Bali Ekspor Perdana Via Benoa
Ekspor pertama setelah 2,5 tahun sejak masa pandemi Covid-19
DENPASAR,NusaBali
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Bali Nusra bekerjasama dengan Kanwil Bea Cukai Nusa Tenggara unit kerja KPPBC (Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai) Tipe Madya Pabean A Denpasar melakukan kegiatan ekspor perdana pasca pandemic Covid-19, Selasa (16/8).
Ekspor ini merupakan yang pertama kali dari Pelabuhan Benoa, Bali di Denpasar setelah 2,5 tahun tidak ada ekspor-impor secara langsung keluar dari Bali melalui Pelabuhan Benoa.
Melalui PT Bali Sourcing Cargo ekspor kali ini terdiri dari komoditas furniture sebanyak 34 kontainer dengan tonase sebesar 312.430 KGS ke Vanuatu dengan perkiraan nilai devisa sebesar USD 136.056,11 atau Rp 2,02 miliar.
Ekspor yang pertama setelah 2,5 tahun sejak masa pandemi Covid-19 ini menjadi ‘istimewa’ karena bertepatan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77.
CEO Pelindo Sub Regional Bali Nusra, Ali Sodikin mengatakan pelepasan ekspor perdana ini diharapkan mampu menjadi pendorong bagi pelaku usaha lain untuk melakukan kegiatan ekspor secara langsung melalui Pelabuhan Benoa Bali. Sehingga dapat membantu Bali untuk “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ekspor perdana ke Vanuatu dari Pelabuhan Benoa ini,” ujar Ali.
Kata dia Pelindo terus berbenah dalam rangka meningkatkan jasa pelayanan kepelabuhanan. Selain dari sisi peti kemas, pihak Pelindo sedang menggalakkan kegiatan tourism dengan mendatangkan kapal pesiar dan yacht. Sehingga kata Alit, dampak ekonominya dapat dirasakan masyarakat Bali.
Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, Susila Berata menjelaskan ekspor perdana ini menjadi momentum terbukanya keran ekspor komoditas Bali melalui pelabuhan Benoa.
"Setelah puasa selama 2,5 tahun akhirnya Bali bisa melakukan ekspor langsung dari pelabuhan Benoa, ini merupakan pertanda bangkitnya komoditas ekspor Bali. Semoga ekspor komoditas lainnya seperti ekspor perikanan, kakao bisa langsung dari Bali, sehingga memberikan dampak langsung terhadap Bali," jelas Susila.
Owner PT Sourcing Cargo Bali, Surungan Novita Sibarani, menjelaskan, ekspor furnitur ke Vanuatu merupakan ekspor perdana yang langsung dari pelabuhan Benoa. Furniture yang diekspor ke Vanuatu yakni handicraft seperti patung, dan dan kerajinan khas Bali lainnya.
“Kami mengekspor furniture yang dibutuhkan Vanuatu untuk melengkapi akomodasi pariwisatanya. Vanuatu sedang melakukan pengembangan wisata,” ucap Novita.
Selama pandemi, Novita melakukan ekspor furnitur dan produk Bali lainnya melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan tujuan berbagai negara seperti ke Prancis.
“Selama ini kami ekspor melalui Surabaya, karena kapal ke pelabuhan Benoa masih terbatas sekali. Selanjutnya kami berharap bisa melakukan ekspor langsung dari Bali,” harap Novita.
Untuk diketahui sebelum pandemi Covid-19 perekonomian di Bali didominasi sektor pariwisata, tetapi pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali mulai terkontraksi hingga negatif karena adanya pandemi covid-19. Salah satu sektor yang berpotensi bisa berkembang untuk pemulihan eksonomi di Bali pada masa pandemi adalah sektor ekspor terutama barang kerajinan. *K17
Ekspor ini merupakan yang pertama kali dari Pelabuhan Benoa, Bali di Denpasar setelah 2,5 tahun tidak ada ekspor-impor secara langsung keluar dari Bali melalui Pelabuhan Benoa.
Melalui PT Bali Sourcing Cargo ekspor kali ini terdiri dari komoditas furniture sebanyak 34 kontainer dengan tonase sebesar 312.430 KGS ke Vanuatu dengan perkiraan nilai devisa sebesar USD 136.056,11 atau Rp 2,02 miliar.
Ekspor yang pertama setelah 2,5 tahun sejak masa pandemi Covid-19 ini menjadi ‘istimewa’ karena bertepatan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77.
CEO Pelindo Sub Regional Bali Nusra, Ali Sodikin mengatakan pelepasan ekspor perdana ini diharapkan mampu menjadi pendorong bagi pelaku usaha lain untuk melakukan kegiatan ekspor secara langsung melalui Pelabuhan Benoa Bali. Sehingga dapat membantu Bali untuk “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya kegiatan ekspor perdana ke Vanuatu dari Pelabuhan Benoa ini,” ujar Ali.
Kata dia Pelindo terus berbenah dalam rangka meningkatkan jasa pelayanan kepelabuhanan. Selain dari sisi peti kemas, pihak Pelindo sedang menggalakkan kegiatan tourism dengan mendatangkan kapal pesiar dan yacht. Sehingga kata Alit, dampak ekonominya dapat dirasakan masyarakat Bali.
Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, Susila Berata menjelaskan ekspor perdana ini menjadi momentum terbukanya keran ekspor komoditas Bali melalui pelabuhan Benoa.
"Setelah puasa selama 2,5 tahun akhirnya Bali bisa melakukan ekspor langsung dari pelabuhan Benoa, ini merupakan pertanda bangkitnya komoditas ekspor Bali. Semoga ekspor komoditas lainnya seperti ekspor perikanan, kakao bisa langsung dari Bali, sehingga memberikan dampak langsung terhadap Bali," jelas Susila.
Owner PT Sourcing Cargo Bali, Surungan Novita Sibarani, menjelaskan, ekspor furnitur ke Vanuatu merupakan ekspor perdana yang langsung dari pelabuhan Benoa. Furniture yang diekspor ke Vanuatu yakni handicraft seperti patung, dan dan kerajinan khas Bali lainnya.
“Kami mengekspor furniture yang dibutuhkan Vanuatu untuk melengkapi akomodasi pariwisatanya. Vanuatu sedang melakukan pengembangan wisata,” ucap Novita.
Selama pandemi, Novita melakukan ekspor furnitur dan produk Bali lainnya melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan tujuan berbagai negara seperti ke Prancis.
“Selama ini kami ekspor melalui Surabaya, karena kapal ke pelabuhan Benoa masih terbatas sekali. Selanjutnya kami berharap bisa melakukan ekspor langsung dari Bali,” harap Novita.
Untuk diketahui sebelum pandemi Covid-19 perekonomian di Bali didominasi sektor pariwisata, tetapi pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Bali mulai terkontraksi hingga negatif karena adanya pandemi covid-19. Salah satu sektor yang berpotensi bisa berkembang untuk pemulihan eksonomi di Bali pada masa pandemi adalah sektor ekspor terutama barang kerajinan. *K17
Komentar