah menjabat sebagai Dandim 1611 Badung ini.
Sementara itu, Gubernur Mangku Pastika dalam sambutannya mengatakan, pergantian pimpinan di suatu institusi sebagai bagian upaya penyegaran. Gubernur Pastika mengucakan selamat datang kepada mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak dan selamat jalan kepada Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko, yang dialihkan menjadi Pangdam V/Brawijaya.
Pastika menyebutkan, selama hampir setahun menjalankan tugas sebagai Pangdam IX/Udayana, Kustanto Widioatmoko sudah membuat warga tiga provinsi merasa yaman dalam menjalankan roda kehidupan dan kemasyarakatan. Sedangkan tantangan tugas bagi Pangdam IX/Udayana yang baru juga sangat jelas. “Namun, dengan pengalamannya yang mumpuni, saya yakin Pangdam baru bisa melaksanakan tugas dengan baik. Koordinasi dengan pemerintah sangat diperlukan setiap melak-sanakan roda kepemimpinan,” pesan Pastika dalam acara pisah sambut Pangdam IX/Udayana yang juga dihadiri para Bupati se-Bali, mantan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, tokoh masyarakat, serta pimpinan media massa malam itu
Mayjen TNI Kmaruddin Simanjuntak sendiri sebelumnya menjabat sebagai Asisten Teritorial (Aster) KSAD, sebelum dialihkan menjadi Pangdam IX/Udayana malalui Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/242/III/2017 tertanggal 31 Maret 2017 lalu. Perwira Tinggi TNI AD kelahiran Pematangsiantar, Sumatra Utara, 10 Januari 1960, ini mahir dalam bidang Infanteri.
Komarudin pernah ditugaskan dalam Operasi Timtim tahun 1992, Operasi Rajawali tahun 1995, Operasi Bakti TNI tahun 1996, Operasi Pamrahwan Ambon tahun 2000, dan Operasi Aceh tahun 2005. Sedangkan riwayat penugasan di luar negeri, antara lain, bertugas di Malaysia (tahun 1993), Singapura (2007), Australia (2007), Kamboja (2007), Filipina (2007), Peru (2008), Jerman (2008), Jepang (2008), dan Iran (2008).
Jabatan terakhir Komarudin sebelum dialihkan menjadi Pangdam IX/Udayana adalah sebagai Aster KSAD sejak tahun 16. Sebelumnya, Komarudin sempat pegang sederet jabatan, mulai sebagai Danrem 101/Antasari (tahun 2011), Dirdik Kodiklat TNI AD (2012), Wakil Aster KSAD (2013), hingga Kasdam II/Sriwijaya (tahun 2015). Jika diurut ke belakang, Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak merupakan Perwira TNI AD ke-36 yang menjadi Pangdam IX/Udayana sejak tahun 1959. * dar
Komentar