Tiga Guru Besar Bersaing Ketat Duduki Kursi Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan memilih satu di antara ketiga nama tersebut sebagai Dirjen Bimas Hindu setelah sebelum dilakukan seleksi oleh Tim Pansel.
JAKARTA, NusaBali
Seleksi calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya atau setingkat Eselon I Kementerian Agama Tahun 2022 memasuki tahap akhir, salah satunya jabatan Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu. Panitia Seleksi (Pansel) Jabatan Pimpinan Tinggi Kementerian Agama telah memilih masing-masing tiga nama calon untuk lima lowongan jabatan dan dua nama untuk satu lowongan jabatan. Tiga nama calon Dirjen Bimas Hindu, yakni Prof Dr I Nengah Duija MSi, Prof Dr I Nyoman Sueca SAg MPd, dan Prof Dr I Nyoman Yoga Segara SAg MHum. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan memilih satu di antara ketiga nama tersebut sebagai Dirjen Bimas Hindu.
“Alhamdulillah, seluruh tahapan seleksi sudah selesai. Hasil akhir diumumkan oleh Panitia Seleksi total ada 17 peserta,” ujar Sekjen Kemenag yang juga Ketua Panitia Seleksi Nizar Ali, di Jakarta dalam rilis yang terpantau di website kemenag.go.id, Senin (15/8). Dijelaskan Nizar, ada enam formasi yang dibuka pada seleksi Eselon I Kementerian Agama tahun 2022.
Keenam formasi itu adalah Inspektur Jenderal, DIrektur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, Dirjen Bimas Hindu, Dirjen Bimas Buddha, Kepala Badan Litbang dan Diklat, serta Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan. “Masing-masing formasi ada tiga nama calon terpilih, kecuali Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan hanya dua calon terpilih,” terang Nizar.
Nama calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya ini, kata Nizar, sudah diajukan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas selaku Pejabat Pembina Kepegawaian kepada Presiden Republik Indonesia. Tahap selanjutnya adalah menunggu ditetapkan calon terpilih oleh presiden.
Informasi yang dihimpun NusaBali, tiga besar calon Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI ini berasal dari sejumlah latar belakang. I Nengah Duija merupakan mantan Rektor IHDN Denpasar (kini UHN IGB Sugriwa) periode 2013-2017. Nengah Duija adalah lulusan Sastra Bali Universitas Udayana dan S-3 Kajian Budaya Unud. Guru besar kelahiran Bangli ini sebelumnya juga sempat mencalonkan diri menjadi Dirjen Bimas Hindu bersaing dengan Tri Handoko dan Prof IB Raka Suardana.
Sementara I Nyoman Sueca merupakan guru besar UHN IGB Sugriwa yang dikukuhkan 25 Mei 2022. Sebelumnya, pria asal Desa Lodtunduh ini mengawali menjadi PNS di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram. Selanjutnya, I Nyoman Yoga Segara yang merupakan Guru Besar Antropologi lulusan Universitas Indonesia (UI). Dia saat ini fokus melakukan kajian tentang Hindu Nusantara ke beberapa pelosok Indonesia.
Guru besar yang dikukuhkan 22 Februari 2022 tersebut memaparkan orasi ilmiahnya tentang Hindu Alukta. Putra asal Banjar Tengah, Kecamatan Serangan, Denpasar Selatan ini belum lama juga meneliti tentang Hindu di Maluku. Dia mengawali karir PNS di Kementerian Agama RI sejak 1999. Sebelum menjadi dosen dan Wakil Rektor di UHN IGB Sugriwa, Nyoman Yoga sempat menjadi Widyaiswara Madya di Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Peneliti Sosial-Kemasyarakatan di Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
Saat dihubungi, I Nyoman Yoga Segara mengatakan pencapaian masuk tiga besar merupakan pencapaian besar yang patur disyukuri. "Perasaan saya lega, karena usaha dan kerja keras selama lebih dua bulan terbayarkan. Pencapaian masuk tiga besar, bagi saya merupakan pencapaian besar yang harus saya syukuri," ujar Nyoman Yoga, Senin kemarin. Pria kelahiran Serangan, 5 Juli 1974 ini tertarik mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu karena ingin berkontribusi lebih besar bagi umat Hindu di Indonesia. Dia pun, telah menyiapkan banyak program dan kebijakan jika kelak terpilih.
"Tetapi program dan kebijakannya tetap terukur, karena harus mengacu pada Renstra Kementerian Agama RI 2020-2024. Namun, program strategis realistis yang bisa direalisasikan dalam jangka pendek maupun menengah antara lain, tata kelola manajemen SDM dan lembaga Ditjen Bimas Hindu sehingga dapat menjadi aparatur negara yang melayani dan berintegritas," terang Nyoman Yoga.
Kemudian memperkuat dan mempercepat program prioritas Kementerian Agama RI. Misalnya mengenai Tahun Toleransi, Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Religiosity Indeks dan lain-lain. Melakukan harmonisasi kehidupan keagamaan baik intern maupun ekstern yang dilakukan bersama mitra dan partner kerja, yaitu lembaga keagamaan, ormas Hindu dan terutama PHDI dari pusat hingga daerah.
Peningkatan akses pendidikan bagi umat Hindu yang berada di wilayah 3T (Daerah terdepan, terpencil dan tertinggal) dan umat Hindu lokal seperti, Hindu Tolotang dan Hindu Alukta (Sulawesi Selatan), Hindu Karo (Medan), Hindu Dayak (Kalimantan) Hindu Nuaulu, Pulau Buru, dan Pulau Kei (Maluku), Hindu Tengger, Bromo (Jawa) serta umat Hindu kurang mampu lainnya.
Selanjutnya meningkatkan status dan kualitas pendidikan tinggi untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional, menyusun kebutuhan dan kebijakan berdasarkan penelitian dan pengembangan di perguruan tinggi serta melakukan pilot project pendirian Pasraman Formal di tiap provinsi, di mulai dari Bali. Lalu berkolaborasi dengan swasta dan instansi pemerintah terkait akselerasi penguatan ekonomi keumatan.
Bersinergi dengan para donatur dan tokoh di tiap provinsi untuk mewujudkan Gerakan Filantropi Hindu, bersinergi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat dan memberikan dukungan terhadap keberadaan umat Hindu serta meningkatkan literasi budaya, kearifan lokal, dan agama melalui publikasi dan digitalisasi.
"Semua program dan kebijakan itu dilakukan dengan semangat bersinergi dan berkolaborasi," tegas suami dari Dian Karina ini. Walau optimis, namun Nyoman Yoga menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang berlaku. "Saya tipe orang yang selalu optimis jika mengerjakan sesuatu, tapi karena jabatan eselon satu itu jabatan politik, maka saya serahkan sepenuhnya pada mekanisme politik yang ada. Apapun hasilnya, sebagai warga negara dan ASN, saya harus menghormatinya," tandas Nyoman Yoga.
Sementara calon Dirjen Bimas Hindu lainnya I Nyoman Sueca saat dihubungi NusaBali masih enggan menanggapi soal dirinya yang masuk tiga besar calon Dirjen Bimas Hindu. "Maaf belum saatnya," kata Nyoman Sueca singkat. Sedangkan I Nengah Duija belum merespon sampai semalam. Nengah Duija merupakan sosok yang pernah mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu tahun 2020 lalu. Bahkan saat itu dia juga masuk tiga besar. *k22
“Alhamdulillah, seluruh tahapan seleksi sudah selesai. Hasil akhir diumumkan oleh Panitia Seleksi total ada 17 peserta,” ujar Sekjen Kemenag yang juga Ketua Panitia Seleksi Nizar Ali, di Jakarta dalam rilis yang terpantau di website kemenag.go.id, Senin (15/8). Dijelaskan Nizar, ada enam formasi yang dibuka pada seleksi Eselon I Kementerian Agama tahun 2022.
Keenam formasi itu adalah Inspektur Jenderal, DIrektur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, Dirjen Bimas Hindu, Dirjen Bimas Buddha, Kepala Badan Litbang dan Diklat, serta Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan. “Masing-masing formasi ada tiga nama calon terpilih, kecuali Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan hanya dua calon terpilih,” terang Nizar.
Nama calon Pejabat Pimpinan Tinggi Madya ini, kata Nizar, sudah diajukan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas selaku Pejabat Pembina Kepegawaian kepada Presiden Republik Indonesia. Tahap selanjutnya adalah menunggu ditetapkan calon terpilih oleh presiden.
Informasi yang dihimpun NusaBali, tiga besar calon Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI ini berasal dari sejumlah latar belakang. I Nengah Duija merupakan mantan Rektor IHDN Denpasar (kini UHN IGB Sugriwa) periode 2013-2017. Nengah Duija adalah lulusan Sastra Bali Universitas Udayana dan S-3 Kajian Budaya Unud. Guru besar kelahiran Bangli ini sebelumnya juga sempat mencalonkan diri menjadi Dirjen Bimas Hindu bersaing dengan Tri Handoko dan Prof IB Raka Suardana.
Sementara I Nyoman Sueca merupakan guru besar UHN IGB Sugriwa yang dikukuhkan 25 Mei 2022. Sebelumnya, pria asal Desa Lodtunduh ini mengawali menjadi PNS di Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram. Selanjutnya, I Nyoman Yoga Segara yang merupakan Guru Besar Antropologi lulusan Universitas Indonesia (UI). Dia saat ini fokus melakukan kajian tentang Hindu Nusantara ke beberapa pelosok Indonesia.
Guru besar yang dikukuhkan 22 Februari 2022 tersebut memaparkan orasi ilmiahnya tentang Hindu Alukta. Putra asal Banjar Tengah, Kecamatan Serangan, Denpasar Selatan ini belum lama juga meneliti tentang Hindu di Maluku. Dia mengawali karir PNS di Kementerian Agama RI sejak 1999. Sebelum menjadi dosen dan Wakil Rektor di UHN IGB Sugriwa, Nyoman Yoga sempat menjadi Widyaiswara Madya di Pusdiklat Tenaga Administrasi dan Peneliti Sosial-Kemasyarakatan di Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama.
Saat dihubungi, I Nyoman Yoga Segara mengatakan pencapaian masuk tiga besar merupakan pencapaian besar yang patur disyukuri. "Perasaan saya lega, karena usaha dan kerja keras selama lebih dua bulan terbayarkan. Pencapaian masuk tiga besar, bagi saya merupakan pencapaian besar yang harus saya syukuri," ujar Nyoman Yoga, Senin kemarin. Pria kelahiran Serangan, 5 Juli 1974 ini tertarik mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu karena ingin berkontribusi lebih besar bagi umat Hindu di Indonesia. Dia pun, telah menyiapkan banyak program dan kebijakan jika kelak terpilih.
"Tetapi program dan kebijakannya tetap terukur, karena harus mengacu pada Renstra Kementerian Agama RI 2020-2024. Namun, program strategis realistis yang bisa direalisasikan dalam jangka pendek maupun menengah antara lain, tata kelola manajemen SDM dan lembaga Ditjen Bimas Hindu sehingga dapat menjadi aparatur negara yang melayani dan berintegritas," terang Nyoman Yoga.
Kemudian memperkuat dan mempercepat program prioritas Kementerian Agama RI. Misalnya mengenai Tahun Toleransi, Moderasi Beragama, Transformasi Digital, Religiosity Indeks dan lain-lain. Melakukan harmonisasi kehidupan keagamaan baik intern maupun ekstern yang dilakukan bersama mitra dan partner kerja, yaitu lembaga keagamaan, ormas Hindu dan terutama PHDI dari pusat hingga daerah.
Peningkatan akses pendidikan bagi umat Hindu yang berada di wilayah 3T (Daerah terdepan, terpencil dan tertinggal) dan umat Hindu lokal seperti, Hindu Tolotang dan Hindu Alukta (Sulawesi Selatan), Hindu Karo (Medan), Hindu Dayak (Kalimantan) Hindu Nuaulu, Pulau Buru, dan Pulau Kei (Maluku), Hindu Tengger, Bromo (Jawa) serta umat Hindu kurang mampu lainnya.
Selanjutnya meningkatkan status dan kualitas pendidikan tinggi untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional, menyusun kebutuhan dan kebijakan berdasarkan penelitian dan pengembangan di perguruan tinggi serta melakukan pilot project pendirian Pasraman Formal di tiap provinsi, di mulai dari Bali. Lalu berkolaborasi dengan swasta dan instansi pemerintah terkait akselerasi penguatan ekonomi keumatan.
Bersinergi dengan para donatur dan tokoh di tiap provinsi untuk mewujudkan Gerakan Filantropi Hindu, bersinergi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat dan memberikan dukungan terhadap keberadaan umat Hindu serta meningkatkan literasi budaya, kearifan lokal, dan agama melalui publikasi dan digitalisasi.
"Semua program dan kebijakan itu dilakukan dengan semangat bersinergi dan berkolaborasi," tegas suami dari Dian Karina ini. Walau optimis, namun Nyoman Yoga menyerahkan sepenuhnya kepada mekanisme yang berlaku. "Saya tipe orang yang selalu optimis jika mengerjakan sesuatu, tapi karena jabatan eselon satu itu jabatan politik, maka saya serahkan sepenuhnya pada mekanisme politik yang ada. Apapun hasilnya, sebagai warga negara dan ASN, saya harus menghormatinya," tandas Nyoman Yoga.
Sementara calon Dirjen Bimas Hindu lainnya I Nyoman Sueca saat dihubungi NusaBali masih enggan menanggapi soal dirinya yang masuk tiga besar calon Dirjen Bimas Hindu. "Maaf belum saatnya," kata Nyoman Sueca singkat. Sedangkan I Nengah Duija belum merespon sampai semalam. Nengah Duija merupakan sosok yang pernah mengikuti seleksi calon Dirjen Bimas Hindu tahun 2020 lalu. Bahkan saat itu dia juga masuk tiga besar. *k22
Komentar