KONI Buleleng Diminta Profesional
Gerak Jalan 45 Km, SMAN 1 Singaraja Batal Juara I
Setelah pengumuman pemenang ditempel, ditemukan salah pengalian pada nilai regu SMKN Bali Mandara.
SINGARAJA, NusaBali
Keluarga besar SMAN 1 Singaraja kecewa. Karena tim gerak jalan 45 km dewasa putra andalan SMA ternama di Bali ini, batal jadi juara I lomba, serangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-77 itu. Mereka harus berbesar hati menerima keputusan panitia lomba setelah ditemukan kesalahan penghitungan nilai yang membuat tim SMAN 1 Singaraja di posisi juara II.
Sebelumnya, lomba gerak jalan 45 km dewasa putra digelar KONI Buleleng menyemarakkan HUT RI pada Sabtu (13/8) - Minggu (14/8). Pada Selasa (16/8) siang, KONI Buleleng sudah sempat mengumumkan pemenang lomba gerak jalan 45 km dewasa putra Juara I diraih SMAN 1 Singaraja, kemudian disusul Juara II SMKN Bali Mandara, Juara III Undiksha Singaraja, Harapan I SMKN 3 Singaraja, Harapan II SMAN 2 Singaraja dan Harapan III SMA Taruna Mandara,
Namun pada Selasa (16/8) malam, KONI Buleleng merevisi nilai karena ditemukan salah penghitungan pada regu SMKN Bali Mandara. Hal tersebut pun membuat SMAN 1 Singaraja bergeser dari posisinya sebagai Juara I menjadi Juara II.
Kepala SMAN 1 Singaraja Made Sri Astiti, Rabu (17/8) kemarin, mengatakan secara pribadi dirinya sangat mengerti kekeliruan penginputan data nilai yang kurang cermat, sehingga terjadi kesalahan. Hanya saja, pihak sekolah merasa kecewa saat KONI Buleleng mengambil keputusan pemenang dengan perhitungan nilai terakhir, yang membuat SMAN 1 Singaraja turun posisi ke juara II.
“Tadi kami juga sudah undang Ketua KONI Buleleng dan panitia datang ke sekolah untuk memberikan klarifikasi ke anak-anak. Karena ada klausul keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat. Kami menerima. Tetapi agar dicek kembali di pos-pos lainnya, harap dibuka lagi agar tidak ada kesalahan yang sama,” ucap Sri Astiti.
Mantan Kepsek SMAN 3 Singaraja ini pun mengaku saat ini akan berfokus untuk memulihkan psikologi anak dan menumbuhkan semangat mereka kembali. Dia berharap KONI Buleleng agar lebih profesional dalam penyelenggaraan lomba. Karena lomba gerak jalan 45 km merupakan ajang bergengsi di Buleleng.
Sementara itu, Ketua KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja menjelaskan kronologis kesalahan penghitungan nilai terjadi pada pos 13 di Pantai Lovina. Menurutnya, setelah pengumuman pemenang ditempel, ditemukan salah pengalian pada nilai regu SMKN Bali Mandara.
“Yang seharusnya 95 x 5 itu 475, tetapi juri menulisnya 425. Sehingga ada selisih yang berpengaruh pada hasil keseluruhan. Dengan penyesuaian itu total nilai SMKN Bali Mandara yang semula 887,76 menjadi 888,26. Sedangkan SMAN 1 Singaraja total nilai 888,23. Ada selisih nilai 0,03 saja antara juara I dan II,” papar Wiratmaja.
Persoalan itu diakui KONI Buleleng sebagai human error. Namun KONI Buleleng memutuskan untuk menetapkan juara dengan nilai terakhir, sebagai wujud transparansi penyelenggaraan. “Kami sudah memutuskan tetap menggunakan perhitungan terakhir yakni SMKN Bali Mandara sebagai juara. Fakta ini merupakan transparansi kami. Kami tidak mungkin berbohong, untuk menutupi kebohongan kecil yang akan berdampak hal lebih besar,” imbuh dia.
Wiratmaja pun mengakui sudah menyambangi SMAN 1 Singaraja untuk menginformasikan koreksi nilai dari panitia lomba. KONI Buleleng pun sudah sempat bertemu dengan Kepala Sekolah, guru pembina dan siswa yang ikut menjadi peserta gerak jalan. “Kami dengan segenap kerendahan hati memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Buleleng atas ketidaknyamanan ini,” kata Wiratmaja.
Mengantisipasi hal serupa kedepannya, KONI Buleleng berencana akan menyelenggarakan lokakarya khusus untuk teknis dan SDM yang akan dilibatkan dalam lomba gerak jalan. Lokakarya ini dimaksudkan untuk mencetak juri-juri yang memang handal dan profesional.*k23
Sebelumnya, lomba gerak jalan 45 km dewasa putra digelar KONI Buleleng menyemarakkan HUT RI pada Sabtu (13/8) - Minggu (14/8). Pada Selasa (16/8) siang, KONI Buleleng sudah sempat mengumumkan pemenang lomba gerak jalan 45 km dewasa putra Juara I diraih SMAN 1 Singaraja, kemudian disusul Juara II SMKN Bali Mandara, Juara III Undiksha Singaraja, Harapan I SMKN 3 Singaraja, Harapan II SMAN 2 Singaraja dan Harapan III SMA Taruna Mandara,
Namun pada Selasa (16/8) malam, KONI Buleleng merevisi nilai karena ditemukan salah penghitungan pada regu SMKN Bali Mandara. Hal tersebut pun membuat SMAN 1 Singaraja bergeser dari posisinya sebagai Juara I menjadi Juara II.
Kepala SMAN 1 Singaraja Made Sri Astiti, Rabu (17/8) kemarin, mengatakan secara pribadi dirinya sangat mengerti kekeliruan penginputan data nilai yang kurang cermat, sehingga terjadi kesalahan. Hanya saja, pihak sekolah merasa kecewa saat KONI Buleleng mengambil keputusan pemenang dengan perhitungan nilai terakhir, yang membuat SMAN 1 Singaraja turun posisi ke juara II.
“Tadi kami juga sudah undang Ketua KONI Buleleng dan panitia datang ke sekolah untuk memberikan klarifikasi ke anak-anak. Karena ada klausul keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat. Kami menerima. Tetapi agar dicek kembali di pos-pos lainnya, harap dibuka lagi agar tidak ada kesalahan yang sama,” ucap Sri Astiti.
Mantan Kepsek SMAN 3 Singaraja ini pun mengaku saat ini akan berfokus untuk memulihkan psikologi anak dan menumbuhkan semangat mereka kembali. Dia berharap KONI Buleleng agar lebih profesional dalam penyelenggaraan lomba. Karena lomba gerak jalan 45 km merupakan ajang bergengsi di Buleleng.
Sementara itu, Ketua KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja menjelaskan kronologis kesalahan penghitungan nilai terjadi pada pos 13 di Pantai Lovina. Menurutnya, setelah pengumuman pemenang ditempel, ditemukan salah pengalian pada nilai regu SMKN Bali Mandara.
“Yang seharusnya 95 x 5 itu 475, tetapi juri menulisnya 425. Sehingga ada selisih yang berpengaruh pada hasil keseluruhan. Dengan penyesuaian itu total nilai SMKN Bali Mandara yang semula 887,76 menjadi 888,26. Sedangkan SMAN 1 Singaraja total nilai 888,23. Ada selisih nilai 0,03 saja antara juara I dan II,” papar Wiratmaja.
Persoalan itu diakui KONI Buleleng sebagai human error. Namun KONI Buleleng memutuskan untuk menetapkan juara dengan nilai terakhir, sebagai wujud transparansi penyelenggaraan. “Kami sudah memutuskan tetap menggunakan perhitungan terakhir yakni SMKN Bali Mandara sebagai juara. Fakta ini merupakan transparansi kami. Kami tidak mungkin berbohong, untuk menutupi kebohongan kecil yang akan berdampak hal lebih besar,” imbuh dia.
Wiratmaja pun mengakui sudah menyambangi SMAN 1 Singaraja untuk menginformasikan koreksi nilai dari panitia lomba. KONI Buleleng pun sudah sempat bertemu dengan Kepala Sekolah, guru pembina dan siswa yang ikut menjadi peserta gerak jalan. “Kami dengan segenap kerendahan hati memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Buleleng atas ketidaknyamanan ini,” kata Wiratmaja.
Mengantisipasi hal serupa kedepannya, KONI Buleleng berencana akan menyelenggarakan lokakarya khusus untuk teknis dan SDM yang akan dilibatkan dalam lomba gerak jalan. Lokakarya ini dimaksudkan untuk mencetak juri-juri yang memang handal dan profesional.*k23
Komentar