Lowongan Agrikultur di Inggris Raya Diminati Warga Bali
DENPASAR, NusaBali
Antusias masyarakat Bali menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI), khususnya di United Kingdom (UK) atau Inggris Raya, sangat besar.
Setidaknya minat ini terlihat dalam peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan oleh Kaori Academy Center (KAC) di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar pada Rabu (17/8).
Tak tanggung-tanggung, terdata 1.050 orang yang notabene adalah peserta pelatihan dari Lembaga pelatihan Kerja (LPK) Kaori Academy Center dari enam kabupaten se-Bali.
“Melalui peringatan HUT ke-77 RI, kami ingin memberi makna, kita lahir dan hidup di tempat indah. Kita harus mampu memerdekakan diri sendiri, terbebas dari tekanan, terbebas dari keputusasaan, dan dalam waktu sesingkat-singkatnya mereka menunjukkan potensi,” kata Direktur Utama Kaori Group, Ni Kadek Winie Kaori.
Kaori yang bertindak sebagai inspektur upacara menyebut para calon PMI ini sebagai pejuang keluarga dan melalui KAC yang dipimpinnya memfasilitasi untuk mendapatkan penempatan kerja di mancanegara. “Bukan hanya di UK saja, ke depan tujuan negara bervariasi yakni Jepang, Jerman, hingga Amerika untuk hospitality,” ungkap Kaori. Bahkan untuk Jepang, Kaori menyebut banyak job yang menanti.
Sebelumnya KAC bekerjasama dengan PT Al Zubara Manpower Indonesia Cabang Bali dan LPK Tirta International College (TIC) Bali sudah memberangkatkan 104 warga Bali ke UK untuk bekerja di sektor agrikultur atau perkebunan buah-buahan. “Kami juga membuka kesempatan kepada para PT yang memiliki tempat atau job bagi kandidat-kandidat kami,” kata Kaori.
Menepis kasus tenaga kerja ilegal atau telantar di negara tujuan, Kaori menegaskan bahwa lembaga yang didirikannya sebagai lembaga yang sah. “Kami mengantongi izin Dinas Tenaga Kerja di masing-masing kabupaten yang memberikan SOP pelatihan dan pendidikan sesuai prosedur,” tegas Kaori.
Setelah pengiriman 104 calon PMI pada bulan Juli lalu, Kaori pun menyatakan bahwa setiap bulan dilakukan pengiriman. “Semua kandidat harus berangkat, karena itu tujuannya,” kata Kaori.
Namun sebelum berangkat, para kandidat akan ditempa selama tiga bulan untuk mengikuti pelatihan di masing-masing kabupaten/kota. Pelatihan meliputi kursus bahasa Inggris intensif class, pelatihan pra interview dengan native speaker, pelatihan financial management, hingga pelatihan bela diri.
Impian bekerja di Eropa dengan pendapatan menggiurkan sendiri menjadi alasan para kandidat. Seperti diungkapkan oleh Kadek Novi. “Saya punya mimpi besar bekerja di luar negeri, dan secara pribadi memilik UK,” kata jegeg asal Lovina, Buleleng ini.
Alasan pendapatan dinilai sebagai pendorong bagi lulusan Monarch Singaraja ini. “Tidak ada kata gengsi kerja di agrikultur. Satu hari bisa dapat Rp 2 juta, sedangkan di Bali sebulan baru dapat Rp 2 juta,” ujarnya.
Pendapatan yang menjanjikan juga menjadi alasan pemuda asal Kubu Karangasem, I Made Agus Ariadi dan Eddy Hendra. “Saya ingin kerja ke UK untuk membantu keluarga juga,” kata Ariadi diamini rekan satu daerahnya, Eddy Hendra. *mao
Komentar